Filsafat Godzilla dan King Kong

Filsafat Godzilla dan King Kong

Assalamualaikum, Akang-Teteh

Apa persamaan antara SpongeBob dengan Godzilla? Keduanya sama-sama populer dan sama-sama terinspirasi oleh ledakan bom atom di Bikini Atoll dalam rangkaian uji coba pada tahun 1946 hingga 1958. Jadi, kisah ini bermula dari sesuatu yang sangat tragis dan buruk, di mana Amerika Serikat pada tahun 1945 mengalami euforia kemenangan dan sukacita karena berhasil mengalahkan Jepang secara telak. Kemenangan ini ditentukan oleh senjata baru yang mereka temukan dan buat, yaitu bom atom. Senjata ini berhasil meluluh lantakan harapan dari lawan terberat mereka, Jepang.

SpongeBob dan Godzilla adalah dua karakter fiksi yang populer di dunia, tetapi mereka juga memiliki persamaan yang mungkin tidak banyak diketahui. Salah satu persamaan antara SpongeBob dan Godzilla adalah bahwa keduanya terinspirasi oleh ledakan bom atom di Bikini Atoll, sebuah pulau di Samudera Pasifik yang menjadi tempat uji coba nuklir oleh Amerika Serikat pada tahun 1946 hingga 1958. Ledakan bom atom ini menyebabkan mutasi dan kerusakan pada makhluk hidup di sekitarnya, termasuk Godzilla yang merupakan reptil prasejarah yang bermutasi menjadi monster raksasa, dan SpongeBob yang merupakan spons laut yang hidup di bawah laut di kota Bikini Bottom

Selain itu, SpongeBob dan Godzilla juga memiliki persamaan dalam hal genre film yang mereka bintangi, yaitu kaiju. Kaiju adalah istilah Jepang yang berarti monster raksasa, yang sering muncul dalam film-film fiksi ilmiah atau fantasi. Godzilla adalah salah satu ikon kaiju yang paling terkenal, yang sering bertarung dengan monster-monster lainnya seperti King Kong, Mothra, atau King Ghidorah. SpongeBob juga pernah menjadi kaiju dalam film SpongeBob SquarePants: Sponge Out of Water (2015), di mana ia dan teman-temannya berubah menjadi superhero raksasa yang harus menghadapi bajak laut jahat yang mencuri resep Krabby Patty.

Demikian beberapa persamaan antara SpongeBob dan Godzilla yang mungkin menarik untuk diketahui. Meskipun keduanya berbeda dalam hal bentuk, sifat, dan tujuan, mereka sama-sama memiliki penggemar yang banyak di seluruh dunia. 😊

***

Karena senjata ini baru dan berhasil, Amerika Serikat berinisiatif untuk melakukan rangkaian uji coba berikutnya. Mereka ingin mengetahui sejauh mana kerusakan yang bisa ditimbulkan dan manfaat apa yang bisa diperoleh dari senjata ini. Maka, sejak tahun 1946, Amerika Serikat memutuskan bahwa sebuah pulau di Laguna Pasifik, yang disebut sebagai Bikini Atoll, akan dijadikan sebagai lahan uji coba.

Pada tanggal 1 Juli 1946, Amerika Serikat meledakkan bom atom pertamanya di sana sebagai uji coba, sekaligus untuk menghancurkan kapal-kapal mereka yang sudah rusak dan tidak lagi digunakan. Ledakan ini sangat mengagetkan karena lebih besar dari yang pernah mereka jatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Jamur dari ledakan itu bahkan mencapai ketinggian 12 Km, menembus troposfer dengan luar biasa.

25 hari kemudian, Amerika Serikat meledakkan Bikini Atoll lagi. Ledakan ini menghasilkan jamur setinggi 11 Km, tetapi menghasilkan kawah yang mencapai 61 m kedalamannya. Amerika Serikat bangga dan heran dengan temuannya ini, namun menyadari bahwa ini sangat menyakitkan bagi orang-orang Jepang. Orang Jepang pada saat itu mengalami trauma yang luar biasa karena bom atom itu.

Orang Jepang menjadi satu-satunya bangsa di dunia yang pernah mengalami suhu atmosfer sampai 4000 derajat Celsius akibat ledakan bom atom. Mereka juga mengalami hujan radioaktif yang sangat mengerikan. Ketika terpapar kebakaran, mereka mencari air hujan untuk diminum, namun air itu terkontaminasi oleh racun yang membuat mereka sakit berkepanjangan dan akhirnya meninggal dalam kondisi yang sangat menyakitkan.

Ketika Jepang melihat Amerika Serikat melakukan uji coba nuklir lagi di wilayah dekat mereka, mereka merasa tersinggung. Namun, Amerika Serikat terus melakukan uji coba atom dan nuklir di sana sampai 60 kali dalam periode tahun 1946 sampai 1958.

Jepang merasa bahwa mereka sedang dijajah atau diawasi, dan satu-satunya harapan mereka agar orang lain berempati padanya adalah dengan membuat film. Film Godzilla adalah salah satu hasil dari upaya ini. Film ini merepresentasikan rasa takut, teror, dan horor orang Jepang terhadap bom atom. Godzilla digambarkan sebagai makhluk yang besar, tinggi, dan bisa menghancurkan segalanya. Dia kebal terhadap senjata buatan manusia dan bisa mengeluarkan nafas atom.

Pada tahun 1954, muncul film Godzilla pertama. Ini adalah awal dari sebuah legenda, tetapi ironisnya, film ini malah laris dan dianggap sebagai hiburan. Hal ini menyebabkan munculnya film Godzilla kedua, yang menghilangkan propaganda politis tentang mengerikannya bom atom, dan menjadikannya sebagai film monster yang menghibur.

Namun, karakter Godzilla terus berkembang. Dari awal yang angker, dia berubah menjadi lucu, tetapi kemudian kembali menjadi angker. Ini mencerminkan upaya pemerintah Jepang untuk menghidupkan kembali karakter Godzilla yang memiliki pesan moral tentang bahaya bom atom.

Kemudian, Amerika Serikat membuat versi Godzilla mereka sendiri pada tahun 1998. Namun, karakteristik Godzilla dalam versi ini tidak sesuai dengan harapan orang Jepang. Hal ini menunjukkan perbedaan antara budaya Jepang dan Amerika Serikat.

Pertarungan antara Godzilla dan King Kong juga mencerminkan perbedaan budaya ini. Godzilla, yang mewakili Jepang, menang dalam pertarungan ini. Ini menunjukkan pengakuan dari Amerika Serikat bahwa budaya Jepang dalam hal Godzilla lebih baik.

Kesimpulannya, penderitaan akibat bom atom tidak boleh dilupakan. Film Godzilla adalah pengingat akan bahaya bom atom dan dampaknya yang mengerikan. Meskipun awalnya dianggap sebagai hiburan, Godzilla akhirnya menjadi representasi dari perjuangan Jepang dan peringatan akan bahaya nuklir. Terima kasih sudah menyimak, Saya bukan Godzilla, Spongebob, ataupun King Kong.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Comments

comments