5 Tanda Malaikat, Leluhur, atau Dewa Sedang Berkomunikasi dengan Kita

5 Tanda Malaikat, Leluhur, atau Dewa Sedang Berkomunikasi dengan Kita

Ada lima tanda bahwa malaikat, leluhur, atau Dewa sedang berkomunikasi dengan manusia. Jika kalian mengalami salah satu atau beberapa tanda ini, bisa jadi entitas-entitas dari dimensi atas ini sedang berkomunikasi dengan kalian. Apa saja tandanya?

Pertama, Melihat Angel Number
Angel number sebenarnya adalah bentuk kebudayaan yang datang dari Barat. Di Indonesia, kita tidak mengenal istilah Angel number, bahkan kebudayaan ini tidak ada di sini. Namun kini, banyak yang meyakini bahwa Angel number adalah tanda kuat bahwa malaikat sedang berkomunikasi dengan kita. Angel number adalah pola-pola angka berulang yang tak sengaja kita temui, seperti 111, 222, 1212, dan sebagainya. Ketika kita meyakini, apalagi secara kolektif, bahwa angka berulang ini adalah bentuk komunikasi dengan malaikat, maka keyakinan kolektif ini akan ditangkap oleh semesta, bahkan oleh entitas-entitas dimensi atas yang frekuensinya sama dengan kita. Jadi, setiap kali kita mengalami keraguan atau kebimbangan, kita bisa saja menemukan Angel number lagi sebagai bentuk komunikasi dari malaikat agar kita tidak lagi bimbang atau ragu.

Kedua, Mengalami Sinkronitas
Sinkronitas adalah hal-hal yang selaras atau berkesinambungan. Misalnya, saat ini kalian sedang memikirkan ingin makan apel, lalu tak lama kemudian kalian mendapatkan apel dengan cara yang tak terduga. Atau, kalian sedang memikirkan ingin liburan ke Jepang, tiba-tiba setelah itu kalian menemukan banyak hal tentang Jepang, entah saat scroll media sosial atau melihat billboard di jalan.

Ketiga, Mendapatkan Intuisi atau Ilham
Terkadang, intuisi dan ilham adalah bentuk komunikasi yang datang dari luar tubuh dan dilakukan dengan makhluk-makhluk dimensi atas, salah satunya adalah malaikat. Manusia memiliki mata ketiga yang menjadi perangkat untuk menangkap frekuensi dari makhluk-makhluk berdimensi tinggi ini. Pusatnya adalah di kelenjar pineal, dan gelombang atau frekuensi dari malaikat ini diterjemahkan oleh kelenjar pineal sebagai intuisi atau ilham. Itulah kenapa mata ketiga berkaitan erat dengan intuisi. Makin terbuka mata ketiga manusia, maka makin tajam intuisinya dan makin banyak ilham yang ia peroleh. Ilham dan intuisi ini adalah informasi dalam agama-agama Samawi, dan kontak manusia dengan malaikat ini begitu suci sehingga apapun pesan yang diterima dianggap sebagai wahyu. Dalam budaya Jawa, pesan-pesan ini diterjemahkan sebagai wangsit.

Baca Juga  Meditasi dan Kesaktian: Mewujudkan Potensi Supernatural Manusia

Keempat, Mengalami Mimpi
Selain menerjemahkan gelombang-gelombang komunikasi dari malaikat sebagai intuisi atau ilham, kelenjar pineal juga memproduksi hormon melatonin yang mampu merubah informasi-informasi tersebut menjadi mimpi. Itulah kenapa kadang manusia bisa mendapatkan jawaban dari kebimbangannya dalam bentuk mimpi. Ini sebenarnya bukan hal yang mistis dan tidak masuk akal, sebab sekarang ilmu pengetahuan mulai bisa mendefinisikan mimpi dan menganalisa bagaimana manusia bisa bermimpi.

Kelima, Mendapatkan Penglihatan Mistik
Selain dalam bentuk mimpi, hormon melatonin juga bisa menerjemahkan pesan-pesan yang ditangkap dari malaikat dalam bentuk penglihatan mistik. Penglihatan mistik ini sebenarnya adalah halusinasi yang dihasilkan oleh hormon melatonin saat kita bersinggungan dengan frekuensi entitas tertentu. Selain menghasilkan mimpi, hormon melatonin juga berperan dalam menghasilkan halusinasi dan imajinasi dalam pengalaman spiritual. Halusinasi ini menghasilkan visual-visual penampakan atau citra makhluk-makhluk tertentu yang bentuknya mengikuti apa yang ada dalam memori pikiran manusia. Itulah kenapa bentuk Dewa dan malaikat di setiap negara bisa berbeda, bahkan nama malaikat yang sama pun juga diterjemahkan visualnya oleh agama yang berbeda, sehingga menghasilkan bentuk yang berbeda juga. Contohnya, nama malaikat yang sama dalam agama Islam dan Kristen bisa memiliki bentuk yang berbeda. Dalam Islam, Malaikat Jibril bisa mewujudkan diri dalam banyak rupa. Ini tentu saja bisa terjadi karena yang memvisualisasikan perwujudan itu sebenarnya adalah hormon melatonin manusia dan sifatnya personal.

Malaikat yang asli sebenarnya hanyalah cahaya atau energi. Dalam fisika kuantum, cahaya adalah salah satu dari gelombang elektromagnetik. Di mana ada gelombang, di situ ada frekuensi; di mana ada frekuensi, di situ ada informasi. Manusia yang semakin meningkat kesadarannya biasanya tidak mau terjebak dalam euforia penglihatan mistik ini, sebab mereka juga sadar bahwa pengalaman mistis itu sifatnya personal. Di sini, kesadaran manusia memainkan peran untuk memutuskan apa yang bisa dilakukan setelah menerima pesan-pesan dari komunikasi tersebut. Apakah penting untuk dilakukan? Apakah penting dan bermanfaat untuk disampaikan ke orang lain?

Baca Juga  Waspadai Spiritual Bypassing dan Toxic Positivity dalam Perjalanan Spiritual