Beberapa waktu lalu, sebuah komunitas menggelar acara yang mengumpulkan orang-orang yang bernama Asep. Singkatnya, semua orang yang bernama Asep dikumpulkan pada hari itu dalam acara yang bernama Konferensi Asep-Asep. Di Persib Bandung sendiri, ada 4 nama Asep yang tentunya sangat populer di telinga bobotoh. Salah satunya yang masih aktif adalah Asep Sumantri, assisten pelatih Persib Bandung saat ini. Lalu siapa lagi pemain yang bernama Asep di dalam tubuh Maung Bandung ?!
1. Asep Sumantri
Asep Sumantri, yang akrab disapa Ujeb, adalah adalah salah satu pemain Persib era 90-an yang berposisikan gelandang bertahan. Pemain yang menggunakan jersey bernomor punggung 4 ini turut membawa Persib juara Perserikatan 93/94 dan Liga Indonesia pertama pada tahun 1994/1995. Saat ini, Asep Sumantri menjabat sebagai asissten pelatih Djajang Nurdjaman. Ia berhasil mempersembahkan gelar juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.
Selain berprestasi di dunia sepak bola, Asep Sumantri juga menorehkan prestasi di bidang akademik. Ia berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Sosial dari Universitas Pasundan Bandung pada Juni 2024. Dengan pencapaian ini, ia berharap dapat berbagi ilmu dan pengalaman, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tidak ragu dalam menimba ilmu
2. Asep Kustiana
Sama seperti Asep Sumantri, Asep Kustiana adalah salah satu pemain yang turut membawa Persib menjuarai Liga Indonesia! tahun 1994/95. Pemain yang kerap dipanggil Munir ini bermain sebagai gelandang bertahan di Maung Bandung. Ia mulai gabung bersama Persib pada tahun 1993. Pemain kelahiran 30 Juni 1967 ini mengenakan jersey bernomor punggung 15 di masanya. Menurut Coach Indra Thohir saat itu, Asep “Munir” Kustiana adalah gelandang lengkap, punya kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya.
Sebagai gelandang bertahan, Asep tidak hanya piawai dalam bertahan, tetapi juga produktif dalam mencetak gol. Pada musim 1994/1995, ia berhasil mencetak tujuh gol, menjadikannya salah satu gelandang tersubur di tim tersebut.
Setelah pensiun sebagai pemain, Asep Kustiana tetap dikenang sebagai legenda oleh para bobotoh—sebutan untuk pendukung Persib. Perjalanan kariernya yang dimulai sebagai penggemar hingga menjadi pemain kunci menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap klub.
Salah satu kenangan tak terlupakan baginya adalah saat Persib berhasil menembus perempat final Liga Champions Asia pada tahun 1995 dengan mengandalkan pemain lokal. Prestasi ini menjadi bukti kekompakan dan kualitas skuad Persib pada masa itu.
Hingga kini, Asep Kustiana tetap menjadi inspirasi bagi generasi muda dan simbol loyalitas serta dedikasi dalam dunia sepak bola Indonesia.


3. Asep Dayat
Nama Asep Dayat mulai mencuat ke permukaan di Liga Indonesia pertama tahun 1994 lalu. Dribling memukau saat meliuk-liuk melewati lawan sambil berlari kencang membuat namanya disejajarkan dengan para seniornya seperti yang saat itu ditempati oleh Kekey Zakaria dan Asep Poni. Namanya semakin melesat saat dipanggil untuk bergabung bersama tim Primavera Indonesia. Karena berposisi sebagai striker, awalnya Asep Dayat ditandemkan dengan Indriyanto Nugroho, karena saat itu Kurniawan banyak berkiprah di Liga Swiss. Saat Kurniawan kembali, Danurwindo dan Tord Grip menggeser posisi Asep si budak Pangalengan ini wingback kiri. Setelah proyek Primavera berakhir, Asep Dayat sempat ditawari bermain di Swedia namun Ia lebih memilih untuk kembali ke Persib. Mungkin karena lama dipindahkan ke wingback kiri, Asep “Pangalengan” Dayat seolah kehilangan ketajamannya di depan gawang. Meskipun demikian, ia tetap menjadi salah satu andalan Persib Bandung di lini depan hingga 2005.
Pada musim 1999/2000, Asep meninggalkan Persib dan bergabung dengan Persikab Kabupaten Bandung, kemudian Pelita Solo, sebelum kembali ke Persib pada tahun 2003. Total, ia mengabdi untuk Persib selama delapan tahun hingga Liga Indonesia 2005.



4. Asep Poni
Asep Poni adalah salah seorang pemain Persib yang masuk dalam skuat juara juara Liga Indonesia 1, meski saat itu Coach Indra Thohir jarang menurunkan sebagai pemain utama. Pemain dengan nomor punggung 17 ini berposisi sebagai striker. Saat itu, Indra Thohir lebih sering menurunkan duet Sutiono-Kekey Zakaria. Saya tidak tahu apakah nama aslinya memang Asep Poni, atau karena rambutnya berponi
Asep Poni adalah mantan penyerang Persib Bandung yang dikenal pada era 1990-an. Ia memiliki gaya permainan yang unik, dengan gerakan mirip striker Juventus, Roberto Baggio. Asep Poni dikenal sebagai pemain yang memiliki teknik tinggi dan visi permainan yang baik.
Setelah pensiun, Asep Poni tetap aktif dalam dunia sepak bola. Pada Desember 2024, ia hadir dalam Grand Launching Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Arjasari di Kabupaten Bandung, bersama legenda Persib lainnya seperti Asep Munir Kustiana dan Sutiono Lamso. Kehadiran mereka diharapkan dapat menginspirasi generasi muda dalam dunia sepak bola.
5. Asep Makmur
Bobotoh mungkin tidak banyak mengetahui pemain Persib yang satu ini. Namun ia tercatat sebagai pemain Persib tahun 1982/83 bersama Encas Tonif, Ade Mulyono, Dede Iskandar, Robby Darwis dan Adjat Sudrajat. Asep Makmur adalah mantan pemain sepak bola yang pernah memperkuat Persib Bandung pada era 1980-an. Meskipun informasi mengenai karier dan kontribusinya di Persib tidak banyak tersedia, Asep Makmur dikenal sebagai salah satu dari beberapa pemain dengan nama “Asep” yang pernah membela Persib. Selain Asep Makmur, terdapat juga Asep Sumantri, Asep Dayat, dan Asep Berlian yang memiliki peran penting dalam sejarah klub.
Menariknya, Asep Makmur memiliki putri bernama Anne Moerdiany yang menjadi bobotoh (pendukung Persib) dan berharap agar Persib kembali bangkit.
Meskipun informasi mengenai Asep Makmur terbatas, keberadaan beberapa pemain dengan nama “Asep” dalam sejarah Persib menunjukkan betapa pentingnya kontribusi mereka bagi klub.
6. Asep Sukarna
Nama Asep Sukarna pun sepertinya asing ditelinga bobotoh. Tapi jangan salah, ia adalah kiper Persib era 70an. Asep menjadi penajaga gawang Persib saat meladeni Go Ahead Eagles (GAE) pada tahun 1978. Bermain di Siliwangi, Persib kalah 0-4 dari rim asal Belanda tersebut. Teman seanggakat Asep Sukarna seperti Giantoro, Max Timisela, Encas Tonif dan Kosasih.
07. Asep Berlian
Asep Berlian memang tidak bermain di Persib senior. Pemain didikan diklat Persib ini saat ini bermain di Madura United.





Dari Berbagai Sumber