Mungkinkah Para Dewa Sesembahan Nenek Moyang Manusia itu Adalah Bangsa Alien?

Mungkinkah Para Dewa Sesembahan Nenek Moyang Manusia itu Adalah Bangsa Alien?

Di  tahun 2021 yang lalu, Jagad sosial media Facebook sempat Dihebohkan dengan kemunculan aliran Raelianisme. Menurut info dari hasil penelusuran dari Google sih, sekte ini katanya sudah ada sejak tahun 1973. Tapi ya baru heboh beberapa tahun terakhir saja sih, setelah masyarakat medsos tumbuh besar.  Saya pribadi bahkan baru tahu istilah Raelianiems tersebut dari tayangan kanal Youtube Lia Lestari, karena selama gaul di Facebook sejak 2009 hingga kini, saya belum pernah dengar tentang sekte Raelianisme ini.

Agama atau sekte kepercayaan  Raelianisme ini mengklaim, bahwa Tuhan yang disebut dalam agama samawi sebagai Allah atau Elohim ini, sebenarnya adalah makhluk ekstraterestrial atau alien. Wahyu yang diturunkan kepada para nabi seperti Isa Almasih, Nabi Muhammad, Musa, Sidharta Gautama, dan masih banyak lagi, memang ada, tapi mereka diklaim bukan menerima wahyu dari apa yang disebut sebagai Tuhan, melainkan dari makhluk ekstraterestrial atau luar angkasa yang lebih canggih dan lebih beradab dibandingkan dengan peradaban di bumi.

Dari sini saya jadi banyak yang saya pertanyaan. Kok alien dianggap Tuhan sih? Emangnya alien itu sekuat apa sih? Apa definisi Tuhan? Siapa yang menciptakan alien? Bagaimana pertanggungjawaban alien pada penciptanya? Bagaimana pertanggungjawaban alien pada semesta yang mereka tempati? Kenapa alien seolah punya power yang besar hingga bisa mengatur segala hal yang berhubungan dengan planet bumi? Apakah alien berkomunikasi dengan Sang Pencipta? Saya pernah membahas masalah ini dalam artikel tersendiri yang membahas masalah teori manusia 2,5% dan mitologi para dewa.

Akibat pernyataan sekte Raelianisme tersebut, akhirnya muncul pro dan kontra di kalangan masyarakat. Tentu saja lebih banyak kontranya, karena dianggap bertentangan dengan kitab suci agama-agama besar di dunia. Tradisi agama samawi pun sangat mengakar kuat di nusantara. Gak heran jika paham Raelianisme ini dianggap bertentangan dengan ajaran tauhid agama samawi itu sendiri.

Mungkin ini adalah salah satu alasan kenapa begitu banyak orang yang menentang tayangan Ancient Aliens di History Channel. Salah satunya adalah, karena banyak pemuka agama khawatir jika makin banyak orang yang terseret pada paham Raelianisme ini. Namun saya rasa, orang yang banyak literasi dan selalu mengkaji berbagai masalah dengan pikiran terbuka, tidak mungkin bisa terseret pada paham tersebut.

Namun, terlepas dari klaim nyeleneh dari sekte tersebut, memang tidak bisa dipungkiri,  bahwa sejak zaman kuno, bahkan sejak dengan prasejarah, kontak Alien atau makhluk ekstraterestrial dengan penduduk bumi sudah banyak terdokumentasikan. Dokumentasi tersebut secara terlihat secara implisit melalui peninggalan relief teks kuno lukisan gua dan artefak-artefak kuno.

Pertanyaannya sekarang adalah, mungkinkah alien benar-benar pernah menginvasi bumi? Ataukah itu hanyalah bentuk imajinasi masyarakat purba dan peradaban kuno belaka? Dan jika alien pernah melakukan kontak dengan penduduk bumi, apakah kontak tersebut sudah putus sepenuhnya? ataukah jangan-jangan mereka kini masih mengawasi kita tanpa kita sadari?

Tulisan kali ini mungkin akan tampak fantastis dan lebih seperti dongeng. Sampai saat ini belum ada penjelasan yang dianggap cukup ilmiah. Kredibel, dan disepakati semua kalangan masyarakat, yang dipublikasikan untuk umum mengenai kontak alien dengan bumi. Para sejarawan penulis buku dan pendukung teori-teori UFO dan invasi alien, banyak merujuk kepada sejarah agama, sejarah tradisi, dan peninggalan-peninggalan kuno yang pernah ditemukan manusia.

Salah satu buku yang menarik untuk dibaca adalah buku “Our Ancestors Came From Outer Space.” Buku ini ditulis oleh Maurice Chatelain, seorang ilmuwan NASA yang terlibat dalam program Apollo. Dalam buku ini, ia mengemukakan teori-teori dan hipotesis-hipotesis tentang asal-usul manusia dari makhluk luar angkasa atau alien. Ia mengacu pada berbagai bukti arkeologi, sejarah, mitologi, dan astronomi yang menunjukkan adanya kontak antara manusia dan alien sejak zaman kuno. Ia juga membahas tentang teknologi canggih yang dimiliki oleh alien dan bagaimana mereka mempengaruhi peradaban manusia.

Beberapa topik yang dibahas dalam buku ini antara lain adalah:

  • Rahasia Atlantis
  • Makna Piramida di Giza
  • Harta karun kuno Mesir
  • Misteri Kalender Maya
  • Kebenaran tentang astrologi
  • Dunia di bawah es kutub
  • Stonehenge, keajaiban matematika
  • Kalender Rhodes
  • Misteri Salib Malta
  • Apa yang sebenarnya dilihat oleh astronot Apollo dan Gemini

Chatelain berpendapat bahwa Atlantis adalah bagian dari sejarah yang sangat maju dan memiliki hubungan dengan kecerdasan ekstraterestrial. Dalam karyanya, dia sering mengeksplorasi ide bahwa peradaban kuno seperti Atlantis mungkin telah memiliki kontak atau bahkan bantuan dari pengunjung luar angkasa, yang meninggalkan jejak pengetahuan dan teknologi mereka.

Maurice Chatelain, memiliki pandangan unik tentang Piramida Giza. Menurut Chatelain, piramida tersebut bukan hanya makam firaun tetapi juga mungkin memiliki fungsi lain yang berkaitan dengan astronomi dan navigasi luar angkasa. Dia berpendapat bahwa piramida-piramida tersebut mungkin berfungsi sebagai penanda atau peta bintang yang digunakan oleh peradaban kuno untuk navigasi atau mungkin bahkan komunikasi dengan kecerdasan ekstraterestrial.

Meskipun tidak ada informasi spesifik tentang pendapatnya mengenai harta karun Mesir Kuno, Chatelain percaya bahwa simbol-simbol dan matematika visual yang ditinggalkan di piramida Mesir, seperti yang dijelaskan dalam bukunya “Our Cosmic Ancestors”, mungkin merupakan pesan dari “astronot universal” yang pernah mengunjungi Bumi. Dia menyarankan bahwa peninggalan-peninggalan ini mungkin merupakan bukti dari pengetahuan lanjutan yang diberikan kepada manusia oleh pengunjung dari luar angkasa. Ini bisa mencakup harta karun dalam bentuk pengetahuan dan teknologi, bukan hanya harta material.

Maurice Chatelain, dalam bukunya “Our Cosmic Ancestors”, membahas kalender Maya sebagai salah satu contoh pengetahuan astronomi yang canggih dari peradaban kuno. Dia menyarankan bahwa kalender Maya, dengan siklus dan perhitungannya yang akurat, mungkin merupakan bagian dari sistem pengetahuan yang lebih luas yang diberikan oleh “astronot universal” atau kecerdasan ekstraterestrial kepada manusia kuno. Chatelain melihat kalender Maya sebagai bukti dari interaksi antara manusia dan pengunjung dari luar angkasa, yang meninggalkan pesan dan simbol matematika visual untuk kita.

Chatelain berpendapat bahwa peradaban kuno mungkin memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara Bumi dan kosmos, yang bisa jadi termasuk aspek-aspek yang hari ini kita sebut sebagai astrologi. Dia juga menyarankan bahwa pengetahuan ini mungkin berasal dari atau dipengaruhi oleh kecerdasan ekstraterestrial.

Chatelain sering mengeksplorasi ide bahwa pengetahuan lanjutan dan teknologi mungkin telah diberikan kepada manusia kuno oleh pengunjung dari luar angkasa, yang bisa mencakup wilayah-wilayah seperti kutub yang memiliki es tebal dan belum terjelajahi secara penuh.

Maurice Chatelain dalam bukunya “Our Cosmic Ancestors” membahas Stonehenge sebagai salah satu contoh pesan yang ditinggalkan oleh apa yang dia sebut “astronot universal”. Dia berpendapat bahwa Stonehenge, bersama dengan struktur kuno lainnya seperti Piramida Giza dan kalender Maya, mungkin mengandung simbol dan matematika visual yang merupakan pesan atau pengetahuan yang diberikan oleh kecerdasan ekstraterestrial kepada manusia kunoChatelain melihat Stonehenge sebagai bagian dari bukti yang menunjukkan adanya interaksi antara manusia dan pengunjung dari luar angkasa, yang meninggalkan tanda-tanda penting bagi peradaban kita.

Baca Juga  PYRAMIDA

Maurice Chatelain tidak secara spesifik membahas tentang Kalender Rhodes dalam karyanya yang terkenal. Namun, berdasarkan pendekatannya terhadap peradaban kuno dan pengetahuan astronomi mereka, bisa diasumsikan bahwa dia mungkin melihat Kalender Rhodes sebagai bagian dari pengetahuan astronomi yang canggih yang dimiliki oleh peradaban kuno, yang mungkin memiliki hubungan dengan kecerdasan ekstraterestrialChatelain sering menekankan bahwa struktur kuno dan sistem pengetahuan mereka, seperti yang terlihat pada Piramida Giza, Stonehenge, dan kalender Maya, mungkin mengandung pesan atau pengetahuan yang diberikan oleh pengunjung dari luar angkasa.

Maurice Chatelain dalam bukunya “Our Cosmic Ancestors” membahas Misteri Salib Malta sebagai salah satu simbol yang ditinggalkan oleh apa yang dia sebut “astronot universal”. Dia berpendapat bahwa Salib Malta, bersama dengan struktur kuno lainnya seperti Piramida Giza, Stonehenge, dan kalender Maya, mungkin mengandung simbol dan matematika visual yang merupakan pesan atau pengetahuan yang diberikan oleh kecerdasan ekstraterestrial kepada manusia kunoChatelain melihat Salib Malta sebagai bagian dari bukti yang menunjukkan adanya interaksi antara manusia dan pengunjung dari luar angkasa, yang meninggalkan tanda-tanda penting bagi peradaban kita.

Dalam karyanya, dia menyatakan bahwa penerbangan luar angkasa Amerika, dari Mercury dan Gemini hingga Apollo, diikuti oleh pesawat ruang angkasa tak dikenal yang mungkin berasal dari peradaban lain di luar angkasa dan telah mendirikan pangkalan di BulanChatelain menawarkan pandangan bahwa apa yang sebenarnya dilihat oleh astronot Apollo dan Gemini mungkin termasuk bukti dari kehadiran ekstraterestrial.

Chatelain mengakui bahwa teori-teori dan hipotesis-hipotesisnya perlu diverifikasi lebih lanjut dan mungkin ada yang tidak tepat. Namun, ia berpendapat bahwa yang penting adalah melontarkan dan menggerakkan ide-ide baru, agar dapat menginspirasi generasi berikutnya untuk membuat penemuan-penemuan baru dan merumuskan teori-teori baru.

Buku ini ditujukan untuk pembaca yang tertarik dengan misteri tentang keberadaan alien dan kemungkinan kontak dengan mereka. Buku ini juga menawarkan pendekatan matematis dan arkeologis yang berbeda dari buku-buku serupa yang lebih bersifat spekulatif atau fiktif.

Chariot of Gods

Buku lain yang sejenis berjudul “Chariots of Gods.” Buku ini ditulis oleh Erich von Daniken dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1968. Buku ini mengajukan hipotesis bahwa teknologi dan agama dari banyak peradaban kuno diberikan oleh astronot kuno yang disambut sebagai dewa. Buku ini juga menyajikan bukti-bukti yang diduga menunjukkan adanya interaksi antara manusia dan makhluk luar angkasa di masa lalu, seperti piramida Mesir, Stonehenge, patung Moai di Pulau Paskah, dan lukisan-lukisan gua. Buku ini juga menafsirkan beberapa mitologi dan cerita kuno, seperti kitab Perjanjian Lama, legenda Sumeria, dan misteri Sirius, sebagai bukti adanya kontak dengan alien. Buku ini juga mengklaim bahwa manusia adalah keturunan dari perintis galaksi yang berasal dari planet Nibiru. Buku ini telah menginspirasi banyak buku dan film sejenis, tetapi juga menuai banyak kritik dan sanggahan dari komunitas ilmiah.

***

Teman-teman yang belum puas dengan dongeng singkat di sini, selain mempelajari buku-buku yang saya sebutkan di atas, saya sarankan juga untuk mengkaji dan menganalisis tayangan-tayangan Ancient Aliens di History Channel, dan Ancient Apocalypse di Netflix. Jika semua itu dirasa ini tidak masuk akal, anggap saja ini sebagai dongeng pengantar tidur.

Manusia telah melakukan banyak riset tentang kemungkinan kontak manusia dengan makhluk ekstraterestrial atau alien. Bidang yang mempelajari fenomena ini disebut ufologi. Ufologi melibatkan penyelidikan terhadap laporan tentang penampakan UFO (Unidentified Flying Object) dan aktivitas yang dikaitkan dengan kehadiran makhluk asing.

Terdapat banyak individu, organisasi, dan lembaga yang aktif dalam mengumpulkan dan menganalisis bukti yang terkait dengan kemungkinan kontak alien. Beberapa metode riset yang digunakan meliputi analisis foto dan video, wawancara dengan saksi mata, penelitian terhadap fenomena fisik yang terkait, dan studi terhadap laporan dan dokumentasi historis.

Namun, perlu diketahui bahwa meskipun telah dilakukan banyak riset, belum ada bukti ilmiah yang kuat yang secara pasti mengkonfirmasi adanya kontak manusia dengan makhluk ekstraterestrial. Banyak klaim dan laporan terkait dengan kontak alien masih diperdebatkan dan tidak dapat dipastikan kebenarannya. Banyak ilmuwan skeptis yang menilai bukti yang diajukan kurang meyakinkan atau dapat dijelaskan dengan penjelasan ilmiah yang sudah diketahui.

Namun, minat terhadap riset mengenai kontak manusia dengan alien terus berlanjut, dan beberapa proyek seperti Proyek SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) terus melakukan upaya untuk mencari tanda-tanda kehidupan atau komunikasi dari peradaban ekstraterestrial di luar Bumi.

***

Zecharia Sitchin adalah seorang penulis yang dikenal karena buku-bukunya yang mengusulkan penjelasan tentang asal-usul manusia yang melibatkan astronaut kuno. Sitchin mengaitkan penciptaan peradaban Sumeria kuno dengan “Anunnaki”, yang ia sebut sebagai ras alien dari planet Nibiru. Meskipun buku-bukunya telah terjual jutaan kopi dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 25 bahasa, ide-ide Sitchin telah ditolak oleh ilmuwan, akademisi, sejarawan, dan antropolog yang menganggap karyanya sebagai pseudosains dan pseudosejarah.

Zecharia Sitchin dikenal karena seri bukunya “The Earth Chronicles”. Berikut adalah beberapa buku yang ditulis oleh Zecharia Sitchin:

  • The 12th Planet (1976)
  • The Stairway to Heaven (1980)
  • The Wars of Gods and Men (1985)
  • The Lost Realms (1990)
  • When Time Began (1993)
  • The Cosmic Code (1998)
  • The End of Days (2007)
  • Genesis Revisited (1990)
  • Divine Encounters (1995)
  • The Earth Chronicles Handbook (2009)
  • There Were Giants Upon the Earth (2010)
  • The Earth Chronicles Expeditions (2007)
  • Journeys to the Mythical Past (2007)
  • The Lost Book of Enki (2001)
  • The King Who Refused to Die (2013)
  • The Anunnaki Chronicles (2015).

Buku “The 12th Planet” karya Zecharia Sitchin membahas tentang peradaban Sumeria dan mengemukakan bukti-bukti yang menurutnya menunjukkan keberadaan Nibiru, sebuah planet tambahan dalam tata surya kita. Sitchin berpendapat bahwa Nibiru adalah planet asal Anunnaki, makhluk alien canggih yang mendarat di Bumi setiap 3.600 tahun. Dia mengklaim bahwa Anunnaki datang ke Bumi sekitar 450.000 tahun yang lalu untuk menambang emas dan mineral langka lainnya, dan bahwa mereka memiliki teknologi yang sangat maju, termasuk alat terbang seperti helikopter, senjata kuat, dan roket untuk bepergian ke planet mereka. Sitchin juga menginterpretasikan mitos Sumeria sebagai catatan faktual tentang keberadaan dan aktivitas Anunnaki di Bumi, termasuk eksperimen genetika yang menghasilkan manusia modern.

Baca Juga  Bangsa ANNARA atau ANNUNAKI: Versi Lain dari Sejarah Penciptaan

Buku “The Stairway to Heaven” karya Zecharia Sitchin adalah volume kedua dalam seri “The Earth Chronicles”. Dalam buku ini, Sitchin mengungkap rahasia Piramida dan petunjuk tersembunyi dari zaman kuno untuk mengungkapkan pemalsuan besar yang menjadi dasar bagi Egyptologi yang mapan. Dia membawa pembaca ke Spaceport dan Landing Place para dewa Anunnaki – “Mereka yang datang dari Surga ke Bumi”. Buku ini mengeksplorasi gagasan bahwa peradaban kuno, khususnya Sumeria, memiliki pengetahuan dan interaksi lanjutan dengan makhluk ekstraterestrial.

Buku “The Wars of Gods and Men” adalah volume ketiga dalam seri “The Earth Chronicles” karya Zecharia Sitchin. Dalam buku ini, Sitchin menggali masa lalu Bumi yang penuh konflik, di mana tentara raksasa yang terampil dalam seni perang bertempur dalam pertempuran yang brutal dan mengerikan. Konflik-konflik ini, menurut Sitchin, tidak hanya membentuk takdir manusia tetapi juga bertahan selama berabad-abad dalam legenda, lagu, dan ajaran agama. Dia menggunakan teks-teks kuno, dokumen-dokumen religius, dan temuan arkeologi untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa epik yang mendukung keberadaan dewa-dewa ekstraterestrial yang memicu perang antar bangsa dan manusia.

Buku “The Lost Realms” karya Zecharia Sitchin adalah volume keempat dalam seri “The Earth Chronicles”. Dalam buku ini, Sitchin mengeksplorasi peradaban-peradaban baru dunia yang hilang, seperti Olmec, Aztec, Maya, dan Inca. Dia mengungkap rahasia yang lama tersembunyi dari peradaban-peradaban ini dan menghubungkan pencarian para conquistador Spanyol untuk El Dorado dengan pencarian ekstraterestrial yang mencari emas di sana jauh sebelumnya.

Buku “When Time Began” karya Zecharia Sitchin adalah volume kelima dalam seri “The Earth Chronicles”. Dalam buku ini, Sitchin mengeksplorasi konsep waktu dan kalender kuno, menggambarkan bagaimana peradaban kuno mengukur waktu dan mengaitkannya dengan astronomi. Dia berpendapat bahwa pengetahuan ini berasal dari pengunjung ekstraterestrial yang dia sebut “astronot universal”, yang meninggalkan tanda-tanda dan pengetahuan mereka di monumen-monumen seperti Stonehenge. Sitchin menggambarkan bagaimana peristiwa-peristiwa yang membentuk peradaban kita di masa lalu ditandai dengan akurasi yang menakjubkan, menunjukkan “tanda tak terbantahkan dari dewa ekstraterestrial yang tertulis dalam batu”.

Buku “The Cosmic Code” adalah volume keenam dalam seri “The Earth Chronicles” karya Zecharia Sitchin. Dalam buku ini, Sitchin mengungkap penelitian tentang kode yang ditinggalkan oleh pencipta umat manusia. Dia menjelaskan bagaimana Anunnaki, yang dia anggap sebagai dewa-dewa mitos Sumeria, sebenarnya adalah pendiri kehidupan manusia di Bumi. Sitchin membahas monumen-monumen misterius seperti Stonehenge dan struktur lingkaran batu di Dataran Tinggi Golan, Israel, yang menurutnya memerlukan pengetahuan astronomi yang canggih. Dia juga menggali teks-teks kuno untuk mendekripsi ramalan dan menunjukkan bagaimana abjad Ibrani yang cocok dengan DNA dan nilai numerik huruf-hurufnya berfungsi sebagai kode yang mengungkap rahasia takdir manusia dan tujuan celestial umat manusia.

Buku “The End of Days” karya Zecharia Sitchin adalah volume ketujuh dan terakhir dalam seri “The Earth Chronicles”. Dalam buku ini, Sitchin mengeksplorasi tema-tema seperti akhir zaman, kembalinya Anunnaki, dan hubungan antara peristiwa masa lalu dengan masa depan. Dia menawarkan bukti baru yang menunjukkan bahwa masa lalu adalah masa depan dan bahwa umat manusia serta planet Bumi tunduk pada waktu Celestial yang telah ditentukan sebelumnya. Sitchin juga membahas ramalan-ramalan Alkitab, termasuk “Hari Tuhan” dan propesi tentang akhir zaman, serta menguraikan kode waktu yang dia temukan dalam kitab Daniel dan Wahyu.

Buku “Genesis Revisited” karya Zecharia Sitchin adalah sebuah volume pendamping untuk seri “The Earth Chronicles”. Dalam buku ini, Sitchin meninjau kembali ajaran-ajaran kuno dalam cahaya penemuan ilmiah terkini dan mengungkap fakta-fakta yang menantang kepercayaan konvensional tentang planet dan spesies kita. Dia membahas pencapaian modern seperti perjalanan ruang angkasa, rekayasa genetika, dan ilmu komputer, menunjukkan bahwa kemajuan semacam itu sudah diketahui oleh leluhur kita ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak 3.000 tahun sebelum kelahiran Kristus. Sitchin menyajikan bukti yang mengejutkan bahwa pengetahuan ultra-modern ini sebenarnya adalah pengetahuan kuno.

Buku “Divine Encounters” karya Zecharia Sitchin adalah sebuah eksplorasi tentang interaksi antara manusia dan makhluk spiritual, yang dicatat dalam naskah-naskah kuno dan kitab-kitab suci. Sitchin menggambarkan drama yang melibatkan surga dan bumi, ibadah dan pengabdian, keabadian dan kematian, cinta dan seks, cemburu dan pembunuhan. Dia mengeksplorasi pertanyaan apakah peristiwa-peristiwa ini berdasarkan kejadian nyata atau hanya mitos. Dengan semangat seorang visioner dan perhatian detail seorang ilmuwan, Sitchin memberikan akun yang menakjubkan tentang interaksi manusia dengan pelancong langit. Dia juga memberikan bukti lebih lanjut bahwa mimpi-mimpi nubuat, penglihatan, pertemuan UFO, dan fenomena luar biasa lainnya memang merupakan ciri intervensi oleh utusan antargalaksi yang menghubungi kita dari alam lain untuk memberi pencerahan, bimbingan, hukuman, dan kenyamanan di saat kita membutuhkan.

“The Earth Chronicles Handbook” karya Zecharia Sitchin adalah sebuah kompendium ensiklopedis yang menyediakan akses mudah ke berbagai karakter dan subjek yang dibahas dalam seri “The Earth Chronicles”. Buku ini menawarkan daftar alfabetis terhadap terminologi peradaban kuno mengenai dewa-dewa mereka, raja-raja, budaya, dan agama. Ini juga berisi ringkasan terperinci, komentar, dan instruksi untuk menemukan topik dalam semua buku Sitchin. Buku ini dirancang sebagai alat navigasi unik melalui seluruh karya Sitchin, mengungkap sejarah tersembunyi Bumi dan umat manusia, dan menggunakan masa lalu untuk mengungkap makna dari masa depan yang diramalkan.

Buku “There Were Giants Upon the Earth” karya Zecharia Sitchin adalah bagian dari seri “The Earth Chronicles”. Buku ini mengeksplorasi keberadaan bukti fisik tentang kehadiran alien di Bumi di masa lalu dan mengidentifikasi serta mendeskripsikan demigod, seperti Gilgamesh, yang merupakan keturunan dari pengunjung tersebut. Sitchin menguraikan tes bukti fisik ini yang bisa membuka rahasia kesehatan, umur panjang, kehidupan, dan kematian. Dia menulis bahwa manusia diciptakan dengan menambahkan gen Anunnaki ke hominid yang sudah ada sekitar 300.000 tahun yang lalu. Menurutnya, interaksi antara “anak-anak dewa” dan wanita manusia menghasilkan “pahlawan terkenal” dari masa lalu.

Buku “The Earth Chronicles Expeditions” adalah sebuah karya autobiografi dari penulis terkenal Zecharia Sitchin. Dalam buku ini, Sitchin mengungkapkan penelitian dasar dan ekspedisi petualangan yang menghasilkan seri buku terlaris “The Earth Chronicles”. Buku ini mengeksplorasi hubungan antara dunia lama dan baru dalam mencari bukti pengaruh ekstraterestrial dalam artefak dan mural peradaban kuno.

Sitchin berbagi pengetahuannya tentang antikuitas dan pengalamannya di lapangan, serta bukti konkret untuk kesimpulannya bahwa mitos kuno adalah kenangan dari peristiwa nyata, bahwa dewa-dewa dari bangsa kuno adalah pengunjung ke Bumi dari planet lain, dan bahwa kita tidak sendirian di tata surya kita. Buku ini juga menyertakan foto-foto dari arsip pribadi Sitchin, yang memberikan cerita pribadinya dan perasaan dalam tentang ikatan yang menghubungkannya dengan masa lalu leluhurnya.

Baca Juga  CHINTRUMA

Buku “Journeys to the Mythical Past” adalah volume kedua dari seri autobiografi Zecharia Sitchin, di mana ia mengungkapkan keberadaan sebuah kamar rahasia di dalam Piramida Agung di Mesir. Sitchin berbagi kisahnya tentang dedikasi tak kenal lelah dalam mencari kebenaran yang hampir merenggut nyawanya ketika mengungkap rahasia piramida Giza dan Sphinx1.

Buku ini juga melaporkan tentang pertemuan dengan Vatikan, Iceman dari Alpen, komputer Antikythera, kuil dan Jalur Malta, dan menawarkan solusi untuk teka-teki garis Nazca. Sitchin menyajikan bukti mengejutkan yang menghubungkan garis Nazca dan situs yang berdekatan dengan keberangkatan Anunnaki, dewa-dewa kuno yang, menurut kepercayaannya, berjanji akan kembali.

Buku “The Lost Book of Enki” oleh Zecharia Sitchin adalah narasi yang menggambarkan asal-usul umat manusia dan peradaban berdasarkan interpretasi penulis tentang teks-teks kuno Sumeria. Dalam buku ini, Sitchin mengisahkan tentang para astronot dari planet lain yang datang ke Bumi sekitar 445.000 tahun yang lalu untuk mencari emas. Mereka mendirikan koloni pertama di Bumi dan dengan bantuan rekayasa genetika, menciptakan Homo sapiens sebagai pekerja primitif1.

Buku ini juga membahas tentang banjir besar yang menghancurkan Bumi dan bagaimana para astronot tersebut menjadi dewa bagi manusia, memberikan ilmu peradaban dan mengajarkan manusia untuk menyembah. Sitchin menggali lebih dalam tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di planet Nibiru—planet asal para astronot—yang memicu perjalanan mereka ke Bumi, kebutuhan akan emas, dan penciptaan manusia. “The Lost Book of Enki” menawarkan perspektif alternatif tentang sejarah awal manusia dan interaksi dengan makhluk dari dunia lain, yang menurut Sitchin, telah mempengaruhi jalannya peradaban manusia hingga saat ini.

Buku “The King Who Refused to Die” oleh Zecharia Sitchin adalah sebuah novel alegoris yang membawa kehidupan konsep-konsep kunci dari buku terlarisnya “The 12th Planet”. Buku ini menggambarkan kembali Epik Gilgamesh dalam konteks penemuan Sitchin, termasuk detail tentang ritual seks kuno Sumeria, garis keturunan Anunnaki dari dewa-dewa yang tinggal di Sumer, teknologi pesawat ruang angkasa Anunnaki, cara kerja Oracle of Anu, dan hubungan Gilgamesh dengan dewi Ishtar1.

Cerita dimulai di London saat Astra tiba di pembukaan pameran Gilgamesh baru di British Museum. Di sana dia bertemu dengan seorang pria tampan yang mengetahui rahasia tentang dirinya yang seharusnya tidak diketahui oleh orang asing, termasuk asal-usul bekas luka yang tidak biasa di tangannya. Pria tersebut mengungkapkan bahwa dia adalah avatar modern dari Gilgamesh yang mencari kehidupan abadi yang dulu ditolak oleh Ishtar. Dengan mengulangi ritual seks suci mereka dari zaman dahulu, mereka menemukan diri mereka tertransportasi ke Sumer kuno sebagai Gilgamesh dan Ishtar, di mana Gilgamesh akhirnya dapat melanjutkan pencariannya akan keabadian.

Namun, ketika Gilgamesh memenuhi tugas-tugas suci dengan Ishtar, sesuatu berjalan tidak sesuai rencana dan Oracle of Anu tidak akan memperbarui berkatnya atas kepemimpinannya. Mengikuti arahan ibunya, dewi Anunnaki Ninsun—sumber dari ketuhanannya yang sebagian—Gilgamesh melarikan diri dari kota menuju zona terlarang Anunnaki dalam pencarian cara ke planet Nibiru dan kehidupan abadi. Ikuti perjalanan Gilgamesh dan teman abadinya Enkidu saat mereka melarikan diri dari takdir yang diucapkan oleh oracle, menemukan Tablet of Destiny yang dimaksudkan untuk Ishtar, melawan perampok Marduk, dan menggagalkan rencana imam besar, saudara tiri Gilgamesh yang mencari mahkota Gilgamesh untuk dirinya sendiri.

Dengan menceritakan kembali Epik Gilgamesh dalam konteks penemuan tentang Anunnaki, Sitchin merajut kisah tentang upacara kuno, pengkhianatan tidak sengaja, dewa-dewa di antara manusia, perjalanan antarplanet, dan pencarian keabadian yang berlangsung selama ribuan tahun.

Buku “The Anunnaki Chronicles” adalah sebuah koleksi yang memberikan pandangan mendalam ke dalam penelitian Zecharia Sitchin yang berlangsung selama beberapa dekade, serta ikhtisar teori dan penemuannya. Buku ini termasuk bab-bab terpilih dari seri “The Earth Chronicles” dan juga surat-surat, artikel, dan ceramah yang belum pernah diterbitkan sebelumnya.

Setiap bagian disertai dengan pengantar yang memberikan konteks dan wawasan tentang pekerjaan Sitchin yang penuh gairah, mengungkapkan orang di balik teori-teori tersebut. Buku ini menjelaskan asal-usul “The 12th Planet”, pengaruh Anunnaki pada peradaban Sumeria, orbit Nibiru, prasejarah Amerika, asal usul ekstraterestrial manusia modern, dan banyak lagi.

Jika teori Sitchin benar, seperti yang ia percayai sepenuh hati, maka koleksi ini menyajikan beberapa pengetahuan paling penting yang kita miliki tentang asal usul dan masa depan kita.

Ini hanyalah sebagian dari karya-karyanya, dan ia telah menulis banyak buku lain yang membahas tentang peradaban kuno dan teori astronaut kuno.

***

Ada beberapa tempat yang sering dikaitkan dengan laporan atau klaim tentang kontak manusia dengan makhluk ekstraterestrial. Beberapa di antaranya termasuk:

  1. Area 51, Amerika Serikat: Area 51 adalah pangkalan militer yang terletak di gurun Nevada. Tempat ini sering dikaitkan dengan teori konspirasi tentang penelitian dan penemuan teknologi alien yang dijaga secara ketat oleh pemerintah Amerika Serikat.
  2. Roswell, New Mexico, Amerika Serikat: Pada tahun 1947, insiden Roswell terjadi di mana sebuah benda terbang yang tidak dikenal jatuh di dekat kota Roswell. Beberapa saksi mengklaim bahwa benda itu adalah pesawat luar angkasa alien, sementara pemerintah AS menyatakan bahwa itu adalah balon cuaca.
  3. Rendlesham Forest, Inggris: Pada tahun 1980, ada laporan tentang insiden UFO di Rendlesham Forest di dekat pangkalan militer Bentwaters dan Woodbridge di Inggris. Beberapa anggota militer Amerika Serikat melaporkan penampakan benda terbang yang tidak dikenal dan kontak dengan makhluk asing.
  4. Puncak Perkebunan, Brasil: Pada tahun 1977, insiden misterius terjadi di Perkebunan Puncak, di mana keluarga dan pekerja perkebunan melaporkan kontak dengan makhluk alien yang dikenal sebagai “Chupacabras”.
  5. Valle de Maipo, Chili: Terdapat laporan tentang penampakan UFO dan kontak dengan makhluk asing di wilayah Valle de Maipo di Chili. Beberapa saksi melaporkan pengalaman pribadi dengan makhluk yang diduga sebagai alien.

Namun, perlu diingat bahwa klaim tentang kontak dengan alien di tempat-tempat ini masih kontroversial dan banyak yang masih diperdebatkan. Banyak skeptis dan ilmuwan yang menilai bahwa bukti yang diajukan tidak cukup kuat atau dapat dijelaskan dengan penjelasan ilmiah yang ada.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Copyright © 2025 Belajar... Tumbuh... Berbagi
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x