Benarkah 9 dari 10 Pintu Rejeki Berasal dari Perniagaan?

Benarkah 9 dari 10 Pintu Rejeki Berasal dari Perniagaan?

Apa kabar Akang-Teteh pembaca blog?

Semoga kita semua tidak lupa untuk terus bersyukur atas keberlimpahan nikmat yang kita dapatkan. Dan sesuai janji-Nya, barangsiapa bersyukur pada-Nya, maka Allah SWT akan melipatgandakan nikmat-Nya.

Meskipun ada hadits yang mengatakan bahwa 9 dari 10 pintu rejeki berasal dari perniagaan, sebagian besar orang dari kita nampaknya lebih suka bekerja kepada orang lain daripada berdagang. Sebagian besar keluarga saya pun demikian. Bahkan orang tua saya pun lebih mengarahkan saya untuk menjadi pegawai daripada berniaga. Kecuali satu orang Om saya yang memang sejak mudanya sudah memutuskan untuk berwiraswasta.

Previous
Next

Bagaimanapun saya akui, bekerja di sebuah perusahaan yang mapan dengan kepastian gaji bulanan tentu dianggap lebih aman, nyaman, dan resiko rendah. Banyak bahkan teman-teman dan family terdekat saya yang menganggap, jadi pegawai negeri lah profesi yang paling aman saat ini. Apalagi profesi sebagai guru yang saat ini kesejahteraan, katanya, sudah jauh lebih diperhatikan oleh pemerintah. Setelah berhenti bekerja di masa tua nanti, dapat uang pensiun bulanan tetap pula. Saat saya duduk di bangku SMA dulu, sebagian besar teman sekelas bercita-cita untuk kuliah di ITB atau Universitas bergengsi lainnya, setelah lulus bekerja di perusahaan asing dan bergaji dollar.

Bagaimana dengan wiraswasta atau berdagang? Opini umum yang berlaku di masyarakat, dagang khan belum tentu untung. Di samping itu, dagang juga harus punya modal besar. Lho? Bukankah kalau mau jadi karyawan bergaji tinggi juga butuh modal yang besar? Persyaratan kerja agar dapat gaji yang besar juga nggak gampang. Ijazah dari universitas ternama yang kualitasnya diakui masyarakat internasional, itu butuh modal besa. Apa anda lupa berapa biaya yang dikeluarkan saat berjuang agar bisa kuliah di sana? Setelah berhasil masuk, apa anda lupa berapa biaya kuliah yang pernah anda keluarkan dari mulai masuk hingga wisuda? Fasih berbahasa Inggris lisan dan tulisan, itu juga butuh modal besar. Cobalah kalkulasi, berapa biaya yang dibutuhkan dari SD hingga lulus kuliah dari universitas ternama berkualitas? Besar mana dengan modal dagang? Di Samping itu faktor usia juga berpengaruh, setiap perusahaan selalu mencantumkan batas umur dalam penerimaan karyawan. Sedangkan berdagang, itu tidak ada batasan usia.

Sebetulnya,  Islam sangat menganjurkan perdagangan, dan Rasul pun pernah berwasiat, “Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.” Inilah dia Pareto Rezeki dimana sebagian kecil manusia menguasai sebagian besar rezeki. Nah, bagi sebagian orang yang tetap memilih untuk bekerja juga kadang berdalih bahwa hadits ini lemah.

 

Ippho Santosa dalam bukunya 7 Keajaiban Rezeki menuliskan, dalam suatu kesempatan Hermawan Kertajaya, seorang pakar pemasaran kelas dunia mengatakan “Nabi Muhamad itu kan pengusaha. Mestinya sih muslim itu juga jadi pengusaha.”

Jelas nabi itu pengusaha, istri kesayangan nabi juga pedagang. Empat sahabat nabi juga semuanya pedagang, dan hampir semuanya kaya raya. Sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga, ternyata hampir semuanya pedagang.

Para pedagang dari zaman Nabi Adam sampai sekarang, mempunyai kedudukan terhormat di masyarakat,  karena :

  • Pedagang menggerakan roda ekonomi
  • Pedagang membuka lapangan kerja
  • Pedagang memberi sumbangan besar-besaran
  • Merekalah yang mempengaruhi pemerintah secara langsung
  • Bahkan pedagang, merekalah yang mengendalikan dunia!

Masih gak percaya?

Saya makin percaya omongan Tung Desem Waringin, yang pada intinya mengatakan, tanpa menguasai marketing pun anda bisa kaya, tanpi anda bisa jauh lebih kaya jika menguasai ilmu marketing. Fakta ini semakin terlihat di era informasi seperti sekarang. Sebagai contoh, saya melihat banyak sekali ahli pemrograman yang bisa hidup berkecukupan dengan cara bekerja di perusahaan IT yang bonafid yang bisa memberinya gaji yang besar setiap bulannya. Namun sebetulnya ia bisa jauh lebih kaya jika dia bisa memasarkan karya-karyanya secara mandiri dengan ilmu internet marketing.

Ngomong-ngomong  jumlah kaum Yahudi saat ini hanya belasan juta jiwa. Namun Amerika dan Eropa yang penduduknya miliaran juta jiwa hampir-hampir tak berdaya di tangan mereka.

Lha? Kok bisa? Ya! Karena kaum yahudi itu menguasai perdagangan!

So, udah baca artikel ini terus ngapain nih?

Klo anda baru mulai merintis usaha, saya ucapkan SELAMAT, itu artinya anda sedang membuka 9 dari 10 pintu rezeki. Jaman sekarang, berdagang itu bukan cuma dilakukan di pasar dan di toko, tapi juga bisa dilakukan dari dalam rumah sendiri. Banyak kok panduannya yang tersebar di internet.

Anda sedang menjalankan usaha, teman, bahkan anggota keluarga Anda kurang menghargai jalan Anda?  Itu mah udah biasa. Jalan terus! Pada saat anda sudah berhasil membuktikan keberhasilan Anda, sikap mereka akan berbalik 1800. Dijamin!

Jika Anda termasuk golongan yang keukeuh tetap jadi pegawai?  So what? Tidak ada paksaan dalam memilih jalan hidup. Safir Senduk pun mengatakan bahwa “Siapa Bilang Jadi Karyawan Tidak Bisa Kaya?”  Jadilah pegawai yang baik, berkarirlah di bidang Anda semaksimal mungkin.

Comments

comments

1 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *