Pos Terkait
-
Sejarah Berdirinya Perguruan Bela Diri “Tenaga Dalam” di Indonesia
Sekitar tahun 1990, saat di bangku SMA, saat itu sedang marak-maraknya perguruan bela diri tenaga dalam di Indonesia. Banyak teman-teman sekelas yang ikutan Satria Nusantara, Kateda, Merpati Putih, dll. Saya mengamati adanya persamaan Jurus antara Satria Nusantara dan Kamasha Margaluyu, sama-sama 10 jurus dan mirip, cuma beda-beda dikit. Juga ada persamaan jurus antara PPS Sin …
-
Mengkritisi Komentar Sekjen MUI Jabar Tentang Masalah Hikmatul Iman
Berdasarkan berita dari Pikiran Rakyat yang secara sepihak menyatakan kesesatan Hikmatul iman. Jika kita amati dengan seksama, terdapat kelemahan dalam pernyataan Sekum tersebut yang menyatakan bahwa paham-paham yang dibawa “Hikmatul Iman” terindikasi sesat, karena beliau juga belum pernah melakukan konfirmasi apapun terkait fitnah yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggungjawab kepada Pendiri Hikmatul Iman. Hal ini juga …
-
Siapa Sih Kang Dicky Zainal Arifin Itu?
Dicky Zainal Arifin atau lebih dikenal dengan Kang Dicky ini adalah Guru Utama sekaligus pendiri Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman Indonesia yang sudah dipimpinnya selama 27 tahun. Sejak bulan April 2016 lalu, LSBD HI sudah bertransformasi dalam wadah yang lebih global bernama Lanterha The Lemurian Meditation. Kang Dicky juga merupakan pembina dari Komunitas Kumara yang bergerak di …
-
Generator Tanpa Bahan Bakar – Antara Bantahan dan Kenyataan
Satu diantara temuan yang sangat menarik yang bisa diinformasikan pada Akang-Teteh pembaca blog adalah Generator Tanpa Bahan Bakar (GTBB) yang dibuat oleh Kang Dicky Zainal Arifin (KDZA). Alat ini disebut tanpa bahan bakar, karena setelah dihidupkan, alat ini akan terus bekerja terus terusan tanpa perlu ditambahkan bahan bakar tambahan lagi. GTBB ini sangat murah, ramah …
-
Maksud Hati HIW Mau Mencibir GTBB, Apa Daya Data Tidak Akurat & Tidak Sesuai Fakta
Ternyata para admin tim HIW terbukti memang belum pernah melihat dari dekat dengan mata kepala sendiri. Data mereka baru sebatas info-info online dari youtube, twitter, dan facebook saja. Selama ini, yang mereka lakukan adalah membenturkan fakta yang ada dengan berbagai teori yang mereka copy-paste dari sumber-sumber yang menurut mereka kompeten. Sayangnya, para narasumber teori-teori canggih ini pun …