Surga dalam berbagai tradisi kepercayaan, termasuk Islam, sering diartikan sebagai tempat di alam akhirat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan abadi. Ini adalah tempat bagi mereka yang beriman dan melakukan amal saleh selama hidup di dunia. Dalam Al-Qur’an, surga digambarkan sebagai taman yang indah dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa.
Dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia, kata untuk surga berasal dari Sanskerta “svarga” dan memiliki variasi seperti sawarga (Sunda), suruga (Makassar), sorge (Sasak), sarugo (Minangkabau), dan swarga (Jawa). Istilah ini juga berkaitan dengan konsep kahyangan, yang merupakan tempat tinggal para Hyang atau leluhur dalam kepercayaan pribumi sebelum masuknya agama Hindu dan Buddha.
Dalam Islam, surga dijelaskan memiliki beberapa tingkatan yang berbeda, yang masing-masingnya merupakan balasan bagi orang-orang berdasarkan amal perbuatan mereka di dunia. Menurut beberapa sumber, ada delapan tingkatan surga yang dikenal, yaitu:
- Surga Firdaus: Tingkatan tertinggi surga.
- Surga ‘Adn: Diciptakan dari intan putih.
- Surga Na’im.
- Surga Ma’wa.
- Surga Darussalam.
- Surga Darul Muqamah.
- Surga Al-Muqaamul Amin.
- Surga Khuldi.
***
Surga ‘Adn dalam Islam diartikan sebagai salah satu tingkatan surga yang sangat indah, di mana penghuninya akan tinggal kekal. Kata ‘Adn sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘tinggal’ atau ‘menetap’. Surga ini sering digambarkan sebagai tempat yang memiliki kebun-kebun abadi dan menjadi tempat tinggal yang tidak akan ditinggalkan oleh penghuninya.
Dalam Al-Qur’an, surga ‘Adn disebutkan sebagai tempat yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, dan merupakan balasan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Penghuni surga ‘Adn akan diberikan segala yang mereka inginkan dan akan menikmati kebahagiaan yang tidak terbatas.
Surga ‘Adn juga dianggap sebagai tempat kembali yang baik bagi orang-orang yang taat kepada Allah, di mana mereka akan diberikan berbagai macam buah-buahan, minuman, dan ditemani oleh bidadari. Ini adalah gambaran dari kenikmatan yang Allah janjikan kepada hamba-Nya yang bertakwa dan melakukan amal saleh di dunia.
***
Surga Na’im dalam Islam adalah salah satu tingkatan surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Surga ini digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan yang tidak ada di dunia. Dalam Al-Qur’an, surga Na’im disebutkan sebagai tempat di mana sungai-sungai mengalir di bawahnya, menandakan keabadian dan kenikmatan yang tidak terbatas bagi penghuninya.
***
Surga Ma’wa dalam Islam adalah salah satu tingkatan surga yang ditujukan bagi mereka yang bertakwa, beramal saleh, mampu menahan hawa nafsu, serta meyakini kebesaran Allah. Surga ini digambarkan sebagai tempat yang indah dan damai, di mana penghuninya akan menikmati kebahagiaan abadi.
***
Surga Darussalam dalam Islam diartikan sebagai salah satu tingkatan surga yang menawarkan kedamaian dan keselamatan dari segala musibah dan hal-hal yang tidak disukai. Ini adalah tempat bagi mereka yang beriman dan bertakwa, di mana tidak ada kekotoran atau hal yang tidak menyenangkan. Surga Darussalam sering digambarkan sebagai tempat yang bebas dari segala bentuk kesulitan dan penuh dengan kebahagiaan abadi.
***
Surga Darul Muqamah dalam ajaran Islam adalah salah satu tingkatan surga yang diperuntukkan bagi mereka yang ahli bersyukur. Surga ini digambarkan sebagai tempat yang kekal, di mana penghuninya tidak akan merasa lelah atau lesu1. Ini adalah tempat tinggal yang abadi, di mana kenikmatan dan kedamaian tidak pernah berakhir.
***
Surga Al-Muqaamul Amin dalam Islam diartikan sebagai tempat yang aman dari semua keburukan, bencana, dan kebencian. Ini adalah tingkatan surga yang diciptakan dari emas dan diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah. Surga ini berada di tingkat ketujuh dan merupakan tempat di mana penghuninya tidak memiliki ketakutan atau kekhawatiran sama sekali dalam hatinya.
***
Surga Khuldi dalam Islam diartikan sebagai salah satu tingkatan surga yang sangat istimewa. Ini adalah tempat yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Surga Khuldi digambarkan sebagai tempat yang diciptakan dari marjan merah dan kuning, penuh dengan kenikmatan yang tidak pernah habis.
Dalam Al-Qur’an, surga Khuldi disebutkan sebagai tempat yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dengan buah-buahan yang senantiasa berbuah dan teduh sebagai tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Ini adalah tempat yang sangat betah untuk ditempati karena penghuninya tidak bisa menghabiskan segala sesuatu yang disediakan oleh Allah, dan semakin dimakan makanannya, maka semakin bertambah rasa lezat makanan itu.
***
Apakah penghuni surga itu bisa naik tingkat dari level surga terenda ke level surga yang lebih tinggi?
Menurut beberapa sumber dalam Islam, penghuni surga dapat naik ke tingkatan yang lebih tinggi berdasarkan beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah melalui syafaat dari Nabi Muhammad SAW, yang dapat meningkatkan derajat seseorang di surga. Faktor lainnya termasuk doa dan istighfar yang dibacakan oleh anak, cucu, atau orang yang masih hidup untuk orang yang telah meninggal, yang juga dapat membantu meningkatkan derajat penghuni surga.
***
Apakah di syurga masih ada ujian yang bisa membuat penghuninya naik kelas atau turun kelas ke level yang lebih rendah atau lebih tinggi?
Menurut para ulama, surga dianggap sebagai tempat penuh kenikmatan dan kedamaian, di mana tidak ada lagi ujian atau cobaan seperti yang dihadapi di dunia. Penghuni surga telah melewati ujian kehidupan di dunia dan telah mendapatkan tempat mereka di akhirat berdasarkan amal perbuatan mereka. Oleh karena itu, konsep naik atau turun tingkat di surga tidak sesuai dengan pemahaman umum tentang surga dalam Islam. Surga dijelaskan sebagai tempat kekal di mana kebahagiaan dan kedamaian tidak berakhir, dan tidak ada lagi kesedihan atau kesusahan.
Pertanyaan, bukankah tugas manusia itu adalah khalifah fill ardh? Apakah ada keterangan yang menyatakan bahwa Tugas manusia adalah khalifah fill jannah?
***
Kalau gak bisa naik level dan turun level, apa artinya surga dibuat banyak tingkatan?
Menurut para ulama, konsep tingkatan surga mencerminkan keadilan dan rahmat Allah, di mana setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Tingkatan surga yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa ada variasi dalam balasan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sesuai dengan tingkat keimanan dan amal saleh mereka.
Tingkatan surga juga menggambarkan bahwa ada kesempatan bagi setiap orang untuk berusaha mencapai tingkat yang lebih tinggi melalui amal perbuatan yang baik di dunia. Ini memberikan motivasi bagi umat Islam untuk terus berusaha meningkatkan diri dan beramal saleh selama hidup di dunia
Selain itu, tingkatan surga juga menunjukkan keragaman kenikmatan dan kebahagiaan yang akan dinikmati oleh penghuninya, di mana setiap tingkatan menawarkan kenikmatan yang berbeda dan lebih baik dari tingkatan sebelumnya. Ini adalah cara Allah untuk memberikan penghargaan yang lebih kepada mereka yang lebih berjasa dalam kehidupan dunia.
***
Saking susahnya manusia membayangkan surga, sampai berimajinasi surga dibuat dari intan putih segala. Intan putih itu mungkin merupakan perhiasan yang amat mewah di dunia. Tapi apakah kemewahan itu akan tetap bisa dirasakan jika yang yang dibutuhkan orang saat itu bukan perhiasan? Karena Al Qur’an diturunkan kepada Rasul yang bertugas di jazirah Arab yang tandus, tentu saja sebuah tempat yang subur, banyak sungai-sungat yang mengalir di bawahnya, serta banyak wanita-wanita cantik di dalamnya merupakan sebuah tempat dambaan yang penuh kenikmatan untuk mereka yang sehari-hari kepanasan di bawah terik matahari di tengah gurun pasir yang gersang. Seandainya Nabi diturunkan di Nusantara, perumpamaan tentang kenikmatan surga tentu akan sangat berbeda dengan perumpamaan yang ditunjukkan pada orang-orang Arab sana.
Selain itu, ada hadits yang menyebutkan bahwa surga terdiri dari seratus tingkatan, dengan jarak antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya seperti antara bumi dan langit. Tingkatan tertinggi adalah Surga Firdaus, yang merupakan tempat bagi orang-orang yang paling dekat dengan Allah.
***
Pertanyaan Out of the box
Surga berasal dari kata swaragha, yang artinya dalam kehidupan yang akan datang, tubuh sudah lebih mampu melakukan segala hal yang lebih dari kondisi tubuh saat masih dalam kehidupan yang sekarang. Tugas manusia adalah khalifah fill ardh, pemimpin di muka bumi. Apakah bumi itu hanya ada di planet ini saja? Bukankah di semesta ini terdapat milyaran planet yang tersebar di berbagai belahan galaksi? Mungkinkah istilah naik ke surga itu hanya istilah manusia berpindah tugas keplanet lain dengan kemampuan tubuh yang keebih baik dari kehidupan belumnya? Misal, saat ini kita tinggal dan bertugas di planet bumi dengan penguasaan energi tubuh 2,5%. Jika memenuhi syarat, setelah meninggal, dihisab, lalu dibangkitkan. Kembali dan bertugas di bumi yang lain dengan tubuh lebih swaragha, misalnya penguasaan energi 10%.di sana kembali bertugas. Di sana juga tentu Dengan ujian kehidupan yang lebih berat. Hingga di lahir hidupnya di sana, dievaluasi lagi, apakah layak naik ke level swaragha yang lebih tinggi di bumi yang lain lagi?
Tugas manusia adalah membangun surga, di bumi manapun mereka ditempatkan. Manusia itu harus saling bekerja sama untuk saling memakmurkan.
Juga ada riwayat beberapa utusan yang bisa masuk surga tanpa melalui proses kematian.
Dalam tradisi Islam, Nabi Idris (atau Henokh dalam tradisi Kristen) diriwayatkan sebagai salah satu nabi yang diangkat ke surga tanpa mengalami kematian. Dalam tradisi Kristen, Henokh juga dianggap sebagai tokoh yang diangkat ke surga tanpa melalui kematian. Selain itu, dalam Islam, Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa ada 70.000 orang dari umatnya yang akan masuk surga tanpa hisab (penghitungan amal), yang diinterpretasikan sebagai masuk surga tanpa mengalami kematian terlebih dahulu.
Dalam tradisi Kristen, ada juga tokoh seperti Elia yang diangkat ke surga dalam badai angin. Namun, perlu dicatat bahwa interpretasi tentang masuk surga tanpa kematian bisa berbeda-beda tergantung pada tradisi dan tafsir yang berlaku.
Apakah ini juga suatu petunjuk bahwa mungkin aja manusia bisa berpindah tugas ke planet lain jika kondisi tubuhnya lebih swaragha dari kondisi awal saat ia mulai bertugas di planet bumi yang sekarang?