Hingga saat ini, masih banyak yang mempertanyakan alasan PSSI, khususnya Pak Erik Tohir, memilih Patrick Kluivert sebagai pelatih. Apakah hanya karena Patrick yang bersedia hadir untuk wawancara saat itu, yang bertepatan dengan perayaan Natal, tanpa mempertimbangkan pengalaman Patrick terlebih dahulu? Dikatakan ada tiga calon pelatih yang tadinya diundang, tetapi hanya Patrick yang mau hadir wawancara di saat perayaan Natal, dan itu dianggap sebagai nilai plus. Apakah hanya karena itu?
Lantas, bagaimana nasib para pemain timnas, khususnya pemain lokal? Dikatakan ada tiga pemain lokal yang berpotensi terancam posisinya di Timnas Indonesia setelah Patrick menjadi pelatih baru. Ketika kemarin saya membuat video tentang pemecatan Shin Tae-yong, saya membaca beberapa komentar dari kalian yang meminta untuk dibuatkan analisis lebih lengkap dan daam.
Oleh karena itu, saya akan memenuhi permintaan kalian untuk membahas tentang Shin Tae-yong lagi yang berhubungan dengan pemecatannya. Berhubung juga ada beberapa update dari pemecatan Shin Tae-yong yang belum sempat saya jelaskan di video sebelumnya, jadi saya buat part dua ini sesuai dengan permintaan kalian. Polemik pemecatan Shin Tae-yong ini menuai banyak reaksi dari beberapa pihak, khususnya netizen Indonesia. Saat ini, saya melihat respon netizen sudah terbelah menjadi dua; ada yang setuju dengan keputusan Pak Erik Tohir selaku ketua umum PSSI untuk memecat Shin Tae-yong, tetapi ada juga yang tidak setuju karena terbukti kinerja Shin Tae-yong dalam memajukan sepak bola Indonesia sampai sejauh ini terlihat sangat baik.
Apalagi setelah mengetahui desas-desus mengenai siapa pengganti Shin Tae-yong selanjutnya. Sekarang sudah resmi, geng, ada pernyataan dari PSSI bahwa Patrick Kluivert adalah pengganti Shin Tae-yong, dan Pak Erik Tohir juga akhirnya bersuara mengenai alasannya memilih Patrick ini sebagai pengganti Shin Tae-yong. Semua pembahasannya akan kita rangkum di part dua kali ini, dan langsung saja kita bahas.
Masyarakat Indonesia, khususnya penggemar bola, dikejutkan dengan resminya Patrick Kluivertmenjadi pelatih timnas Indonesia. Beberapa hari lalu, setelah pemecatan Shin Tae-yong, mulai tersiar kabar bahwa yang menggantikannya adalah seorang legenda dari Belanda, Patrick Kluivert. Kabar ini pun bukan disuarakan oleh sembarang orang, geng, melainkan oleh seorang jurnalis olahraga Italia bernama Fabrizio Romano. Kabar mengenai olahraga sepak bola yang diberitakan oleh Fabrizio ini sudah pasti benar adanya, makanya ketika Fabrizio membuat update seperti itu, netizen Indonesia percaya dan langsung viral. Padahal, pernyataan dari PSSI atau otoritas sepak bola negara kita saja belum ada.
Setelah diviralkan oleh Fabrizio, sekarang hal tersebut bukanlah sebuah kabar lagi, geng, sebab PSSI sudah mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa Patrick Kluivert adalah kepala pelatih baru untuk Timnas Indonesia, khususnya untuk tim sepak bola senior. Pemberitahuan ini dibuat oleh PSSI di akun X-nya dan juga Instagram resminya. Namun, beda platform, beda juga reaksi dari netizennya. Jika kalian lihat di pemberitahuan PSSI yang ada di X atau Twitter, kebanyakan reaksi dari netizen cenderung negatif. Ada netizen yang mempertanyakan atas dasar apa Patrick jadi pelatih kepala, dan ada juga yang bilang kalau di babak pertama tidak bisa unggul lawan Australia, di babak kedua wajib pecat ganti pelatih. Pokoknya, netizen benar-benar tidak percaya sama Patrick ini. Wajar banget sih, meskipun reputasi dia sebagai pemain sangat mentereng, namun reputasi dia sebagai pelatih, apalagi pelatih timnas, sangat jauh dari harapan, apalagi pas dia megang timnas Curacao, hasilnya benar-benar kacau!
Sementara itu, di Instagram, banyak netizen yang justru menyambut kedatangan Patrick sebagai pelatih timnas Indonesia. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka percaya dengan Patrick selaku pelatih untuk bisa membawa Indonesia menjadi juara di setiap pertandingan, seperti keinginan seluruh masyarakat Indonesia. Namun, tetap saja, geng, di Instagram juga ada netizen yang masih merasa keberatan dengan Patrick sebagai pengganti Shin Tae-yong. Mungkin karena mereka menilai Patrick ini banyak kontroversinya, salah satunya adalah dia pernah jadi pelatih komunitas judol. Selain itu, untuk dua lawan Indonesia selanjutnya, dia ini pernah melatih sebuah tim dan kalah ketika melawan dua lawan Indonesia, salah satunya adalah Bahrain. Namun sejauh ini, geng, netizen benar-benar terpecah antara pro dan kontra.
Kira-kira, kalian ada di kubu yang mana, geng? Coba deh tinggalkan komentar di bawah. Sampai sekarang, masih banyak yang mempertanyakan alasan PSSI, khususnya Pak Erik, memilih Patrick Kluivert ini sebagai pelatih. Apakah hanya karena Patrick yang bersedia hadir untuk wawancara yang ketika itu berhadapan dengan hari raya Natal, tanpa mempertimbangkan pengalaman Patrick terlebih dahulu? Dikatakan ada tiga calon pelatih yang tadinya diundang, tetapi hanya Patrick yang mau hadir wawancara di saat perayaan Natal, dan itu dikatakan menjadi nilai plus. Apakah hanya karena itu?
Ternyata, Pak Erik Tohir membeberkan alasan kenapa dia memilih Patrick ini dalam sebuah wawancara di media Metro TV. Beliau menyebutkan bahwa PSSI sebenarnya memiliki beberapa opsi nama, ada sekitar 15 sampai 16 nama pilihannya. Pak Erik Tohir sendiri menyebutkan bahwa dalam memilih pelatih, tidak bisa hanya berdasarkan feeling saja, tetapi harus melihat berdasarkan program pelatihnya sendiri serta pemain yang baik. Kita kan memilih pelatih bukan karena feeling atau perasaan. Semua keputusan ini harus kita lihat berdasarkan program yang baik, pelatih yang baik, dan pemain yang baik. Ini harus menjadi satu kesatuan. Dari semua itu, PSSI mencoba untuk memprofiling semuanya, dan dari 15 itu, disortirlah menjadi lima, dan lima menjadi tiga. Dari tiga nama yang tersisa, Pak Erik Tohir menyebutkan bahwa harus diadakan sebuah wawancara untuk bisa menilai chemistry yang bisa terjalin baik antara calon pelatih kepada pemain maupun kepada PSSI sendiri sebagai federasi sepak bola Indonesia.
Pak Erik Tohir menyebutkan bahwa ketika wawancara, Patrick adalah orang yang memiliki kemauan dan keseriusan untuk melatih Timnas Indonesia. Kata Pak Erik Tohir, kemauan dan keseriusan dia ada. Dia juga melihat bahwa Patrick adalah asisten pelatih tim nasional Belanda. Selain itu, Pak Erik Tohir juga melihat Patrick berdasarkan pengalamannya di dalam dunia sepak bola, seperti salah satunya pernah menjadi asisten pelatih timnas Belanda. Patrick ini juga terbuka ketika PSSI menjelaskan kepadanya bahwa dia dipekerjakan bukan atas individual, tetapi sebagai tim. Namanya juga pelatih, dia harus berbaur dengan tim, bahkan untuk asisten pelatih yang nantinya akan bekerja sama dengan Patrick, itu bukan Patrick yang melakukan wawancara, tetapi Pak Erik Tohir sendiri. Ketika Pak Erik Tohir sudah memilih asisten pelatih, barulah Patrick yang mencocokkannya yang sesuai dengan dia, sehingga akan tercipta chemistry di antara mereka.
Ketika Pak Erik Tohir melihat bahwa Patrick ini memiliki leadership serta pengalaman yang bagus, Pak Erik Tohir memutuskan untuk mencoba mengontrak Patrick ini sebagai pelatih untuk Timnas Indonesia selanjutnya. Ketika Pak Erik Tohir ditanyakan, sebenarnya apa kriteria utama yang dicari oleh Pak Erik Tohir dari pengganti seorang Shin Tae-yong, Pak Erik Tohir menjawab bahwa dia mencari sosok yang bisa memanage locker room. Hal itu menjadi penting bagi Pak Erik Tohir karena mayoritas pemain timnas kebanyakan adalah pemain diaspora dari Belanda. Diharapkan akan ada chemistry yang lebih baik yang terbentuk di antara pelatih dan pemain nantinya. Jadi bisa dikatakan, dengan kata lain, mungkin Shin Tae-yong ketika berada di locker room itu tidak bisa ngobrol dengan pemain karena perbedaan bahasa, budaya, dan juga pemikirannya sudah berbeda.
Pak Erik Tohir juga mengakui bahwa ada berita dari Tutto Sport yang mengatakan bahwa dia akan memecat Shin Tae-yong dan mengambil pelatih dari Eropa. Memang benar, Pak Erik Tohir sendiri punya pilihan ingin mengambil pelatih dari Italia. Mungkin karena beritanya kemarin di Tutto Sport. Ini mungkin karena hampir tiga bulan yang lalu, saya pernah bicara dengan beberapa teman saya di Italia. Menurut Pak Erik, berita tersebut bisa terbentuk karena beliau sempat berbicara dengan beberapa temannya dari Italia dan bahkan pernah menawarkan posisi pelatih kepada pelatih yang berasal dari Italia. Jadi, ibaratnya itu obrolan internal Pak Erik dengan teman-temannya saat nongkrong yang berasal dari Italia ternyata bocor ke media.
Hanya saja, Pak Erik Tohir kemudian berpikir, apakah pelatih dari Italia cocok dengan chemistry para pemain lokal dan diaspora? Sebab, meskipun sama-sama negara Eropa, ada perbedaan budaya antara Italia dengan Belanda. Kebanyakan yang di negara kita lebih klop dengan Belanda. Ya, namanya juga negara jajahan Belanda. Ditambah lagi, pemain naturalisasi Indonesia itu kebanyakan dari Belanda. Pak Erik Tohir juga pernah berbicara dengan pelatih asal Inggris. Dia juga memikirkan apakah akan cocok dengan para pemain lokal Indonesia dan pemain diaspora. Karena pertimbangan-pertimbangan tersebutlah, akhirnya Pak Erik Tohir mengatakan bahwa pemilihan pelatih yang cocok bukanlah sebuah proses yang bisa dibilang singkat. Hal tersebut sudah dilakukan sejak tiga bulan yang lalu, hanya saja membutuhkan waktu yang pas untuk melakukan hal tersebut.
Proses yang panjang sampai pada akhirnya diputuskanlah pelatih baru itu menjadi sebuah bentuk kehati-hatian bagi Pak Erik Tohir. Sebab, Timnas ini bukanlah milik seseorang atau segelintir orang saja, melainkan milik bangsa kita, Indonesia. Sehingga pertimbangan yang matang dibutuhkan untuk bisa membawa Timnas Indonesia jauh lebih baik lagi ke depannya. Ketika Pak Erik Tohir ditanya lagi, apakah dengan dikontraknya Patrick menjadi pelatih itu bisa meningkatkan peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia, jawaban dari Pak Erik adalah kita harus coba semaksimal mungkin agar Indonesia bisa memperoleh poin dari setiap pertandingan nanti.
Ketika Pak Erik Tohir ditanya kembali mengenai locker room dan meminta penjelasan lebih detail mengenai apa yang terjadi sebenarnya pada saat itu, yang mana dikatakan itu terjadi sebelum pertandingan Indonesia melawan Cina, kata Pak Erik Tohir. Pak Erik Tohir bercerita bahwa dia tidak bisa menceritakan kondisi di saat itu karena tidak etis rasanya, karena itu internal banget. Hanya saja, Pak Erik Tohir ini menjelaskan sedikit bahwa peran pelatih itu tidak hanya mengatur strategi, melainkan harus bisa memanage locker room. Hal itu merupakan ranah dari pelatih. Ketika ditanya, apakah Shin Tae-yong tidak bisa melakukan hal tersebut, lagi-lagi Pak Erik Tohir tidak menjelaskan dengan detail. Namun, Pak Erik Tohir semacam memberikan kode bahwa dia selaku ketua umum PSSI melihat bagaimana dinamika yang terjadi di tubuh Timnas Indonesia.
Namun, Pak Erik Tohir juga menegaskan bahwa statement tersebut jangan disalahartikan seolah-olah Shin Tae-yong tidak bisa melakukan itu. Semua ini merupakan bagian dari decision making dari beliau serta PSSI untuk bisa mewujudkan mimpi agar Indonesia bisa lolos di Piala Dunia. Jadi, intinya Pak Erik ini menginginkan yang terbaik untuk Timnas. Nah, bagaimana geng? Menurut kalian, dengan jawaban Pak Erik Tohir, apakah sudah cukup menjawab dan kalian puas atas rasa penasaran kalian kenapa Shin Tae-yong dipecat dan digantikan oleh Patrick? Coba deh tuliskan di kolom komentar.
Kita itu kan memilih pelatih bukan karena feeling atau perasaan. Semua decision making ini harus kita lihat berdasarkan program yang baik, pelatih yang baik, dan pemain yang baik. Pak Erik Tohir juga ternyata mengetahui komentar-komentar miring dari netizen terhadap Patrick ini, dan beliau sendiri tidak tinggal diam. Beliau juga memberikan tanggapan bahwa perbedaan pendapat adalah sebuah hal yang wajar. Ya, negara demokrasi, kan? Jadi wajar banget. Hanya saja, Pak Erik Tohir itu berpesan kepada seluruh masyarakat, boleh saja berbeda pandangan, tetapi jangan sampai mengutarakan pendapat dengan pesan-pesan yang destruktif. Maksudnya, jangan sampai menghujat yang berlebihan.
Oleh karena itu, geng, Pak Erik Tohir berpesan bahwa kita harus saling menghormati. Karena tidak mungkin dia atau PSSI mau Timnas Indonesia ini hancur. Pastinya, sebagai federasi sepak bola Indonesia, mereka juga akan melakukan hal yang paling baik bagi Timnas Indonesia. Kemudian, juga ada kritik terhadap Pak Erik Tohir dalam wawancara tersebut. Jawaban Pak Erik Tohir dikatakan seperti lebih mengutamakan para pemain diaspora dibandingkan para pemain lokal Indonesia yang sudah memiliki hubungan baik dengan Shin Tae-yong. Namun, Pak Erik Tohir itu mengatakan bahwa keputusan untuk mengganti pelatih itu adalah bentuk dari harapan PSSI agar adanya stabilitas baru yang bisa mendapatkan hasil yang paling tidak sesuai dengan prediksi yang sudah dibuat.
Selain Pak Erik Tohir, ada beberapa pihak lain yang bersuara mengenai pemecatan Shin Tae-yong ini. Salah satunya adalah mantan ketua umum PSSI, Nurdin Khalid. Beliau ini menyebutkan bahwa selama Timnas Indonesia dilatih oleh Shin Tae-yong, dia terlalu berfokus pada speed and power. Kecepatan dan tenaga yang mana hal tersebut terbukti efektif diterapkan oleh Shin Tae-yong ketika melatih Timnas Korsel. Hanya saja, pendekatan yang sama justru dinilai kurang efektif oleh pemain Timnas Indonesia itu sendiri, khususnya karena mayoritas dari pemain Timnas Indonesia saat ini adalah pemain diaspora dari Belanda yang memiliki latar belakang filosofi total football. Jadi, tidak cocok.
Ketidaksesuaian ini bisa terlihat ketika Indonesia melawan Australia dan Jepang, di mana pada saat itu Indonesia hanya bertahan saja tetapi gagal menciptakan permainan yang efektif. Ketika Indonesia bisa menang melawan Arab Saudi, menurut Pak Nurdin, kemenangan itu bukanlah karena strategi dari Shin Tae-yong, melainkan karena pertemuan yang dibuat oleh para pemain tanpa hadirnya Shin Tae-yong untuk bisa membentuk strategi baru dalam permainan dengan menggabungkan speed and power dengan total football. Jadi, pemain ini memang menuruti perintah strategi Shin Tae-yong, tetapi di belakang itu semua, mereka sepakat untuk punya strategi mereka sendiri.
Pak Nurdin ini juga menilai bahwa hal yang terpenting dalam sepak bola adalah komunikasi yang terjalin antara pelatih dengan pemain. Hal ini ternyata tidak dimiliki oleh Shin Tae-yong, sehingga Pak Nurdin ini sendiri mendukung keputusan PSSI untuk memecat Shin Tae-yong. Pak Nurdin sempat membuat sebuah statement yang dinilai sangat kontroversial bagi netizen, yaitu dia mempertanyakan apa yang sudah dilakukan oleh Shin Tae-yong sampai dianggap membanggakan Timnas Indonesia. Katanya, jika keberhasilan Shin Tae-yong karena meloloskan U23 ke semifinal, terus Pak Nurdin juga menyoroti anggapan keberhasilan Shin Tae-yong karena membawa Timnas Indonesia masuk ke dalam babak 16 besar Piala Asia 2023. Namun, bagi Pak Nurdin, apa yang dicapai oleh Shin Tae-yong di Piala Asia 2023 masih kalah dengan Timnas Indonesia di Piala Asia 2007.
Kenapa demikian? Karena menurut dia, tahun 2007, Timnas Indonesia bermain tanpa pemain diaspora atau tanpa naturalisasi. Jika kita lihat juga, apa yang membanggakan dengan Shin Tae-yong hanya dengan dia berhasil meloloskan U23 ke semifinal. Kemudian, di Piala Asia, menurut saya, lebih berhasil di tahun 2007. Di tahun 2007, Indonesia berhasil menang melawan Bahrain, dan di tahun 2023, Indonesia hanya menang melawan Vietnam. Oleh karena itu, pencapaian Shin Tae-yong yang lolos ke babak 16 besar dikatakan bukanlah hal yang membanggakan karena lolos dengan status peringkat ketiga terbaik. Nah, bagaimana tuh? Menurut kalian, kalian setuju enggak dengan pendapat dari Pak Nurdin ini? Apakah kalian merasa bahwa Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 tidak lebih baik daripada yang ada di tahun 2007? Coba tinggalkan opini kalian di kolom komentar.
Enggak cuma Pak Nurdin Khalid, ada juga anggota dari Exco PSSI, yaitu Arya Sinulingga, yang bersuara mengenai bagaimana PSSI memperlakukan Shin Tae-yong. Banyak netizen yang menilai tanggapan dari Arya ini berkaitan dengan pernyataan dari anak Shin Tae-yong, yaitu Sin Jae Won, yang menyinggung bagaimana perlakuan PSSI kepada ayahnya selama ini. Menurut Arya, selama dua tahun terakhir, sejak tahun 2023, pembayaran gaji Shin Tae-yong selalu tepat waktu. Semua anggota tim pelatih yang diinginkan oleh Shin Tae-yong sudah disediakan oleh PSSI, seperti ketika Shin Tae-yong meminta dokter tim karena dia kurang percaya terhadap dokter yang sudah ada, dan PSSI pun memenuhi hal tersebut. Shin Tae-yong juga pernah meminta pelatih khusus untuk posisi striker, dan PSSI juga menyediakan hal itu. Jadi, semua permintaan Shin Tae-yong, PSSI sudah berusaha untuk memenuhinya.
Pak Arya yakin bahwa Shin Tae-yong juga sudah menyadari upaya yang sudah dilakukan oleh PSSI. Kompensasi juga sudah diberikan kepada Shin Tae-yong sesuai dengan yang tertulis di dalam kontrak. Banyak yang menilai ketika Pak Arya menyebutkan soal gaji yang dibayarkan tepat waktu, itu bukan hal yang harus dibanggakan. Itu bukan hal yang harus dibandingkan dengan jasa Shin Tae-yong, menurut netizen. Soal gaji itu adalah hak dari Shin Tae-yong dan merupakan kewajiban dari PSSI untuk membayar gaji tepat waktu, jadi itu bukan sebuah nilai plus. Makanya, banyak orang yang mengkritik pernyataan dari Pak Arya Sinulingga, semacam tidak tepat.
Lalu, ada juga pernyataan dari Pak Arya yang menyinggung bahwa ada permasalahan yang berkaitan dengan harmoni di dalam tim. Memang berdasarkan isu yang ada, mengaitkan juga permasalahan yang terjadi di locker room, termasuk dengan apa yang dikatakan oleh Pak Nurdin Khalid, bahwa Shin Tae-yong ini tidak berhubungan dengan baik dengan para pemain diaspora. Jadi, walaupun tidak secara terang-terangan membuka apa yang sebenarnya terjadi di locker room tersebut, publik sudah terlanjur percaya bahwa yang sebenarnya terjadi adalah para pemain diaspora merasa tidak sesuai dengan taktik yang dibuat oleh Shin Tae-yong. Karena hal inilah, pemain diaspora dianggap menjadi alasan kuat dipecatnya Shin Tae-yong, dan mereka jadi incaran netizen untuk dihujat. Ini jujur miris banget, geng. Jadi, pemain yang dihujat oleh netizen, salah satunya menimpa pemain diaspora, yaitu Mees Hilgers, yang sempat diisukan kalau dia memiliki ketegangan dengan Shin Tae-yong alias berantem.
Kalian lihat sendiri, geng, bagaimana komentar-komentarnya. Karena banjirnya hujatan tersebut, Mees Hilgers itu sampai klarifikasi di story Instagramnya. Di dalam klarifikasi itu, dia mengatakan bahwa selama beberapa hari atau minggu terakhir, dia sedang rehat karena mengalami cedera dan baru mencabut empat gigi bungsunya. Sehingga secara fisik dan mental, dia membutuhkan waktu untuk pemulihan. Mees ini sejujurnya merasa sedih mendengar kabar dipecatnya Shin Tae-yong. Namun, Mees mengaku bahwa dia sebenarnya tidak terlalu mengenal Shin Tae-yong karena baru bertemu dengan Shin Tae-yong sekali di periode kedua. Maes mengalami masalah fisik saat itu. Karena kondisinya tersebut, Mees membantah segala yang dituduhkan oleh netizen kepadanya yang diduga memiliki andil dalam pemecatan Shin Tae-yong, di mana dia dianggap ada masalah dengan Shin Tae-yong. Dia membantah semua itu. Kembali lagi, geng, Arya Sinulingga. Dengan banyaknya hujatan yang diberikan oleh netizen kepada pemain diaspora ini, Pak Arya mengatakan bahwa ada usaha untuk menghancurkan Timnas Indonesia dengan memberikan hujatan kepada para pemain diaspora. Pak Arya mempertanyakan orang-orang yang menghujat ini, sebenarnya mendukung Timnas Indonesia atau dukung siapa? Apa jangan-jangan mereka adalah antek-antek asing? Apa tujuan mereka agar para pemain diaspora tidak masuk Timnas? Karena itulah, Pak Arya menyebutkan bahwa orang-orang yang menghujat Timnas ini ya seperti orang jahat.
Namun, ada tapinya. Jadi, ada usaha untuk menghancurkan Timnas Indonesia. Sampai hari ini, ada pemain diaspora yang diserang. Mereka ini ingin menghancurkan Timnas merah putih demi siapa? Padahal, menurut Pak Arya, mereka yang menyebarkan hal-hal yang terjadi di dalam tim. Jadi, bagaimana ya? Bisa dikatakan itu blunder yang dikatakan oleh Arya. Dia sendiri yang menyebut, tetapi dia juga yang menuduh orang sebagai antek asing atau mau menghancurkan Timnas Indonesia. Jika dibandingkan dengan pernyataan Pak Erik Tohir serta Pak Nurdin Khalid, itu juga menguatkan argumen dari pihak PSSI yang selalu menyebutkan pemain diaspora. Makanya, terbentuklah opini netizen yang seperti itu. Tidak salah, pada akhirnya, pemain-pemain diaspora ini malah diserang oleh netizen.
Oke, jika tadi kita sudah membahas dari sisi PSSI, sekarang kita akan membahas dari sisi para pengamat sepak bola mengenai pemecatan Shin Tae-yong ini. Gimana menurut mereka? Langsung saja kita masuk ke dalam pembahasannya. Salah satu pengamat sepak bola, yaitu Effendi Gazali, ikut merespon mengenai pemecatan Shin Tae-yong. Beliau ini sepenuhnya mendukung keputusan PSSI, hanya saja dia menyoroti langkah yang diambil oleh Pak Erik Tohir untuk memecat Shin Tae-yong, mengingat Shin Tae-yong dipecat setelah Indonesia mendapatkan kemenangan bersejarah. Menurut Pak Effendi, keputusan untuk mengganti Shin Tae-yong terasa tidak biasa. Jadi, ada yang aneh, terutama setelah kemenangan melawan Arab Saudi. Terlebih lagi, kemenangan Indonesia atas Arab Saudi adalah sebuah pencapaian yang belum pernah didapatkan oleh Timnas Indonesia sebelumnya. Biasanya, pelatih itu digantikan setelah timnya kalah atau untuk kasus-kasus yang mengecewakan. Namun, untuk kasus Shin Tae-yong, jika mengikuti pola tersebut, seharusnya Shin Tae-yong dipecat saat Indonesia kalah melawan Cina atau Jepang. Namun, ini kan tidak. Shin Tae-yong dipecat setelah Indonesia menang lawan Arab Saudi. Menurut Pak Effendi, PSSI harus memberikan alasan yang kuat, sebenarnya kenapa Shin Tae-yong ini dipecat. Jika dipecatnya karena tim kalah, itu bisa dijadikan alasan. Analoginya, kan, pas kalah saja harus ada alasan yang kuat, apalagi pas menang, itu terasa janggal.
Sementara yang disebutkan oleh Pak Erik Tohir, alasannya hanya komunikasi atau kepemimpinan dan locker room saja. Namun, ada tiga masalah itu. Terkait sosok Patrick Kluivert, Pak Effendi menilai bahwa dia bisa lebih baik dalam komunikasi dengan para pemain timnas yang rata-rata saat ini adalah pemain diaspora yang berasal dari Belanda. Jadi, itu benar, menurut kata Pak Erik, karena kesamaan bahasa. Ada juga pengamat sepak bola lain, yaitu Bang Harpa, yang memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Bang Harpa mengatakan bahwa keputusan pergantian pelatih itu adalah kewenangan dari PSSI. Hanya saja, Bang Harpa menyoroti bagaimana PSSI ini memperlakukan Shin Tae-yong yang sudah berjasa bagi Indonesia dengan membawa Timnas Indonesia sampai sejauh ini. Hal ini adalah sebuah permasalahan bagi Bang Harpa. Jika alasannya hanya karena Shin Tae-yong memang dibayar, Bang Harpa mengatakan banyak orang di Indonesia yang dibayar, tetapi justru menyusahkan. Sementara Shin Tae-yong dibayar, tetapi terbukti bisa membuat Timnas Indonesia mencapai berbagai prestasi.
Kemudian, Bang Harpa ini juga bilang ketika Indonesia melawan Korea Selatan, yang merupakan negara asal Shin Tae-yong, dia membela mati-matian Indonesia. Ini membuktikan bahwa Shin Tae-yong memang all out terhadap Indonesia. Meskipun begitu, menurut Bang Harpa, Shin Tae-yong ini bisa menjaga hubungan baik antara dia dengan Indonesia, begitu juga dengan Korea Selatan. Karena bagaimanapun, Shin Tae-yong adalah orang Korsel, tetapi dengan dia mendukung atau pro terhadap Indonesia saat itu, tidak menimbulkan perdebatan. Pemecatan Shin Tae-yong adalah hal yang biasa menurut Bang Harpa, namun harus memperlakukan seseorang dengan baik sebagai seorang manusia. Menurut dia, percuma Indonesia lolos Piala Dunia kalau kita gagal memperlakukan manusia sebagai manusia. Dalam konteks ini, adalah Shin Tae-yong. Pemecatan bukanlah hal biasa, tetapi perlakukan dia sebagai manusia. Menurut saya, percuma kita lolos Piala Dunia kalau kita gagal memperlakukan manusia sebagai manusia.
Pendapat Bang Harpa ini disetujui oleh banyak netizen di X, karena netizen menilai bahwa PSSI entah kenapa sepertinya memframing bahwa Shin Tae-yong ini sudah membuat kesalahan yang tidak termaafkan, sementara seolah-olah lupa bahwa jasa Shin Tae-yong untuk memajukan sepak bola Indonesia itu lebih banyak daripada kesalahannya. Kurang lebih kayak gitu. Terakhir, geng, datang dari Coach Justin yang memberikan tanggapan mengenai kedatangan Patrick sebagai pelatih baru timnas di channel YouTube-nya sendiri. Dia melihat bahwa reaksi netizen ketika mengetahui bahwa Patrick lah yang akan menjadi pelatih sebagai pengganti Shin Tae-yong seperti tidak setuju atas keputusan PSSI. Coach Justin itu menyebutkan bahwa dia sendiri kaget mendengar kabar ini. Hanya saja, menurut dia, tidak ada untungnya bagi netizen untuk mengutarakan kemarahan yang berlebihan, baik kepada PSSI maupun kepada Patrick. Ternyata, banyak yang digoreng dan diframing, sehingga netizen menjadi emosional. Coach Justin meminta para suporter Timnas Indonesia untuk mendukung keputusan PSSI apapun itu dan menyambut Patrick selayaknya kita sebagai orang Indonesia yang terkenal ramah.
Coach Justin mengaku dia mengusulkan kepada pihak PSSI terkait Patrick dengan alasan pendekatan budaya yang tidak terlepas dari kapasitas Shin Tae-yong yang memiliki pengalaman untuk menangani Timnas. Jika Timnas punya pelatih dari Belanda, tentunya komunikasinya akan jauh lebih mudah. Diskusi antara pelatih dan pemain Belanda sendiri adalah hal yang normal, dan semua orang Belanda bisa berbahasa Inggris, sehingga akan mudah dipahami juga oleh pemain lokal Indonesia. Seperti yang kita tahu, Shin Tae-yong agak sulit berbahasa Inggris. Oke, terima kasih sebelumnya, geng. Coach Justin ini sempat memutuskan untuk berhenti membicarakan Shin Tae-yong setelah dia dipecat. Entah kenapa, gitu ya. Yang jelas, hal ini dia sampaikan tanggal 27 Desember 2024 kemarin, dikarenakan dia menerima teguran dari sebuah akun anonim dengan username Fault Anonim. Nah, ini salah satu akun yang sering juga kita bahas. Fault Anonim ini adalah akun anonim yang sering sekali membongkar rahasia-rahasia pemerintah. Banyak yang menyebutkan bahwa dia ini adalah hacker. Akun ini sama dengan akun yang sebelumnya sempat membocorkan data dari Tommy Wiy, atau yang sering dipanggil Bung Towel, yaitu seorang pengamat sepak bola juga. Karena merasa khawatir dengan keamanan keluarganya, Coach Justin memilih untuk tidak lagi membahas mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Shin Tae-yong. Padahal, menurut Coach Justin, dia tidak pernah menjelek-jelekkan Shin Tae-yong. Yang selama ini dia lakukan adalah mengungkapkan apa yang dia rasakan, karena dia menilai ada pelatih yang lebih baik untuk membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia.
Ada pelatih yang lebih bagus untuk membawa kita ke Piala Dunia. Namun, narasi tersebut kemudian digoreng dan diframing, sehingga netizen menghujat Coach Justin. Menurut Coach Justin, bahkan ketika membahas mengenai Patrick yang akan menjadi pelatih baru, dia hanya berfokus kepada Patrick saja tanpa menyinggung apapun soal Shin Tae-yong. Jadi, Coach Justin ketakutan, tetapi saya tidak tahu ya, apakah benar takut atau justru ada hal lain. Singkat cerita, geng, terlepas dari hal itu, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, opini netizen saat ini terbelah menjadi dua. Ada yang mendukung keputusan PSSI, ada juga yang tidak. Namun, netizen-netizen yang tidak mendukung keputusan PSSI menduga bahwa ada buzzer yang membela PSSI. Kenapa bisa ada dugaan seperti ini? Karena ada beberapa akun di X yang membuat tweet yang kurang lebih sama satu sama lain. Intinya, mereka menulis bahwa mereka tidak setuju dengan pemecatan Shin Tae-yong. Namun, sebenarnya, kita tidak tahu nih, geng, apa yang dibicarakan oleh PSSI di balik layar. Pak Erik Tohir tidak mungkin tidak kompeten dalam membuat sebuah keputusan, jadi kita harus netral juga.
Sementara itu, Pak Arya Sinulingga membuat postingan di Instagramnya bahwa dia akan melaporkan akun-akun yang menyebarkan hoax, fitnah, dan ujaran kebencian serta melakukan doxing. Ancaman Pak Arya ini direspon oleh akun Instagram FIFA Cyber dengan memposting foto berupa rekaman yang dikatakan oleh akun tersebut adalah rekaman ketika kongres luar biasa atau KLB dari PSSI yang ricuh dan para Exco yang juga mendapatkan aliran dana. Wah, makin dalam saja nih dramanya. Nah, ini tidak tahu ya, geng, benar atau tidak, tetapi saya sarankan kepada kalian untuk tidak langsung percaya dengan informasi-informasi yang beredar. Namun, di sini saya sekadar memberitahu bahwa fenomena ini ada. Ketika kalian mendapatkan informasi seperti ini, harus juga selektif dalam menyaring informasinya. Nah, jadi kurang lebih kayak gitu, geng, dari para pengamat dan polemik yang semakin banyak saja. Oke, untuk pembahasan selanjutnya, kita akan masuk ke dalam pembahasan mengenai nasib dari Timnas Indonesia di tangan pelatih baru, yaitu Patrick. Kira-kira seperti apa sih menurut komentar netizen dan orang-orang yang mencintai Timnas ini? Setelah resmi menjadi pelatih timnas Indonesia, dilaporkan bahwa Patrick ini akan membawa tim staf ke pelatihannya sendiri. Sejauh ini, baru ada dua nama yang dipastikan akan bergabung, yaitu Alex Pastor dan Denny Lenzat. Pak Erik Tohir menjelaskan bahwa dua nama tersebut bukanlah sepenuhnya pilihan Patrick. Itu adalah nama-nama yang dipilih oleh PSSI, sebab PSSI memiliki peran dalam menentukan tim ke pelatihan. Ada alasan tertentu kenapa tidak semua asisten dipilih langsung oleh Patrick. Pak Erik Tohir juga mengatakan bahwa yang dibutuhkan itu adalah sosok yang bisa bekerja dalam tim dan bukanlah seseorang yang memiliki ego sentral. Mungkin ini maksudnya lebih mementingkan egonya sendiri tanpa memikirkan yang lain. Jadi, tidak ada istilah seperti itu.\n\nAda yang membandingkan bagaimana kinerja antara Patrick dengan Shin Tae-yong sebagai head coach. Ini agak aneh sih menurut saya, karena jika membandingkan kinerja Patrick, ini kan belum mulai kerja. Namun, sudah ada nih komentar orang-orang. Saya ambil statistiknya dari akun X @gilabola Indonesia. Dari statistik Patrick sebagai head coach atau pelatih kepala yang pernah dia lakukan di tim lain, dia ini pernah menjadi pelatih untuk 80 pertandingan, 37 kali menang, 18 kali imbang, dan 25 kali kalah. Sementara untuk Shin Tae-yong, dia sudah menangani 57 pertandingan dari klub yang dia pegang, dan 26 kali menang, 14 kali imbang, dan 17 kali kalah. Untuk akumulasi gol, ada 106 gol dan 75 kali kebobolan. Dari statistik tersebut, kalian bisa bandingkan sendiri, geng. Kira-kira siapa yang lebih baik?\n\nAda nih geng, netizen yang membuat sebuah tweet dengan menyertakan screenshot statistik dari Timnas Kuraçao, yang mana dikatakan bahwa berkat Patrick, pemain Kuraçao ini bisa main di Liga Inggris tanpa kendala ranking FIFA di negaranya. Karena Patrick ini pernah jadi pelatih untuk Kuraçao sendiri. Namun, tweet tersebut direspon oleh netizen lain yang mengatakan bahwa periode pertama Patrick menjadi pelatih Kuraçao itu terjadi pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 30 Juni 2016. Ketika dia sudah tidak jadi pelatih Kuraçao, mereka ada di ranking 134 di dunia, yaitu pada tanggal 14 Juli 2016. Yang membuat Kuraçao ada di ranking 83 dunia, yaitu pada tanggal 21 Desember 2017, bukanlah Patrick, tetapi Remko B Ventini. Jadi, jangan salah-salah. Bahkan Vincentini lah yang membuat Kuraçao ini ada di ranking 68 saat itu di dunia pada tanggal 6 Juli 2017, yang mana itu adalah peringkat tertinggi dalam sejarah Kuraçao. Jadi, jika informasinya dikatakan yang membuat Kuraçao itu jadi gokil banget, itu adalah Patrick, itu salah.\n\nKalau menurut kalian, tweet yang membanggakan Patrick dengan data yang salah tersebut termasuk buzzer atau bukan? Atau dia hanya salah memberikan informasi? Coba deh berikan komentar di bawah. Geng, bagaimana kira-kira nasib dari para pemain timnas, khususnya pemain lokal? Dikatakan ada tiga pemain lokal yang berpotensi terancam posisinya di Timnas Indonesia setelah Patrick ini menjadi pelatih baru. Yang pertama adalah Arhan. Dia ini adalah salah satu pemain kesayangan Shin Tae-yong, walaupun performanya di klub sebenarnya banyak dinilai kurang konsisten. Dengan adanya pemain naturalisasi seperti Calvin Verdonk, Shine Patinama, dan Nathan Tjoa-On, itu bisa mengecilkan peluang Pratama Arhan untuk berada di Timnas. Patrick kemungkinan akan lebih memilih pemain dengan jam terbang yang tinggi di level kompetisi klub, yang mana ini akan mengancam posisi Arhan. Kemudian ada Rizki Rido, yang menjadi salah satu pemain dengan performa paling stabil di bawah naungan Shin Tae-yong. Hanya saja, Patrick dinilai sepertinya akan cenderung mengutamakan pemain dengan teknik dan gaya bermain Eropa, sehingga ini akan menjadi tantangan bagi Rizk Rido. Oleh karena itu, Rizk Rido ini perlu untuk tampil secara konsisten di Liga 1 nanti dan mungkin mencoba memperluas karirnya di luar negeri. Yang ketiga adalah Asnawi Mangkualam. Sebab, dikatakan performa dari Asnawi dianggap tidak konsisten di lapangan, dan persaingan ketat di posisi bek kanan dengan pemain naturalisasi seperti Sandy Walsh dan Kevin Dick. Ya, sudah pasti permasalahan komunikasi juga, apalagi pelatih baru ini, Patrick, adalah orang Belanda yang dikatakan kemungkinan secara ego akan mengutamakan pemain-pemain asal Belanda. Nah, itu dia geng, tiga nama yang masih menjadi perkiraan dari para netizen. Belum tentu benar atau tidaknya. Gimana menurut kalian? Nah, untuk pembahasan kali ini, mungkin saya cukupkan sampai di sini mengenai polemik pemecatan Shin Tae-yong di part dua ini. Dari semua yang saya bahas kali ini, saya mau mendengar pendapat kalian. Coba kalian diskusikan secara sehat di kolom komentar.