Di tahun 2021 lalu, saya pernah berhenti berlangganan First Media. Alasan-alasan kenapa saya berhenti, udah pernah saya tulis di artikel khusus yang ada di blog ini juga. Setelah itu, saya mencoba berlangganan produk Telkom, bukan Indihome, tapi WMS Telkom. Masalah itu juga sudah pernah saya bahas juga di artikel lain yang ada di sini juga. Masalahnya, ternyata WMS Telkom juga gak memberi kami kenyamanan. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk berhenti berlangganan juga setelah masa kontrak 1 tahun berakhir.
Beberapa bulan sebelum masa berlangganan WMS Telkom berakhir, ada beberapa sales marketing First Media mengontak kami kembali. Mereka menawarkan promo berlangganan harga khusus untuk orang-orang yang pernah berlangganan First Media. Semacam “win back” program lah. Karena tarif yang mereka tawarkan cukup istimewa, yang harga normalnya sekitar 340rb-an, jadi sekitar 220rb-an. Paketnya bernama Combo Pop, dengan Speed 15 Mbps, selama 3 bulan pertama speednya diupgrade jadi 25 Mbps dan semua channel TV nya dibuka. Buat kami sih, mau channel TV dibuka semua, atau ditambahin jadi 1000 channel sekalipun, gak cukup buat sampai bilang “Woow” sama First Media. Kami khan jarang nonton TV. Saluran TV yang disetel istri saya tiap pagi, cuma ceramah subuh di TV lokal, yang tanpa bantuan TV kabel pun bisa dipasang. Tapi karena tagihan bulanan di angka 220rb-an terhitung gak lebih mahal dari layanan Provider lain, ya sudah, kami tidak merasa rugi meskipun TV kabelnya gak pernah kami tonton. Yang penting Streaming lancar. Udah gitu aja.
Kami beberapa kali dapat telepon penawaran dari telemarketing First Media, semuanya selalu saya tolak. Karena yang dia tawarkan selalu penambahan Channel, seperti Cinema World. Pernah juga ada telemarketing bilang, “Masa promo paket bapak akan segera berakhir, kami tawarkan promo baru, untuk satu bulan ke depan, tagihan bapak naik jadi 380rb, tapi bulan ke dua dan seterusnya, tagihan bapak kembali ke normal 340rb-an.”
Nah, ini aneh, di awal pasang khan sudah jelas, tagihan tidak akan pernah naik selama berlangganan. Kok informasi dari telemarketing ini beda?
Dengan enteng saya jawab aja, “Saya tidak mau menambah add-on apapun, saya tidak mau menambah channel apapun, biarkan kami tetap di paket ini. Karena yang kami pakai sehari-hari cuma layanan internetnya saja, TV kabel tidak pernah kami tonton.”
“Kalau begitu, bulan depan tagihan bapak naik donk? gak apa-apa, Pak?”
“Saya mah gak susah. Kalau bulan depan naik, saya tinggal berhenti berlangganan, lalu pindah ke provider lain.”
Brak, bunyi telepon ditutup.
Apakah bulan berikutnya biaya berlangganan kami naik seperti dikatakan si telemarketing tersebut? ternyata tidak. Biaya berlangganan tetap tidak naik. Tetap flat tarif khusus seperti janji awal dari pihak marketing.
Lagian TV kabelnya juga gak bermanfaat. Saat Piala Dunia kemarin, apakah kami menonton dari TV kabel First Media? Tidak! Kami menonton streamingnya di Aplikasi Vidio. Sebelumnya juga saat Euro 2020 yang tayang 2021, kami streaming di Mola TV. Tiap butuh nonton film, kami streaming di Netflix. Tontonan yang paling sering kami lihat cuma channel-channel di Youtube. Saat butuh nonton Preman Pensiun, kami streaming lewat STB MNC Playbox. Dalam hal ini, semua saluran TV Cable First Media gak sesuai dengan kebutuhan kami…
Saya pernah bilang sama Telemarketing First Media, “Mbak, kami gak butuh TV kabel. buat kami yang penting kebutuhan internet buat kerja dan kegiatan sekolah anak kami terpenuhi, dan streaming Youtube & Netflix lancar.”
Itulah rangkaian kejadian awal yang membuat saya merasa tidak puas dengan layanan yang diberikan oleh First Media.
Beberapa bulan setelah berlangganan, saya menemukan promosi XL Home. Saya sangat sukadengan yang yang provider ini tawarkan. Selain internetnya yang kencang, XL Home juga tidak memaksakan penggunaan TV kabel yang tidak dibutuhkan oleh konsumen. Cocok banget kan dengan kami yang tidak membutuhkan TV kabel. Saya berharap bahwa suatu saat nanti, layanan First Media bisa menyerupai XL Home.
Sekitar bulan Agustus tahun 2022 kemarin, saya dapat informasi dari media online bahwa XL Axiata mengakuisi Link Net. Sejak itu, saya menunggu dengan harap-harap cemas dan semakin berharap layanannya akan persis sama.
Pada tanggal 22 Desember 2022 kemarin, saya mendapat email pemberitahuan dari First Media. Isinya ternyata cukup menyenangkan:
- Kecepatan internet di-upgrade, dari 15 Mbps menjadi 50 Mbps, tanpa dikenakan biaya tambahan
- Paket kami juga di-upgrade, dari Combo Pop menjadi paket baru bernama Paket Joy
Sebagai pelanggan lama, ternyata kami tidak diperkenankan untuk berpindah ke Paket Stream internet only. Meskipun demikian, karena billing kami tidak naik, tetap di harga promo sekitar 230rb-an per bulan, kami tidak mempermasalahkan add-on TV kabel yang tidak pernah kami pakai tersebut.