Baru-baru ini WhatsApp mengumumkan kebijakan baru yang berhubungan dengan privacy penggunanya. WhatsApp meminta para penggunanya agar bersedia berbagi data-data WhatsApp-nya dengan Facebook. Saat ini saya baru bisa mengira-ngira maksud berbagi itu bagaimana ya. Data pribadi jelas tidak mungkin diumbar ke publik, itu ranah privacy. Saya ingat betul saat saya betul-betul merasa jengkel pada pihak BNI yang membagikan data nomor kontak darai nasabahnya ke BNI Life yang kemudian melakukan telemarketing yasng bersifat menjebak para nasabah BNI agar menyetujui penawaran asuransi BNI Life via telepon tersebut.. Jangan sampai dech masalah nyebeli seperti itu itu terjadi pada WhatsApp.
Pihak WhatsApp sendiri menginformasikan bahwa hak-hak pribadi penggunanya tetap terlindungi, karena WhatsApp tidak akan mengkases perdcakapan-percakapan pribadi maupun group. Yang terbayang oleh saya, ya kurang lebih sejenis dengan pengumpulan data apa yang terjadi di Facebook. Kita tentu sering mendapatkan iklan di timeline kita. Iklan yang tayang tersebut betul-betul tersegmentasi sesuai dengan kebiasaan kita bersosialisasi di Facebook. Si Facebook itu khan tahu persis berapa usia kita, apa pekerjaan kita, status perkawinan kita, hobi kita, di komunitas apa saja kita bergaul di Facebook, dan data-data lain seperti itu. Data pribadi kita tidak diumbar ke publik, namun, kita selalu mendapatkan iklan-iklan yang terpampang di linimasa kita betul-betul sesuai dengan segala aktivitas kita di sosial media tersebut.
Selama ini saya yang banyak melibatkan diskusi dengan teman-teman internet marketing, selalu mendapatkan banyak iklan produk-produk digital pendukung kegiatan internet marketing. Mungkin anda yang tiap hari bergaul di dunia kosmetik dan kecantikan suguhan iklan-iklan yang tampilnya juga sangat berhubungan dengan dunia kosmetik dan kecantikan itu. Iklan yang tayang tersebut disesuaikan dengan jenis kelamin, status perkawinan, hobi, hingga kebiasaa kita. Kalau setiap hari kamu yang tiap hari bergaul dengan para penggila bola, suguhan iklan gak jauh dari Mola TV. Saya juga sering mendapatkan iklan aplikasi HP yang ternyata sesuai banget dengan merek dan tipe smartphone yang kita pakai.
Jika WhatsApp minta kita mengizinkan data-data kita berbagi dengan Facebook, sepertinya si WhatsApp ini bentar lagi bakal dibuat komersil, akan bermunculan dech iklan-iklan yang tayang di timeline WhatsApp kita. Ini khan sudah terjadi pada Facebook dan Instagram. Saat ini Facebook Ads dan Instagram Ads khan udah betul-betul nyambung, untuk beriklan di Instagram, kita mengaturnya dari Facebook Ads Manager. Dugaan saya sih, Facebook akan menyambungkan iklan ini ke WhatsApp juga.
Saya tidak tahu apakah orang-orang dengan segera berpindah dari WhatsApp ke aplikasi lain. Tapi yang jelas, terjadi lonjakan pemakai baru pada aplikasi Telegram dan Signal. Apalagi banyak media online memberitakan bahwa aplikasi Signal Messenger ini direkomendasikan oleh Elon Musk.
Saya sendiri sudah menggunakan Telegram jauh-jauh hari sebelum issue WhatsApp ini berkembang. Saya belum tertarik untuk menginstall Signal karena alasan keterbatasan memory HP. Memang banyak kelebihan Telegram dari WhatsApp. Fitur group Telegram jelas lebih powerful dari group WhatsApp. Kapasitas member group Telegram jauh lebih banyak. Fitur group Telegram yang lebih canggih memungkinkan member yang baru masuk ke group bisa membaca semua pesan yang ada mulai dari awal group terbentuk. Ini di group WhatsApp gak bisa. Di WhatsApp Jumlah member group juga dibatasi hingga 256 orang saja. Telegram punya fitur Channel yang gak ada di WhatsApp untuk keperluan Broadcast yang efektif. Di Telegram kita bisa mengedit typo-typo di kiriman kita. Telegram juga dianggap lebih aman dan lebih melindungi privacy dari WhatsApp.
Namun, buat para pelaku bisnis online, rasanya agak sulit untuk berpindah dari platform WhatsApp ke Telegram maupun Signal. Bagi saya pribadi, WhatsApp dan Telegram itu tidak saling menggantikan, tapi saling melengkapi. Kenapa? Karena ada beberapa fitur yang benar-benar dibutuhkan para pelaku bisnis online atau digital marketing, yang saat ini adanya di WhatsApp, belum ada di Telegram maupun Signal Messenger. Apa saja? Ini dia :
1. Daily Stories atau WhatsApp Stories
Daily stories merupakan fitur yang saat ini belum ada di Telegram maupun Signal Messenger, Tidak semua pemakai WhatsApp menganggap fasilitas ini berguna. Update status memang bukan kewajiban, tapi update status merupakan sarana untuk berbagi informasi terkini secara personal. Kenapa saya katakan personal? Karena di WhatsApp, Stories hanya bisa dilihat oleh kontak-kontak yang sudah saling save dengan kita. Jika misalnya kita mensave data kontak dia, tapi dia gak save data kita kontak kita, kita bisa saling berbagi stories dengan orang tersebut. Stories yang kita bagi akan tayang selama 24 jam, setelah itu hilang. Itu sebabnya disebut Daily Stories.
Orang yang tidak pernah memanfaatkan daily status atau story, mungkin ibarat orang yang punya akun facebook tapi gak pernah update status. Eh, Tapi gak tepat juga sih, karena daily story ini juga tersedia di Facebook. Daily status ini sering berfungsi untuk membuka percakapan. Kita sering saling komentar pada saat kita mengomntari stories teman kita yang kita anggap menarik.
Bagi kaum pedagang, WhatsApp stories merupakan etalase produk-produk yang dia jual. Sesama pengguna WhatsApp juga paham fungsi ini. Daily status yang dipasang di WhatsApp, bisa dibagikan dengan mudah ke Facebook Stories.
Fitur Stories seperti ini, saya lihat, saat ini juga ada di Line, Youtube, dan Twitter. Artinya apa? Stories merupakan fitur yang disukai dan dibutuhkan banyak orang.
2. Tools WhatsApp Marketing
Karena sudah dianggap hampir tidak mungkin pemilik android gak pake WhatsApp, saat ini WhatsApp dianggap sebagai sarana Follow Up Autoresponder yang paling efektif untuk orang Indonesia. Banyak Internet Marketer berpendapat bahwa Follow Up prospek atau calon customer, dan juga para customer lama langganan mereka, lebih efektif menggunakan WhatsApp dibandingkan via email. Probabilitas orang membuka pesan WhatsApp jauh lebih besar daripada membuka email. Respon pengguna pada pesan WhatsApp juga tinggi. Itu sebabnya banyak para praktisi IT yang mengembangkan aplikasi pendukung WhatsApp yang berfungsi untuk :
- Notifikasi order otomatis yang terjadi pada web onlineshop via WhatsApp
- Scrape nomor WhatsApp secara otomatis dari group-group WhatsApp
- Mengelola broadcast yang lebih profesional dan terjadwal via WhatsApp
Untuk kepentingan ini, para pelaku internet marketing banyak menggunakan aplikasi pihak ketiga yang mengoptimalkan WhatsApp API. Beberapa aplikkasi yang pernah saya temui antara lain :
- Woo-Wa
- WBS Chat
- WAFU
Saya akan bahas kegunaan aplikasi-aplikasi tersebut pada artikel lain.
Saya belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan nanti. Mungkinkah Telegram dan Signal menambahkan fitur-fitur yang digandrungi para pelaku Internet Marketing Indonesia tersebut? Ataukah terbentuk pola baru kegiatan Digital Marketing pada Telegram dan Signal? Kita sama-sama alami saja ya perkembangannya setelah tanggal 8 Februari 2021 nanti.