Mengapa Akhirnya Saya Beralih dari First Media?

Mengapa Akhirnya Saya Beralih dari First Media?

Tulisan ini saya awali dengan “disclaimer”. Apa yang saya ceritakan di sini murni pengalaman pribadi. Artikel ini tentu bersifat subyektif, belum tentu apa yang saya alami, sesuai dengan fakta yang teman-teman alami. Saya hanya berbagi pengalaman tanpa bermaksud memojokkan atau menjelek-jelekan Provider Internet tertentu.

Sudah setahun lebih hingga tulisan ini dibuat, saya berlangganan First Media. Kenapa awalnya tertarik Dengan First Media? Di tempat tinggal kami di Pesona Bali Residence Bojongsoang, memang cuma ada dua pilihan yang tersedia : First Media dan Indihome. Saya pernah berlangganan Indihome saat masih tinggal di Turangga, jadi ingin coba yang beda dengan punya si Telkom.

Sekitar 10 tahun yang lalu, ada teman saya yang cerita, “Fast Net itu bagus, kang. Tapi belum masuk Bandung ya? Kalau udah masuk, mending pake FastNet daripada Indihome.  Sebetulnya kebutuhan kami standar saja, internet cepat untuk menunjang bisnis online dan kegiatan belajar mmengajar anak. Apakah kami butuh paket TV kabelnya? Ya gak. Saya merasa sudah cukup sibuk dengan pekerjaan harian. Merasa gak bakal sempat nonton TV, apalagi kalo channel-nya banyak. Jadi, paket yang saya pilih, sedapat mungkin ya Internet Only.

Namun ternyata, First Media saat itu sudah gak menyediakan paket internet only lagi. Semuanya sudah dibundling dengan TV kabel. Saat itu, marketingnya mengatakan, “Sebetulnya ada, Pak, tapi sudah tidak dipromosikan lagi, lebih baik Bapak ambil paket Family saja yang dibundling TV kabel, untuk pelanggan baru ada harga promo, jatuhnya akan lebih murah dibandingkan dengan Paket Single Internet Only yang Bapak mau.”

Apa boleh buat, saya menyetujui alasan itu, mulailah kami berlangganan First Media. Bulan demi bulan berlalu. 3 bulan berlalu, saya cukup puas dengan kecepatan internet yang diberikan, meskipun cuma up to 10 Mbps. Bagaimana dengan TV kabelnya? Ini dia yang saya permasalahkan. Kami sekeluarga sangat jarang menonton TV kabel. Saat mulai berlangganan, karena kami lebih banyak menonton Youtube dibanding TV, saat itu saya baru saja membeli android box produk MNC, MNC Playbox. Tiap hari kami banyak menghabiskan waktu nonton Youtube dengan MNC Playbox itu. Di alat itu juga tersedia banyak saluran TV, dari TV lokal hingga tayangan film, karena memang ada promo open All Channel. Anak-anak kami yang senang nonton sinetron Kun Anta dan Ipin-Upin, tentu saja lebih memilih nonton dari Playbox ini ketimbang TV Kabelnya First Media. Kondisi ini diperparah dengan kondisi TV kabel First Media paket standar yang belum punya fitur TV on Demand. Jadi, kalau ada orang tanya ke saya, apa Fitur First Media yang menurut kamu kurang. Saya dengan tegas mengatakan, “itur standar TV kabelnya belum support TV on Demand!”

Biasanya salesnya langsung protes, “Kami sudah ada fitur TV on Demand-nya, Pak, namanya First Media X!”

Masalahnya, fitur X-Lite tersebut tidak diberikan pada customer baru yang mengambil paket minimalis. Paket tersebut hanya diberikan pada customer yang langsung memilih paket kelas atas yang speednya di atas 50 Mbps. Untuk menikmati fitur TV on Demand, ternyata pelanggan baru kelas bawah disuruh bayar biaya tambahan lagi sekitar Rp 50.000,-! Jadi kesimpulannya, First Media itu lebih mahal dari Indihome maupun MNC Play Media!

Jaman sekarang, seharusnya tiap provider sudah menjadikan STB Android sebagai paket standar, donk. Orang sudah ingin lebih praktis. Masa mau nonton TV dan nonton Youtube harus pake 2 remote yang berbeda. Depan TV ada 3 remote control donk? 1 buat TV, 1 buat TV kabel, 1 lagi buat multimedia box! Anjay sekali 😀 Idealnya sih, cukup remote buat nyalain TV sama 1 remote andoid box multimedia yang sudah Chromecast Built In. Jadi undah praktis klo mau mindahin youtube yang lagi ditonton di HP langsung ke layar TV.

Saat awal berlangganan Indihome tahun 2014 silam, STB belum terintegrasi dengan aplikasi android. Meskipun begitu, UseeTV punya Indihome saat itu udah ada fitur TV on Demand-nya, lho. tahun kedua, pihak Indihome menawarkan upgrade STB ke android hybrid yang memungkinkah kami langsung bisa menikmati layanan streaming seperti Youtube,  Iflix, HOOQ, CatchPllay, Viu, dll. Jika Telkom saja sudah menyediakan layanan android box pada paket termurahnya, kenapa First Media masih bertahan di perangkat TV kabelnya yang sudah ketinggalan jaman itu?

Saya juga pernah berlangganan MNC Play Media. TV kabelnya langsung punya fitur TV on Demand, meski paket yang saya ambil merupakan paket yang paling murah. Jadi wajar bangeth ya kalau saya anggap First Media ini dalam hal layanan TV kabel, sudah paling ketinggalan jaman!

Kembali ke cerita pengalaman saya berlangganan First Media. Memasuki bulan keempat, mulai dech sering terjadi buffering pada saat nonton Youtube. Kalau gak buffering, minimal susah konek, susah bener masuk ke videonya. Padahal saya maenin Youtubenya cuma di HP doank. Setelah saya cek pake SpeedTest, ternyata kecepatannya cuma sekitar 4 Mbps! Saya kaget campur penasaran? Kok cuma segini? Pelit amat sih si First Media ini? Saat provider lain seperti MyRepublic, XL Home, Biznet, Comet ramai-ramai memberikan tawaran kecepatan di atas 30 MBps, bahkan di atas 50 Mbps, dengan tarif sekitar 300rb-an saja, ini kok pede amat First Media ngasih 6 Mbps dengan tarif 250rb-an? Ternyata, di awal berlangganan, kami memang cuma dikasih up to 6 Mbps dengan speed booster selama 3 bulan jadi 10 Mbps. Mulai terasa makin nyebelin dech si First Media ini.

Di bulan ketujuh, saya dihubungio telemarketing First Media, dia menawarkan saya promo tambahan, isinya, di bulan keempat ini tagihan saya naik sekitar 50 hingga 60 ribu rupiah, dengan kompensasi, kecepatan kembali naik ke 10 Mbps, dan untuk bulan selanjutnya kembali turun ke tarif “promo normal” sekitar 240rb-an.

Setelah setahun penuh saya berlangganan, di bulan ke 12, saya dihubungi lagi oleh telemarketingnya. Kali ini penawarannya, menurut saya, makin keterlaluan. Saya ditawarkan paket promo dengan syarat ambil paket add-on channel Cinema World! Untuk itu, ditagihan berikutnya, ada biaya tambahan yang harus saya bayar sebesar Rp. 150 rb, setelah itu tarif saya menjadi sekitar 360 hingga 370rb per bulan dengan kecepatan up to 15 Mbps!

Ini dia puncak kejengkelan saya. Di provider lain, tarif segitu udah dapat di atas 50 Mbps. Cuma aja teman-teman cek tarif XL Home, MyRepublic, Comet, Biznet dll… Udah tarif internetnya mahal, TV kabelnya gak nyaman. Lengkap sudah alasan untuk memecat First Media sebagai provider yang saya pakai 😀

Berarti bulan depannya sama pindah ke provider ya? Mungkin itu bahan dongeng buat artikel selanjutnya, he he..

Comments

comments