Liga 2018 telah usai, dengan meninggalkan bekas luka yang cukup mendalam bagi bobotoh Persib. Berapa tidak. Gelar juara yang sudah terlihat di depan, kemudian menjauh lantaran Persib benar benar digembosi habis habisan. Andai tak ada kasus tewasnya The Jak Mania bernama Haringga Sirla di Bandung, mungkin kita saat ini menikmati perayaan gelar juara Liga dalam format kompetisi penuh. Dua gelar Liga sebelumnya terjadi dalam sistem putaran final.
Sebagai bobotoh, saya puas dengan hasil racikan Abah Mario Gomez. Keberanian dia mengganti pemain sekaliber Michael Essien dengan Jonathan Bauman sungguh tepat. Gomez lebih mengutamakan kebutuhan tim ketimbang nama besar Sang Legenda. Gomez pula yang kali melihat potensi terpendam dari Ghozali Muharram Siregar dan Ardi Idrus. Duo sayap kiri ini benar benar terbukti ampuh menggantikan Atep dan Tony Sucipto yang semakin memudar termakan usia.
Sebagai bobotoh, saya pribadi kurang setuju jika Abah Gomez digantikan oleh Miljan Radovic. Secara teknis, target prestasi Abah Gomez tercapai. Bahkan Persib bisa dipastikan juara seandainya tidak digembosi habis habisan pasca tewasnya pendukung Persija di Gedebage itu.
Keraguan bobotoh makin menjadi dengan adanya keputusan Radovic yang memasukan Srdan Lopicic ke dalam tim. Itu memang hak prerogratif dia sebagai Head Coach. Namun, saya sebagai bobotoh merasa itu gak sesuai kebutuhan tim. Apa ini KKN mentang-mentang satu rumpun? Dari sudut pandang KKN, ini mengingatkan kita pada peristiwa Arcan Iuri memasukkan Leontin Chitescu menggantikan Nyeck Nyobe dulu. Dari segi kebutuhan tim, ini mementahkan kembali kondisi tim, udah cape-cape Abah Gomez mengganti kelebihan gelandang dengan striker, eh, strikernya malah diganti lagi sama gelandang. Asa lieur nya 😀
Alasan bobotoh mah sederhana saja. Pertama, Srdan Lopicic itu sudah sepuh, rentan cedera pula, apa dia masih bisa menampilkan performa terbaiknya? Kedua, posisi dia khan di gelandang serang, apa nanti gak tumpang tindih dengan Esteban Vizcarra? Dengan hilangnya Jonathan Bauman, Persib kehilangan striker berkelas yang terbukti tampil sehati dengan Ezechiel. Atau dia mau ditempatkan di depan sebagai tandem Ezheciel? Atau mungkin dia mau pake formasi 4-2-3-1 dan 4-3-3 yang gak butuh duet ujung tombak?
Jika Vizcarra dan Lopicic tampil bersama di posisi midfield, bagaimana dengan posisi Dedi Munandar, Kim Kurniawan, Gian Zola Nasrullah? Jangan jangan Zola malah hengkang lagi demi mengejar jam terbang. Apalagi saat ini juga ada Beckham Putra Nugraha yang berambisi tampil di level senior setelah tampil aplik di Persib U17 dan Persib U19. Atep dan Mas Hariono mungkin gak masuk hitungan lagi. Apalagi jika Erwin Ramdani, Abdul Azis dan Frets Butuan ikut merapat. Apa gak kebanyakan gelandang tuch?
Di depan ada siapa aja sih selain si Aliando? Ronggo? Ah, Airlangga Sucipto mah dari tahun kemarin juga harusnya udah gak ada di tim. Muchlis Hadi Ning Saefuloh diperpanjang gak? Saya kok malah lebih yakin sama potensi Ilham Qolba yang pernah trial di Malaysia itu ya? Selain itu ada Muhammad Wildan Ramdani yang belum teruji karena jam terbangnya juga memang minim sih.
Untuk link belakang, hengkangnya Victor Igbonevo menurut saya tidak terlalu masalah. Percayakan saja kepada Indra Mustafa dan Al Amin Syukur Fusabillah untuk mendampingi Bojan Malisic.
Bagaimana dengan posisi wing-back? Idealnya sih Alfath Fathier diminta pulang ke Bandung. Dia ideal sekali untuk wing-back kiri, bergantian dengan Ardi Idrus. Untuk kanan sudah ada Henhen Herdiana, juga ada Bang Supardi Nasir. Siapa lagi yang bisa ditempatkan di wingback? Apa Puja Abdillah mau ditempatkan di posisi ini juga? Klo gak salah ada Mario Jardel juga ya yang tampil oke di U19?
Penjaga gawang mah aman sih. Deden Natsir sudah bisa dibackup sama Aqil Savic. Juga ada pemain senior Bli I Made Wirawan jika belum pensiun. Kalau Imam Arif mau hengkang nya mangga we. Mending jadi kiper utama di tim lain daripada ngajedog wae di bangku cadangan. Bener teu?