Yang ditanya di akherat itu amalan, bukan hapalan.
Maaf.. saya sama sekali tidak mengatakan menghafal Al Qur’an itu tidak penting.
Tapi orang tidak suka memilih yg sulit,banyak yang menghindari amalan dan memilih hapalan karna amalan jauh lebih sulit daripada hapalan.
Buktinya,banyak orang tua yang bercita cita anaknya dijadikan hafidz quran dan cukup bangga ketika anaknya menang lomba ngaji.
Stelah anaknya hapal,bnyak ortu tak memikirkan bagaimana cara anak mengamalkan dalam keseharian.
Lalu setelah menang, selanjutnya apa? Apa piala sekedar dipajang di ruang tamu? atau anak harus mengamalkan semua yang sudah dihapalkannya? jadi tambah berat kan tugas anak. Sedangkan ortunya sendiri menghapalnya juga tidak sebagus anaknya, apalagi mengamalkan.
Hanya skedar hapal belum tentu paham,bila paham juga blum tentu ada keinginan untuk mengamalkan. Tapi kalau sdari kecil dibiasakan mengamalkan,maka akan timbul rasa suka dan lama lama paham sebab akibat,kalau sering diulang ulang maka akan tertanam di alam bawah sadar dan lama lama akan hapal.
Bagaimanapun juga, yang ditanya di akhirat adalah amalan, bukan hafalan. Kenapa sekarang hanya disuruh hafal ini hafal itu.. diperbanyak dan diperlombakan hafalan.. Semoga generasi hafalan bisa pada naek level menjadi generasi amalan… Aamiin