Sejak kecil hingga sekarang, saya memang penggemar Sepak Bola. Karena dari kecil hidupnya nggak pernah jauh dari Bandung, tentu saja saya sangat mengidolakan PERSIB Bandung. Apalagi dulu sempt mengalami masa-masa kejayaan Ajat Sudrajat, Robby Darwis, Adeng Hudaya, Iwan Sunarya, dan kiper Sobur. Hingga sekarang pun saya tetap konsisten sebagai bobotoh Persib. Untuk level timnas kelas dunia, saya jadi mengidolakan timnas Inggris sejak jama Piala Dunia 86-90, jamannya Garry Lineker, Peter Shilton, Tony Adams dkk. Berlanjut ke Euro 96 jaman David Seaman, Paul Gascoigne, Darren Anderton, David Platt, hingga duet ujung tombak Shear-Sheringham. Masih penggemar Inggris hingga jaman David Beckham cs. Astaghfirullah … gara-gara bahas beginian, ketahuan dech jadulnya saya, ha ha ha…. 😀
Nah, ceritanya beberapa hari yang lalu, saya nonton partai final Euro 2016 yang mempertemukan Portugal vs Perancis. Hasilnya kita udah sama-sama tahu toch kalo Portugal keluar sebagai pemenang.
Meskipun Portugal seringkali disebut-sebut sebagai Brazil-nya Eropa, dan meskipun saat kecanduan games Championship Manager saya mengidolakan Luis Figo yang posisinya sama-sama di Right Mildfielder kayak David Bekham, saya bukan pendukung Portugal. Tapi entah kenapa, setelah timnas Inggris selalu jeblog di Piala dunia hingga Piala Eropa kemarin, di partai final tersebut, saya malah empati sama Christiano Ronaldo cs. Mungkin ada rasa gondok juga sih gara-gara Islandia yang sebelumnya menjungkirkan Inggris kok malah dibantai abis-abisan dengan skor 5-2 oleh tuan rumah Perancis.
Nah, berikutnya yang saya omongin adalah analisis cocoklogi kenapa Portugal bisa juara dan apa kaitannya dengan bisnis dan pekerjaan yang kita jalankan sehari-hari ….
(1). KEBERUNTUNGAN ITU DICIPTAKAN
Berada di grup F bersama Hongaria, Islandia, dan Austria, Portugal justru lolos ke fase 16 besar dengan hanya membukukan 3 poin, alias 3x seri. Artinya, udah hampir nggak lolos tuch….. Inilah keberuntungan pertama.
Di fase 16 besar, Portugal menghadapi Kroasia, yang sebelumnya menduduki peringkat pertama grup D, di atas Spanyol, malah Kroasia keok oleh Portugal dengan skor 0-1. Assemnya, gol kemenangan tersebut dicetak 3 menit menjelang bubaran pertandingan di masa tambahan waktu. GENDENG! Inilah keberuntungan kedua.
Lolos ke perempat final, Portugal ditakdirkan melawan Polandia. Sempat tertinggal 0-1 oleh goal Lewandowski, akhirnya Portugal menyamakan kedudukan di menit ke-33 dengan goal Renato Sanchez. Karena sampai perpanjangan waktu gak ada yang menang, akhirnya lanjut ke babak penalti. Beruntungnya lagi, Ronaldo cs berhasil memenangkan adu penalti 5-3. Inilah keberuntungan ketiga.
Masuk ke Semifinal, Christiano Ronaldo bertemu dengan rekan setimnya di Real Madrid, Gareth Bale cs, yaitu Wales. Baiklah, disini Portugal memang benar-benar berjuang. Alhasil, Ronaldo dan Nani berhasil mencetak masing-masing 1 gol dan mengantarkan negaranya lolos ke babak Final.
Nah, di Final, Portugal bertemu dengan tim tuan rumah yang dijagokan juara, yaitu Perancis. Dengan rentetan kemenangan Perancis di laga2 sebelumnya, tentu Perancis diunggulkan jadi juara. Nyatanya, justru malah keok, walaupun Portugal harus ditinggal oleh Christiano Ronaldo pada menit ke-25 karena cedera. Hasilnya? Heran, tanpa Ronaldo, Portugal malah JUARA. Hufh! Inilah keberuntungan keempat.
Berdasarkan rentenan kemenangan tersebut, wajar banget kalau banyak orang bilang bahwa Portugal juara karena “KEBERUNTUNGAN”. Sampai-sampai ada orang yang berseloroh “Tim ini mengajarkan bahwa keberuntungan adalah salah satu kunci dalam meraih sukses besar”
Pertanyaannya, apakah Akang-Teteh percaya dengan keberuntungan?
Seperti dikatakan oleh Bong Chandra dalam bukunya, The Science of Luck, Keberuntungan itu bisa diciptakan. Dia juga pernah mengatakan bahwa, “Menang 1x itu kebetulan. Menang 2x itu keberuntungan. Menang 3x itu kemampuan”
Artinya, keberuntungan memang bisa diciptakan. Masalahnya, kita bahkan sering nggak tau caranya. iya khan?
Di tim Portugal misalnya. Kita nggak pernah tahu apa yang terjadi dalam “belief system” dan mental para pemain Portugal beserta semangat yang diusung oleh pelatihnya. Yang bisa kita saksikan, cuma skill para pemain dan permainannya di lapangan. Sementara sukses itu katanya ditentukan 80% oleh mental, sisanya baru skill. Nah lho?
Lantas, apa hubungannya dengan bisnis?
Coba cek keyakinan dan mental Akang-Teteh dalam menjalankan bisnis, apakah Akang-Teteh yakin bahwa bisnis yang Anda bangun saat ini suatu saat akan menjadi besar bahkan memilki aset triliyunan? Atau jangan2 gak pernah kebayang sama sekali? Pernahkah Akang-Teteh mensetting mental kaya dalam bisnis Akang-Teteh? dst….
Mari kita renungkan bersama …
(2). JANGAN HANYA MENGANDALKAN SOSOK TERTENTU
Coba Akang-Teteh tonton ulang pertandingan Portugal vs Perancis malam itu di Youtube. Semenjak Christiano Ronaldo keluar, justru pertandinan Portugal jadi lebih lepas. Gak ada ketergantungan sama sosok tertentu. Anehnya, permainan kaya gini justru yang mengantarkan mereka jadi juara. Komentator pertandingan pun justru ragu dan sempat berseloroh, “Kalau Ronaldo main sampai akhir, kayanya belum tentu Portugal juara, hehehe”
Begitupun dalam bisnis. Jangan pernah bergantungan pada sosok tertentu. Mungkin awal-awal Akang-Tetelh lah yang memiliki peran penting dalam keberlangsungan bisnis yang Akang-Teteh jalankan. Akang-Teteh lah otak dan foundernya. Tapi ingat, akang-Teteh sedang membangun bisnis, bukan menjalankan bisnis. Artinya, suatu saat HARUS Akang-Teteh tinggalkan. Maka mau nggak mau, Akang-Teteh harus buat SISTEM yang tidak bergantung pada siapapun. Inilah awal dari kunci keberlangsungan bisnis tanpa kehadiran Akang-Teteh…
Jadi, coba cek bisnis Anda sekarang, apakah masih ketergantungan sama Akang-Teteh? Nah lho…
Kalau masih, artinya Akang-Teteh belum sepenuhnya MEMBANGUN bisnis, karena Anda masih MENJALANKAN bisnis. Bahasa kerennya Robert Kiyosaki sih, masih ada di kuadran kiri.
Sesekali, tinggalkan saja bisnismu. Buat sistem dan ujicoba segera. Sama seperti tim Portugal yang ketika ditinggal Ronaldo malah juara. Okey?
(3). FLEKSIBILITAS STRATEGI
Banyak orang berkomentar, strategi yang diterapkan oleh pelatih Portugal sangat monoton. Bahkan cenderung membosankan. Apakah Akang-Teteh setuju?
Kalau Saya sih “YES”, setuju banget. hehe… Tapi kita bisa ambil pelajaran dari strategi yang ia canangkan. Sama seperti pelatih berkebangsaan Portugal lainnya, Jose Mourinho, yang taktik “parkir bis-nya” seringkali membawa penampilan monoton, tapi anehnya juaranya banyak! Kecuali saat mimpin Chelsea di Liga Inggris musim kemarin tentunya, he he…
Itu persis seperti dalam bisnis. Akang-Teteh harus tahu, GOAL Akang-Teteh apa? Apapun goal yang Akang-Teteh canangkan, pastikan Akang-Teteh dapat meraihnya dengan berbagai strategi dan taktik.
Tak peduli Anda dibilang “ngirit”, tapi kalau goal Akang-Teteh adalah Cashflow yang Sehat, kenapa tidak?
Tak peduli Akang-Teteh dibilang “lila teuing”, tapi kalau goal Akang-Teteh adalah Bisnis yang Kuat, kenapa tidak? Tak peduli Akang-Teteh dibilang “jadul”, tapi kalau strategi tersebut bisa mendekatkan Anda pada goal Anda, kenapa tidak?
Intinya, strategi yang Akang-Teteh gunakan dalam bisnis dan mengelola organisasi harus fleksibel, jangan kaku. Yang harus kaku itu goalnya, bukan strateginya. Kebayang?
Dan terakhir, sebelum analisis ini beukti ngacapruk teu puguh, kita sama-sama nggak bisa pungkiri bahwa keberadaan CR7 di atas lapangan sangat menentukan. Walaupun udah keluar dan digantikan sama Quaresma, tapi di samping lapangan dia udah kaya pelatih yang gak berhenti teriak menyemangati rekan timnya, meski dengan kaki terpincang-pincang nahan sakit. Inilah yang disebut LEADERSHIP….
Dalam bisnis pun begitu. Seperti kata John Maxwell, “Level Bisnis Anda tak akan bertumbuh melebihi level leadership yang Anda miliki”.
Pertanyaannya, bagaimana leadership kita dalam memimpin perusahaan atau organisasi? Ini yang perlu direnungkan…
Eh, ternyata panjang juga ya tulisan ini?
Last but not least, semoga analisis sotoy saya ini bermanfaat…
Tentu kalau bermanfaat, silahkan di-share …