Judul tulisan di atas saya temukan di google. Saya kutip pernyataan blog tersebut ya :
Kisah Rasulullah Saw dan Pengemis Yahudi Buta itu Hadits Palsu. Kisah yang menunjukkan keluhuran budi pekerti (akhlak) Nabi Muhammad Saw itu tidak diketahui asal-usulnya. Tidak ada satu kitab hadits pun yang memuatnya, kecuali kitab-kitab tentang hadits palsu.
Secara logika pun, kisah tersebut tidaklah masuk akal. Tidak mungkin para sahabat membiarkan pengemis Yahudi buta itu dibiarkan berkata “Muhammad adalah pembohong, orang gila, dan tukang sihir”, sedangkan Madinah saat itu sudah dikuasai umat Islam dan Rasulullah Saw menjadi orang yang paling dihormati dan disegani sebagai utusan Allah, pemimpin kaum Muslim, dan pemimpin Kota Madinah saat itu.
Hal tidak masuk akal lainnya, misalnya, disebutkan Rasulullah menyuapi makanan kepada Yahudi buta itu “langsung dari tangannya”. Apa ini masuk akal?
Benarkah Kisah Rasulullah dan Pengemis Buta tersebut tidak masuk akal? Kalau menurut saya pribadi sih tentu saja sangat masuk akal. Rasulullah adalah prototype manusia Rahmatan lil alamin… Rasulullah seorang yang berbudi pekerti luhur yang senantiasa menebar kasih sayang pada sesama manusia. Ini merupakan teladan Rasul yang menggambarkan betapa tolerannya beliau pada “manusia kurang ajar” yang berbeda keyakinan.
Menafsirkan hadits memang tidak mudah, begitu juga untuk membedakan mana hadits yang shahih dan mana hadits yang palsu, mana yang benar-benar bersumber dari Rasulullah dan mana yang bersumber dari orang-orang yang punya kepentingan politik dan kekuasaan jauh-jauh hari setelah Rasulullah wafat. Bukankah penulisan hadits-hadits tersebut baru dimulai 200 tahun setelah Nabi wafat?
Mungkin juga mereka lupa bagaimana sikap Rasulullah saat dilempari dengan batu kotoran unta oleh Kaum Quraish yang menolak ajaran beliau.
Mungkin, orang-orang yang beda pendapat tersebut menginginkan teladan perilaku Rasulullah itu bisa menunjang pembenaran-pembenaran perbuatan intoleran yang mereka lakukan saat ini yang berhubungan dengan kepentingan politik. Saat ini pembenaran atas nama agama memang semakin marak terjadi.
Ah, semoga saja kita semua termasuk golongan orang-orang yang menegakkan ajaran Rasulullah yang hakiki.