Kristen Ortodoks Syria

Kristen Ortodoks Syria

Saya pernah beberapa kali mendapat broadcast dari group WhatsApp keluarga mengenai gosip bahwa sekarang ada metode Kristenisasi dengan meniru-niru agama Islam. Begini bunyi broadcastnya :

“INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN…
ya Allah … Musibah Besar Mengintai Ummat, Ada Agama baru yg meniru Islam.

Wajib baca…

Adalah Agama baru kristian ortodok dari syria dan lebanon .. Namanya Kristen Ortodoks Syiria (KOS) . Mereka sholat, puasa, zakat, Gerejanya berbentuk Masjid, dll . Bangunan Gerejanya persis seperti Masjid milik Ummat muslim .. Bila dengar bacaan-bacaannya pun seperti alunan ayat quran..

Sungguh khawatir teruntuk anak-anak dan generasi kita, juga nantinya, jika kita kurang bertauhid (bertaqwa) . Aliran baru ini masuk ke Indonesia dari Syiria & Libanon, Agama Kristen yg menyerupai Islam . Kenapa disebut agama baru? Karena Nabi Isa tak pernah mengajarkan kristen dan trinitas , semua Nabi dan Rasul termasuk Nabi Isa semua membawa agama tauhid kepada satu Tuhan yaitu Allah Ta’ala,dan agamanya yakni agama islam.

Dan agama baru KOS (Kristen Ortodoks Syria) saat ini sedang berleluasa di Indonesia .. Yg dibaca tu bukan Quran tapi injil dalam bahasa arab . Demi Islam & Kaum Muslimin, Sebarkan informasi ini ke umat nabi Muhammad Saw.
Perbanyak taqwa kita dengan mendekati Allah Ta’ala. Jangan takut untuk men’Share’ berita ini, karena Allah akan menggantinya berlipat ganda, tapi jika berhenti di tangan anda, berarti anda seolah tidak peduli dgn islam .

Wallahualam….
Semoga informasi ini menjadi peringatan.”




Hampir seluruh isi group terperanjat, beristighfar, dan berkomentar “Wah, kita harus hati-hati dengan bahaya ajaran ini”

Benarkah informasi ini? Selidik punya selidik, sepertinya gosip itu bersumber dari orang yang kurang paham sejarah agama. Ternyata aliran Kristen Ortodoks Syria / Suriah bukanlah agama baru. Mereka sudah ada sejak abad 5 Masehi. sudah eksis sebelum Rasulullah lahir. Jadi secara logika, bukan Ritual keagamaan Kristen Ortodoks yang meniru ritual keagamaan Islam. Kenapa sampai semirip ini? Itulah yang harus terus kita telusuri kebenarannya…

By the way, tatra cara sholat, puasa, dll itu sebetulnya sejak kapan sih dimulainya? Apakah sudah ada jauh-jauh hari sebelum Rasulullah lahir? Siapa yang pertama kali mengajarkannya?

KOS (Kristen Ortodoks Syria) merupakan salah satu sekte aliran Kristen yang ajarannya begitu persis dengan Islam di Indonesia dan Timur Tengah. Mulai dari cara berpakaiannya yang memakai peci/kopiah, baju koko, sajadah dan juga jilbab—sekilas terlihat sama. Terlebih lagi dalam tata cara peribadatannya, ajaran ini juga mengenal sholat, namun dengan 7 waktu, yaitu:

  1. Sa’atul awwal (shubuh),
  2.  Sa’atuts tsalis (dhuha),
  3. Sa’atus sadis (Zhuhur),
  4. Sa’atut tis’ah (ashar),
  5. Sa’atul ghurub (maghrib),
  6. Sa’atun naum (Isya’),
  7. Sa’atul layl (tengah malam/tahajud).

Selain tentang shalat, KOS juga memiliki pokok-pokok syari’at yang mirip sekali dengan Islam, misalkan:

  1. KOS berpuasa selama 40 hari yang disebut shaumil kabir yang mirip puasa ramadhan.
  2. KOS memiliki puasa sunnah pada hari Rabu dan Jum’at yang mirip dengan Puasa Sunnah senin dan kamis.
  3. KOS mewajibkan kepada jama’ahnya berzakat 10% dari penghasilan kotor (bruto).
  4. Kalangan perempuan KOS juga diwajibkan untuk mengenakan jilbab dan jubbah yang menutup aurat hingga mata kaki.
  5. Pengajian KOS juga sering menggunakan tikar/karpet (lesehan), layaknya umat Islam yang sering mengadakan pengajian dengan hal semisal.
  6. Mengadakan acara Musabaqoh Tilawatil Injil dengan menggunakan Al-kitab yang berbahasa Arab.
  7. Mengadakan acara rawi dan shalawatan ala KOS mirip seperti apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin.
  8. Mengadakan acara Nasyid, bahkan sekarang sudah ada Nasyid “Amin al-barokah“ dan Qasidah Kristen (dengan lirik yang mengandung ajaran Kristen dengan bahasa Arab).



Meski terlihat sangat santun dan membiasakan menggunakan bahasa Arab (seperti ana, antum, syukron, dan sebagainya), namun mereka Kristen dan bukan Islam, meskipun sekilas sangat mirip. Kitab suci mereka tetap-lah Alkitab, dan mereka juga tetap menuhankan Yesus dalam Trinitas. Hanya metodologi dakwah yang menyerupai umat Islam.

Hal ini disebabkan KOS berasal dari Syiria. KOS tidak memakai 12 syahadat Iman Rasuli umat Kristen, tapi sebagai gantinya mereka memakai ”Qanun al-Iman al-Muqaddas”. Penggunaan istilah-istilah Islam sangat sering dijumpai, seperti ”Sayyidina Isa Al-masih” untuk penyebutan Yesus. Mereka juga memakai Injil yang berbahasa Arab (Al-Kitab Al-Muqaddas).

CARA SHALAT ORTODOKS SYRIA

  1. Adapun tata cara salatnya dimulai dengan posisi berdiri yang dipimpin oleh seorang imam berpakaian jubah warna hitam. Imam meletakkan kedua tangan di dada, membuat tanda salib, lalu mengucapkan lafaz dalam bahasa Arab: Bismil Abi wal Ibni wa Ruhil Quddus Ilahu Wahid (Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Allah Yang Maha Esa). Jamaah menyambutnya: Amin.
  2.  Imam melanjutkan berdoa dengan mengangkat kedua tangan dan disahuti oleh jamaah.
  3. Setelah membuat tanda salib berikutnya, imam membungkukkan badan seperti posisi ruku, dan mengucapkan: Quddusun Anta, ya Allah (Kuduslah Engkau, ya Allah). Jamaah menyahut dengan menyucikan nama Allah Yang Mahakuasa, Yang Tak Berkematian. Jamaah memohon kasih sayang Allah yang telah disalibkan sebagai ganti umat manusia.
  4. Imam berdiri tegak dan menadahkan tangan lagi.
  5. Lalu imam bersujud, dan diikuti seluruh jamaah. Ketika bangun dari sujud, imam membaca Subhanaka Allahumma (Mahasuci Engkau, ya Allah), jamaah menyahut bersamaan. Sambil menadahkan tangan, imam dan jamaah membaca Doa Rabbaniyah (Doa Bapa Kami versi bahasa Arab).
  6. Selanjutnya dibaca Salam Walidatullah (atawa Salam Maria).
  7. Imam kemudian membaca petikan Zabur (alias Mazmur dalam bahasa Aramaik), dan salat pun berakhir.

Tengoklah saat mereka shalat. Selain berkopiah dan dipimpin seorang imam, bila berjamaah, juga memakai bahasa Arab. Rukun shalatnya pun nyaris sama.

Ada ruku’ dan sujud. Bedanya, bila kaum Muslimin diwajibkan shalat 5 kali sehari, penganut KOS lebih banyak lagi, tujuh kali sehari setiap tiga 3 jam masing-masing dua rakaat. Mereka menyebutnya: sa’atul awwal (fajar/shubuh), sa’atuts tsalis (dhuha), sa’atus sadis (dhuhur), sa’atut tis’ah (ashar), sa’atul ghurub (maghrib), sa’atun naum (Isya’), dan sa’atul layl (tengah malam).

Hal yang sama juga pada praktik puasa. Puasa wajib bagi pemeluk Islam dilakukan selama sebulan dalam setahun, dikenal dengan shaumu ramadhan. Sedang pada KOS disebut shaumil kabir (puasa 40 hari berturut-turut) yang dilakukan sekitar bulan April. Jika dalam Islam ada puasa sunah Senin-Kamis, pada KOS dilakukan pada Rabo-Jum’at, dalam rangka mengenang kesengsaraan Kristus.
Selain shalat dan puasa, jamaah KOS juga mengenal ajaran zakat. Zakat, dalam ajaran KOS, adalah sepersepuluh dari pendapatan bruto.

Tidak sebatas itu saja. Kalangan perempuan pemeluk KOS, juga mengenakan jilbab plus pakaian panjang ke bawah hingga di bawah mata-kaki. Pemeluk KOS mempertahankan Kitab Injil berbahasa asli Arab-Ibrani: Aram, sebagai kitab sucinya. Model pengajian yang dilakukan pemeluk KOS juga tidak berbeda jauh dengan ala pesantren di Indonesia. Mereka melakukan dengan cara lesehan di atas tikar atau karpet. Ini tidak pernah didapati pada ‘pengajian’ pemeluk Kristiani di Indonesia yang lazim duduk di atas kursi atau balkon.

Di antara kedua agama (Islam dan KOS) memang mempunyai kesamaan sejarah, etnis serumpun, dan kultur (budaya). Adanya Pan-Arabisme di Timur Tengah, misalnya, ternyata bukan ansich milik kalangan Muslim. Pemeluk KOS pun, turut memiliki Pan-Arabisme itu. Salah satunya, kalangan KOS turut menyesalkan sikap Israel yang hingga sekarang ngotot menduduki jalur Ghaza milik penduduk Palestina.



Menurut Prof Dr Nurcholis Madjid, agama Nasrani itu makin klasik makin banyak kemiripannya dengan Islam. “Aliran KOS itu justru lebih murni ketimbang Kristen yang berkembang di Barat,”.

Sementara Jalaluddin Rahmat, tidak merasa kaget terhadap adanya banyak kesamaan antara Islam dengan KOS. Pada zaman dulu, orang-orang Islam di Yordania, Syria, dan Lebanon hidup berdampingan dengan orang-orang Kristen, yang dikenal dengan Kristen Maronit. Mereka melakukan tatacara peribadatan hampir mirip dengan cara beribadah umat Islam.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *