Pada tulisan kali ini saya gak akan membahas segala hal yang bersifat teknis. Sekedar sharing saja dari sudut pandang orang awam. Cerita dimulai setelah saya memutuskan untuk berhenti berlangganan First Media, karena saya gak suka dijejali beban biaya TV kabel yang menurut saya gak ada manfaatnya buat kami sekeluarga. Agak sulit menemukan layanan internet lain di tempat tinggal kami, karena ternyata hanya ada dua provider yang bisa dipasang di komplek perumahan kami, Pesona Bali Residence. Selain First Media, cuma ada Telkom si pelat merah. Masa sih saya mesti berlangganan Indihome lagi seperti dulu saat masih tinggal di Turangga?
Setelah searching di Google buat cari-cari informasi, saya penasaran dengan tawaran WMS Telkom. Ini produk Telkom di luar Indihome. Internet only, tanpa TV kabel, tanpa FUP. Salah satu nilai minus yang saya kurang suka dari Indihome adalah : FUP, bundling telepon, bundling TV kabel. Jaman sekarang teman-teman saya yang seumuran, apalagi yang lebih muda, udah jarang banget yang pake telepon rumah. Jadi kalo ada telepon rumah, mau dipakai buat nelepon siapa? Kenapa sih saya begitu keukeuh ingin yang “internet only”?
Kalau saya berlangganan TV kabel, meskipun ini lebih enak karena STB nya sudah android box, bakal bentrok donk STB MNC Playbox kami? Anak saya yang bungsu gak bakal mau kalau box kesayangannya ditukar dengan box lain. Dengan Box XL Home aja dia gak mau, apalagi dengan box Indihome. Padahal sama-sama bisa Youtube. Dengan box yang kami punya saja, sudah cukup memadai kok buat nonton TV tanpa berlangganan paket premium MNC-nya. Untuk siaran TV khan udah bisa streaming dari aplikasi Vidio. Kalau mau channel TV lengkap, ngakalinnya juga gampang, tinggal pasang aja aplikasi ViTV, yang kode aktivasinya banyak dijual di Shopee dan Tokopedia.
Apa alasan saya ingin coba WMS? Pertama, tanpa FUP. Gak tahu kenapa saya kok alergi sekali dengan istilah “FUP” yang dikeluarkan sama Indihome, sementara provider lain dalam promosi-promosinya selalau bilang “Tanpa FUP”. Kedua, internet only, sesuai kebutuhan. Kami memang butuhnya internet only kok. Ngapain langganan TV kabel? Udah bayar mahal, tiap siaran bola di-blok pula, film-film serie-nya juga udah gak keikutin. Alasan ketiga, ulasan-ulasan yang saya lihat di Youtube juga semuanya positif, dan rata-rata melihat dari sudut pandang yang sama dengan saya.
Meskipun demikian, gak semua review di Youtube dan Google itu sesuai dengan ekspektasi saya. Banyak yang bilang kecepatan download dan uploadnya simetris 1 : 1. kenyataanya sekarang udah nggak tuch. Tetep aja uploadnya cuma 20% dari kecepatan download.
Kamu yang baca tulisan ini apa tertarik juga buat berlangganan WMS? Pikirkan dulu baik-baik sebelum memutuskan. Saya akan bilang dengan sejujurnya bahwa layanan ini ternyata kurang ramah untuk orang-orang yang gaptek. Kami sekeluarga mengalami beberapa kendala teknis. Sebetulnya buat saya pribadi sih, kendala teknis ini gak terlalu masalah. Tapi ternyata dikeluhkan istri saya. Apa itu? Pertama, tiap hari harus login. Mesipun kita stay di rumah selama 24 jam, dalam waktu 24 jam sekali, kita ter-disconncet dari internetnya, kita harus login lagi dengan memasukkan ulang password, melalui landipage khusus. Saat kita pergi dari rumah, begitu masuk lagi ke rumah, HP kita sudah otomatis disconnect dari wifi di rumah. Kita harus login ulang, masukin password lagi lewat landingpage tersebut…
Kalau di Indihome khan gak. Sekali kita terkonek dengan internet di rumah via wifi, begitu kita masuk rumah, otomatis terkoneksi khan? Nah, si WMS ini nggak gitu!
Ini baru masalah di handphone ya. Yang lebih ribet itu ketika kita butuh menghubungkan internetnya ke SmartTV atau STB Android. Wifi-nya gak bisa nyambung otomatis ke device kita lho! Setelah wifi-nya terkoneksi ke device, kita harus masukin password melalui landingpage yang muncul di browser. Di HP dan Laptop gak masalah. Lha kalau di STB TV yang bawaan aslinya gak pake browser gimana? Saya pakai MNC Playbox, di dalamnya gak ada aplikasi browser. Harus diakalin donk? Iya! Saya dapat trik dari Youtube untuk menginstall aplikasi x-plor, dan CM Browser yang gak ada di Google Playstore bawaan Playbox-nya! CM browser tersebut saya install secara sideload, karena gak ada di Plyastore-nya. Untuk kelancaran urusan utak-atik koneksi internet, akhirnya terpaksa saya pasang mouse atau mini keyboard khusus STB juga. Browser khan butuh mouse, gak bisa diarahin lewat remote control!
Ribet ya? Ember! Ada gak caranya biar WMS di rumah jadi lebih mudah dan praktis? Dari hasil obrolan dengan teman-teman di group Facebook komunitas pemakai WMS Telkom, ada dua saran. Pertama, pakai jasa setting mikrotik. Banyak yang menawarkan jasa ini di group, bahkan di Shopee juga banyak. Saya gak tahu cara ini legal atau gak dari sudut pandang Telkom. Dan saya juga belum mencobanya. Jujur aja saya merasa gaptek banget kalo udah ketemu istilah-istilah setting mikrotik. Cara kedua, datang ke kantor Telkom, minta berlangganan layanan WPA. Nanti akan jadi mudah seperti Indihome. Masalahnya, biaya langganan ini lumayan, Rp. 100.000,0 per bulan. Ditotal dengan biaya berlangganan WMS-nya, kok jadi lebih mahal dari 3P-nya Indihome? Tapi khan tanpa FUP, kang? Iya sih, tapi tetap aja membagongkan sekali!
Saya coba dulu aja berlangganan sekitar setahun dech, sesuai kontrak. Saat tulisan ini saya posting, sudah sekitar 7 bulan saya genap berlangganan WMS Telkom. Nanti dech setelah genap setahun saya pikir ulang. Apakah mau tetap bertahan di layanan ini? Ataukah pindah ke Indihome, meskipun ada teleponnya yang hampir pasti gak kepake juga? Atau moga-moga aja ada layanan lain yang udah memperluas coverage-nya ke kompleks rumah tempat tinggal kami.