Menanti Hasil Racikan Roberto Carlos Mario Gomez

Menanti Hasil Racikan Roberto Carlos Mario Gomez

Setiap pelatih memang punya formasi favorit yang berbeda-beda. Indra M Thohir identik dengan 3-5-2. Dialah yang pertama kali menggunakan formasi ini di Persib, setelah pelatih sebelum-sebelumnya banyak menggunakan pola 4-3-3, Sejak awal datang ke Bandung, Gomes memang diprediksi akan memainkan pola favoritnya di 4-4-2 ini. Pola yang sebelumnya nyaris tidak pernah dipakai oleh Jajang Nurjaman. Janur lebih sering memainkan 4-2-3-1 dan 4-3-3. Pernah sih Janur memainkan 3-5-2 satu kali saat bertandang ke markas Semen Padang di musim 2014 lalu. Hasilnya tidak optimal, Persib menyerah 1-3. Telepas dari apapun polanya, sudah lama sekali kita tidak menemukan duet ujung tombak di tim Persib, apalagi yang setajam duet maut Peri Sandria – Dejan Gluscevic di Bandung Raya.

Apa saja hasil latihan polesan Mario Gomez setelah dua bulan lebih mengasuh anak-anak Persib? Perubahan posisi pemain adalah hal yang biasa dilakukan pemain. Gomez pun melakukan itu. Ada beberapa perubahan posisi pemain yang menarik. Wildansyah kembali ke posisi idealnya di Persib sebagai center back. Selepas dari Persib U19 dan masuk ke Persib senior, Wildansyah ditempatkan di wingback kanan dan kiri. Pada saat masih junior posisinya adalah center back atau libero.

Supardi Nasir ditarik lebih ke depan. Supardi memang punya naluri menyerang yang cukup tajam. Saat masih berduet dengan M. Ridwan di masa-masa emasnya, kolaborasi Supardi – M Ridwan ibarat Gary Neville – David Beckham di Manchester United.

Puja Abdulah dipindah ke belakang. Awalnya, Coach Janur menyiapkan Puja Abdullah sebagai pelapis Febri “Bow” Haryadi yang sering dipanggil ke timnas. Berarti nasibnya mirip dengan James Milner di Manchester City, dari gelandang kanan menjadi bek kiri. Milner melakukannya dengan baik, semoga Puja pun demikian.

Atep kembali ke gelandang kanan? Saat uji coba melawan Arema tanggal 18 Maret 2018 lalu, Atep masuk menggantikan Supardi Nasir. Gelandang kanan adalah posisi Atep saat di Persija dan di timnas asuhan Peter White.

In-Kyun ditempatkan sebagai tandem Ezechiel di depan. Meskipun sejatinya In-Kyun bukan sorang striker, namun permainan ngototnya rupanya diperlukan untuk mendampingi pemain lain yang memang berposisi sebagai ujung tombak. Mario Gomes memang berbabis 4-4-2. Pantaslah Gomes begitu keukeuh ingin mendatangkan striker asing tambahan hingga harus mengorbankan Essien. Ezechiel belum menunjukkan konsistensinya sebagai targetman. Di uji coba terakhir melawan Arema, dia bahkan gagal mengeksekusi penalti.

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *