Hikmah di Balik Lumpuhnya WhatsApp dan Facebook

Hikmah di Balik Lumpuhnya WhatsApp dan Facebook

Sejak tanggal 22 Mei 2019 sore kemarin, WhatsApp dan Facebook di negara kita mengalami kelumpuhan. dua aplikasi ini aksesnya terpangkas, semua serba lemot, dan banyak kiriman pesan-pesan terpending. Banyak berita online medsos lumpuh. Tapi setelah saya coba-coba messenger lain yang selama ini jarang dipakai, ternyata kondisi mereka baik-baik aja tuh. Line lancar, Telegram juga lancar.

Ketika WhatsApp lumpuh, group-group WA keluarga memang jadi sepi. Orang-orang juga banyak yang males migrasi ke Telegram, terutama mereka-mereka yang gaptek itu. Cukup efektif mereduksi beredarnya hoax-hoax provokasi yang didominasi pengguna WhatsApp dan Facebook.




Saat ini Telegram memang mulai dijadikan alternatif selain WhatsApp. Sebetulnya ada beberapa kelebihan Telegram dari WhatsApp :

Pertama, Kapasitas group Telegram lebih gede dari WhatsApp. Jika WhatsApp mentok di 256 orang, Telegram bisa sampai 1000 orang. Cocok untuk dijadikan group besar alumni. Group Alumni SMAN 3 Bandung Angkatan 92 pun, bari terbentuk hari ini, sehari setelah WhatsApp disetrap Pemerintah. Dulu pas masih group WhatsApp, efektifnya cuma buat menampung kelas per kelas. Kalau semua angkatan disatukan, ya sudah tentu harus dipecah-pecah menjadi beberapa group.

Kedua, kemudahan akses. Cukup pasang satu aplikasi untuk lebih dari satu nomor, tinggal di-switch aja pas makenya. Untuk urusan online di laptop juga lebih gampang. Verifikasi cuma lewat SMS, gak perlu scan barcode kayak WhatsApp dan WeChat.

Ketiga, soal keamanan data. Konon, Telegram ini gak gampang disadap kayak WhatsApp.

Begitu saya buka Telegram, ternyata saya mendapatkan banyak notifikasi dari teman teman banyak yang mulai mengaktifkan layanan Telegram juga.

Ternyata, gak semua medsos dibatasi aksesnya selama dua hari. Hanya medsos tertentu saja yang dianggap paling dominan, yaitu WahtsApp, Facebook, dan Instagram.

Banyak juga yang mengatakan, “Pakai Turbo VPN aja, nanti WhatsApp dan Facebooknya lancar kembali.”

Memang benar sih, saya juga terbukti. Cuma masalahnya, bagaimana dengan keamanan datanya? Banyak yang bilang, selama kita pakai VPN, jangan pernah lakukan mobile banking, gak aman, gampang diambil Hacker. VPN juga bisa membuka akses-akses ke situs-situs terlarang yang diblokir pemerintah, termasuk situs-situs lendir terlarang. Jadi percuma donk Pemerintah mengeluarkan dana ratusan milyar untuk mendanai proyek Internet Positif kalau toch situs-situs terlaragnya masih bisa ditembus dengan mudah dengan bantuan VPN? Bisa iya bisa tidak. Bagaimanapun juga, Internet Positif minimal bisa mengurangi secara significant lah, khan netter di Indonesia masih banyak yang gaptek gak ngulik VPN.



Comments

comments