Claudio Lizama (Cile),
Badboy from Bandung. Begitulah tulisan tentang Lizama di cover sebuah album kompilasi Viking Persib club. Dengan postur yang tidak terlalu tinggi, Lizama mampu menjadi komando lini belakang Persib. Bersama Alejandro Tobar dan Rodrigo Sanhueza, Lizama bergabung di putaran kedua Liga IX tahun 2003. Anting di telinga kiri, bermain dengan rock ‘n roll diantara il capitano Dadang Hidayat dan Suwandi H.S di lini belakang, orang yang selalu berada di garis depan ketika terjadi keributan, dan salah satu anggota penyelamat play off degradasi di Solo. Once badboy still badboy, senor.
Alejandro Tobar (Cile),
Classic number 10, trequartista, pembagi bola terbaik di kota ini tahun 2003-2004. Bermain di Persib selama satu setengah musim, Tobar merupakan salah satu orang yang paling krusial ketika menyelamatkan Persib dari ancaman degradasi di tahun 2003. Setelah Adjat Sudrajat, Tobar lah representasi orang yang layak menggunakan nomor 10. 15 gol berhasil dibuat selama dia berada di Bandung. Setelah Tobar hengkang, belum ada lagi pemain yang benar-benar sukses menggunakan nomor punggung 10. Playmaker, trequartista, the number 10 enhanche. Without him, football would be nowhere as spectacular. Fantasistas, Tobar, we salute you!
Lepas dari Persib Bandung, Tobar hijrah ke PSMS Medan. Di Medan pun Tobar memberikan kontribusi positif bagi timnya. Saat artikel ini disusun, saya belum menemukan gosip baru lagi tentang Tobar. Tapi mungkin saja sudah tidak aktif bermain karena usia emas produktifnya sudah lewat.
Rodrigo Lemunao (Cile),
Julio Lopez (Cile),
Didatangkan secara kontroversial dari PSIS Semarang ketika dia sedang menjadi pahlawan di Semarang, Lopez bisa menjadi tandem yang sangat baik untuk Alejandro Tobar di skuad Persib LI X tahun 2004. Lopez bertindak sebagai pemain yang sangat diharapkan ketika bola sedang berada di kakinya. Bobotoh seakan selalu berharap ada hal gaib yang bisa dilakukan Lopez ketika dia sedang menggoreng bola. Hanya pemain bagus yang bisa membuat penonton beranjak dari duduknya ketika bola berada di kakinya. Dan Lopez di musim itu bisa melakukan hal ini. Sayang dia hanya bertahan di Bandung setengah musim dengan produksi tujuh gol selama membela Persib. Lopez lalu menghilang dengan kabar yang tidak pernah orang tahu kebenarannya sampai saat ini. Datang dengan kontroversial, pergi dengan kontroversial juga
Rodrigo Sanhueza (Cile).
Pemain ini datang satu paket dengan Alejandro Tobar dan Claudio Lizama saat Juan Antonio Paez mulai menggantikan Marek. Meski selalu tampil ngotot, tapi pemain ini bukan tipe predator di kotak penalti lawan. Alhasil dia hanya bertahan satu musim di Persib Bandung.
Angelo Espinoza (Cile) ,
Christian Molina (Cile),
Osvaldo Moreno (Cile),
Patricio Jimenez (Cile),
Pato Jimenez, seorang bek stylish asal Chile. Bek yang lebih mengandalkan visi dalam bermain ketimbang otot. Seorang bek dengan kemampuan membaca permainan yang mumpuni. Sangat tenang ketika mengomandoi lini belakang. Saking tenangnya dia pernah dimaki habis-habisan oleh Tema Mursadat pada satu pertandingan. Saat itu Jimenez memberikan bola back pass kepada Tema padahal jarak dengan penyerang lawan amat sangat dekat. Pertukaran posisi dengan Suwitha Patha di area DM dan CB ketika pertandingan adalah salah satu permutasi terbaik yang pernah dimainkan tim ini. Jangan lupakan juga saat dia mengeksekusi penalti dengan memakai menutup mata saat adu penalti melawan Persijap Jepara. Saat itu ia terprovokasi oleh kiper Persijap. Untungnya penalti itu masuk. Sayangnya saat itu Persib kalah juga.