Ide mengenai ditemukannya bukti peradaban di Gunung Sadahurip menimbulkan polemik. Saat inipun banyak pro kontra di antara orang-orang yang dianggap ahli sejarah kalangan akademik. Wajar, karena catatan sejarah mengenai peradaban leluhur Nusantara yang bernama Lemurian, belum pernah ada di kurikulum pendidikan sejarah. Tanggapan positif mengenai bukti peradaban ini justru lebih banyak muncul dari ilmuwan barat. Piramida Sadahurip beberapa kali muncul dalam tayangan Ancient Alien di History Channel.
Salah satu budayawan yang banyak berbicara mengenai Piramida Sadahurip adalah Kang Dicky Zainal Arifin. Beliau bahkan mengatakan tentang adanya prasasti di Sadahurip yang ditulis oleh nenek moyang bangsa Indonesia yang berbudaya tinggi puluhan tahun yang lalu dengan aksara Lemurian yang usianya jauh lebih tua dari huruf Palawa dan Sangsekerta.
Penjelasan Kang Dicky Mengenai Sadahurip
Ketertarikan pada kehidupan lampau sebetulnya adalah ketertarikan seluruh umat manusia, karena manusia sebelumnya diceritakan tentang sebuah teori yang katanya manusia itu berasal dari kera dan banyak yang percaya. Saya tidak percaya manusia berasal dari kera, kalau anda mau percaya ya silahkan, itu pilihan anda. Tapi kita juga harus membuktikan bahwa manusia tidak berasal dari kera. Ada seorang ilmuwan yang mengatakan bahwa manusia itu adalah evolusi dari hewan berbulu yang sekarang dikenal dengan yang mananya monyet atau kera. Dan terus terang saya benar-benar meragukan teori itu.
Apabila kita bicara teori tentang asal usul manusia, berarti kita harus melihat jauh ke belakang, asal usul dari dunia itu sendiri. Asal-usul tentang bagaimana manusia itu mampu mengerjakan sesuatu, membuat sesuatu, berkarya, dan bertahan hidup. dan bagaimana manusia itu mampu membuat adab dan akhirnya beradab lalu akhirnya membuat peradaban. Banyak orang yang percaya bahwa peradaban masa lalu itu tidak primitif. Dan saya adalah salah satu yang percaya bahwa masa lalu itu tidak seprimitif yang orang kira. Dan salah satu bukti bahwa masa lalu itu tidak primitif dari berbagai penelitian yang kami lakukan itu membuktikan bahwa masa lalu itu benar-benar sangat modern. Masa lalu itu sudah mengenal apa yang namanya antigravitasi, masa lalu itu sudah mengenal apa yang namanya Wimana.
Wimana itu adalah alat yang membantu manusia untuk menolak adanya gravitasi bumi. Dan itu sudah dikenal, hanya mengapa itu seolah-olah menjadi hilang?
Dan ketika kita menelusuri peradaban-peradaban dan sisa-sisa peradaban yang ada di Indonesia, kita akan menemui banyak sekali bangunan-bangunan yang bentuknya terlihat seperti gunung. Terlihat itu seperti alami padahal itu tidak alami. Itu adalah bangunan yang dibuat oleh manusia. Bangunan yang dibuat oleh tangan-tangan yang memiliki peradaban yang sangat dahsyat dan luar biasa. Misalnya ini satu contoh di Gunung Padang.
Kita tahu bahwa orang menyebut itu adalah gunung padang. Tapi saya pribadi tidak menyebut itu adalah Gunung Padang. Saya menyebut itu adalah Gedung Padrang karena dari bentuk bangunan dan bentuk tumpukan batuan yang ada di sana adalah dibuat oleh manusia, meskipun memang batuannya ada yang alami tapi saya yakin kandungan besi yang ada di batu-batuan yang ada di Gunung Padang ini sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 40% dari batu-batuan yang normal.
Dan kemudian ketika kita mencari lagi ke tempat yang lain, misalnya di satu tempat yang bernama Munjul ini. Di sana ada sebuah anomali magnetik yang sangat kuat, sebagaimana anomali magnetik yang ada di Gunung Padang. Itu benar-benar luar biasa. Karena anomali ini membuktikan bahwa masa lalu itu tidak sesederhana yang orang kira. Apabila kita mengetahui bahwa masa lalu itu memiliki jawaban dari semua krisis yang ada sekarang mungkin orang tidak akan mencari ke mana-mana. Karena jawaban itu sudah ada di kita. Contohnya ini, ini adalah anomali magnetik yang ada di Bukit Munjul. Apabila kita perhatikan batu yang ada anomali magnetik ini saya yakin tadinya batu ini berbentuk bulat, dan kemudian ketika kita melihat anomali magnetik yang tadi, itu membuktikan sebuah teknologi yang sangat luar biasa dan sudah mengenal magnet.
Kemudian kita beralih ke Sadahurip. Ini adalah gunung yang benar-benar berbentuk piramida, dan di sana ada sebuah prasasti dan prasasti ini sedang kami gali lagi, bisa dilihat di sini, masyarakat di sana sudah menemukannya jauh-jauh hari sebelumnya tapi mereka tidak mengumumkannya kepada dunia. Bisa dilihat di sini ada sebuah prasasti atau tulisan yang dibuat berdasarkan huruf Lemurian. Sebuah huruf yang sangat kuno dan jauh lebih kuno daripada huruf-huruf yang ada dan orang-orang sekarang ketahui. Orang tahunya huruf yang paling tua adalah aksara Palawa atau Sangsekerta, tapi sebetulnya ada huruf yang jauh lebih kuno, namanya huruf Lemurian, dan itu bisa ditemukan pada prasasti ini. Huruf-huruf ini tadinya sangat jelas, dan ketika ditemukan itu memancarkan cahaya, dan kemudian si logam-logam yang bisa memancarkan cahaya yang terbuat dari emas itu dicungkili oleh penduduk.