Masih ingatkah kapan kita pertama kali belajar wudhu? Pemikiran tentang berwudhu timbul ketika anak saya bertanya, “Ayah, berwudhu itu harus menggunakan air yang bersih. Kenapa kalau tidak ada air kita boleh bertayamum pakai debu? Debu itu khan kotor, Yah?
Melalui berbagai obrolan dengan teman-teman, beberapa orang ustadz, saya menemukan jawaban yang saya bagi dengan teman-teman pembaca blog ini di sini. Wudhu ternyata Memiliki makna yg sangat dalam sekali apabila di aplikasikan pada kehidupan sehari-hari..
Ketka kita melakukan thoharoh atau bersuci, sering kita lupa untuk mengajarkan pada anak kita hal yang seharusnya ketika bersuci tersebut, ketika kita mensucikan tangan kita, ketika kita mengusap tangan kita dengan air, baik dengan air, baik dengan debu, ataupun dengan air hujan, dan sebagainya. Nah kenapa itu semua bisa dilakukan? karena itu semuanya adalah bersuci bukan sekedar bersih-bersih. Jadi ketika kita mensucikan tangan kita, kita ajarkan kepada anak kita berikrar kepada Allah SWT bahwa kita akan mensucikan tangan ini.
Pada Saat Wudhu, Ucapkanlah Perkataan Ini Didalam Hati dengan penuh konsentrasi dan bersungguh-sungguh (Pikiran dan perasaan secara ikhlas berjanji pada sang Khalik)
Ketika Membasuh Tangan, ikrarkanlah, “Ya Allah Ya Robbi aku mensucikan tanganku ini dan aku berjanji akan menggunakan tangan ini pada hal-hal yg benar-benar Engkau Ridhoi. dan aku berjanji tidak akan membawa tangan ini untuk melakukan hal-hal yg Engkau larang, seperti mencuri, korupsi, menjahili orang lain, menulis sesuatu yg tidak jelas di Sosial Media yg merugikan dan menyakiti orang lain, memukul, menampar tanpa dalam keadaan membela diri dan melakukan perbuatan-perbuatan kotor lainnya”.
Ketika Berkumur, masukkan ke dalam alam bawah sadar “Ya Allah Ya Robbi.., aku mensucikan mulutku ini dan aku berjanji akan mengeluarkan kata-kata yang baik saja yg Engkau Ridhoi, dan aku berjanji tidak akan mengucapkan kata-kata kotor, bergunjing, perkataan yg tidak bermanfaat, kata-kata yg menyakiti hati orang lain dan semua kata-kata yg tidak Engkau Ridhoi dan tidak pula memakan dan meminum sesuatu yg Engkau haramkan.”
Kita lihat di sinetron-sinetron sekarang, banyak sekali contoh-contoh kata-kata yang tidak benar, kata-kata tidak sopan dari anak ke orang tua. Selain menjaga ucapan, kita juga harus menjaga mulut kita dari makanan-makanan yang haram, yang beracun. Jaman Sekarang banyak sekali makanan beracun, terutama dari pengawet dan pewarna makanan. Ada juga yang dari pestisida. Dan kita juga harus menjaga anak-anak kita dari makanan yang berasal dari uang yang haram, misalnya uang hasil korupsi.
Ketika Membasuh Hidung, “Ya Allah Ya Robbi.., aku mensucikan hidungku ini untuk mencium hal-hal yg baik saja dan aku berjanji tidak akan menggunakan hidungku ini untuk mencium Aib orang lain dan hal-hal buruk lainnya“
Hidung kita ini paling tajam pada saat mencium hal-hal buruk. Hal-hal ini yang jauh dari thoharoh ini. Hidung adalah jalan Utama Oksigen untuk memasuki paru-paru dan jantung, apabila terkena Asap Rokok, maka fungsinya akan terganggu, karena asap rokok mengandung ratusan zat beracun. Efeknya akan terasa oleh para perokok aktif dan maupun yg pasif, bahkan berdasarkan fakta, perokok pasif lebih terkena dampaknya karena terhisap oleh hidung. “Pertajamlah penciuman kewaspadaan kita agar lebih teliti lagi di dalam memilah dan memilih”
Ketika Membasuh Wajah, “Ya Allah Ya Robbi, aku mensucikan muka-ku ini dan aku berjanji agar semua seri wajah ini menyejukan umat mu Ya Allah, dan aku berjanji tidak akan membuat wajah ini menyakiti hati orang lain.
Kalau kita punya masalah, tidak usah membenturkan masalah kita pada wajah orang lain. Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong.
Ketika Membasuh Tangan Dan Siku, Ucapkanlah “Ya Allah Ya Robbi.., aku mensucikan lenganku ini dan aku berjanji tidak akan menggunakan lengan ini mencuri atau melakukan tindakan-tindakan yg merugikan orang lain seperti menyakiti, saling sikut didalam sebuah pekerjaan atau bisnis, membunuh atau melakukan hal-hal yg tidak Engkau Ridhoi“
Makna yang sebenarnya dari kita membasuh lengan, kita benar-benar mensucikan lengan kita. Kadang kita sulit pada kondisi membela diri, emosi kita sering terpancing. Mangkanya disebutkan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong. Ini benar-benar hal yang luar biasa yang diajarkan agama Islam pada kita. Definisi sabar adalah memahami segala sesuatu dengan pemakluman yang tinggi. Contohnya ketika Rasulullah dilempari di Thaif. Coba kalau itu terjadi pada kita. Bahkan saat malaikat menawarkan bantuan sekalipun Rasul menolak. Kalau mereka dihabisi, nanti harus berdakwah pada siapa lagi? Sakit hati, marah, benci, itu semuanya enak. Biasanya kita menggunakan lengan kita untuk membalas dendam. Satu contoh ketika Sayyidina Ali hendak menebas lawannya dengan pedang, beliau diludahi, kemudian tidak jadi membunuh, karena beliau tidak mau membunuh dalam keadaan emosi yang bukan karena Allah lagi. Kita berikrar agar lengan ini hanya bergerak di jalan Allah.
Ketika Mengusap Kepala, Ucapkanlah “Ya Allah Ya Robbi.., aku mensucikan kepalaku ini dan aku berjanji akan memenuhi Kepala ini dengan berbagai macam pikiran baik, dan aku berjanji tidak akan pernah berburuk sangka Dan selalu mengisi Kepala ku ini dengan semua yg Engkau Ridhoi.
Selama ini kita menganggap yang dibersihkan itu adalah rambut ya? Kalau yang dibersihkan cuma rambut, kasihan donk dengan yang kepalanya gundul nggak punya rambut? Mensucikan pikiran kita dari hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Allah. Syaitan itu sifat, minnal jinnati wannas. Kalau iblis adalah makhluk. Kitalah yang membelengu syaitan itu. Kita yang mengendalikan diri kita sehingga kita tidak menjadi syaitan. Ketika kita bersuuzon kepada orang lain, syaitan yang ada di dalam diri kita membisikkan kepada kita bahwa dia itu jahat. Syaitan itu bercokol di nafs. Nafs itu selalu mencari yang enak-enak. Kita berlindung kepada Allah dari segala godaan syaitan yang terkutuk. Dalam kejahatan kita bisa lebih dahsyat dari Iblis karena kita adalah makhluk yang sempurna.
Ketika Membasuh Telinga, Ucapkanlah “Ya Allah Ya Robbi aku mensucikan telinga ini dan aku berjanji akan membuat Telinga ku ini untuk Selalu Mendengar Hal Yang Baik dan aku berjanji tidak akan membuat telinga ini mendengarkan AIB orang lain dan hal-hal yang tidak bermanfaat. ketika kita mendengarkan Aib orang lain, secara psikologis kita merasa lebih baik dari orang itu, padahal ketika kita menikmati Aib orang lain, Setan tertawa, setan senang ketika kita membahas keburukan orang lain, kita akan lupa pada keburukan diri kita sehingga kita tidak Waspada akan keburukan yg ada pada diri kita. Ketika kita membasuh telinga kita, seringkali kita lupa bahwa kita sedang mensucikan telinga kita. Ini yang dikehendaki oleh syaitan-syaitan yang terkutuk itu. Banyak acara TV pun yang membicarakan aib orang lain, dan biasanya itu yang ratingnya tinggi. Ini dibutuhkan usaha ekstra, tidak cukup cuma memohon lalu mengharapkan keajaiban tanpa action untuk merubah nasib kita. Kita menjadi umat yang lemah, tidak berpikir, mistis, tidak logis. Padahal al Qur’an itu untuk orang yang berpikir, bukan orang yang mistis.
Ketika Membasuh Kaki Dan Mata Kaki, Ucapkanlah “Ya Allah Ya Robbi.., aku mensucikan kaki ini dan aku berjanji akan mempergunakan kaki ini untuk melangkah di jalan yg Engkau Ridhoi, dan aku berjanji tidak akan melangkahkan kaki ini ke tempat-tempat maksiat dan ke tempat-tempat yg tidak Engkau Rhidoi.
Kita harus benar-benar konsekuen dengan apa yang kita ucapkan itu. Kecuali kalau ke tempat maksiat itu mau dakwah, itu lain lagi. Sedikit bicara banyak bekerja bukan berarti autis.
Inilah yang harus kita lakukan sebalum menjalankan ritual shalat. Allah Maha Pengampun tapi Allah juga Maha Konsekuen. Ini yang harus kita tanamkan pada otak kita. Benar-benar kita curahkan untuk ibadah, menjalankan segala sesuatu semata-mata karena Allah, karena kita atas nama Allah, bukan dengan nama status, pahala, syurga, tapi semata-mata karena Allah.
Mari kita biasakan diri ini untuk selalu berada di dalam kesucian dengan tetap selalu menjaga wudhu agar diri ini selalu bersih dan suci tidak hanya fisik, pikiran dan hati pun akan mengikuti jika kondisi diri dalam keadaan suci. Menjaga wudhu mempunyai makna yang luas dan dalam, yang lebih dari sekedar ritual ulang berwudhu pada saat wudhu kita batal karena buang angin misalnya.
Naungan dan limpahan rahmat-Nya pun tercurahkan bagi orang-orang yang mampu menjaga dirinya agar selalu berada dalam kondisi suci (menjaga wudhu). Tak menutup kemungkinan kita pun akan mendapatkan hadiah seperti yang dihadiahkan kepada para sahabat terdahulu yang dengan rutin menjaga wudhu yakni tempat istimewa yang kekal dan abadi dengan kebahagiaan tak terhenti.
Ya, ada beberapa hadits yang menyebutkan keutamaan menjaga wudhu dan hubungannya dengan surga. Salah satunya adalah hadits dari Abu Hurairah, di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa jika bukan karena khawatir akan menyusahkan umatnya, beliau akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu. Hadits lain dari Bilal bin Rabah menyatakan bahwa Nabi SAW mendengar suara terompah Bilal di surga dan menanyakan perbuatan apa yang dilakukan Bilal. Bilal menjawab bahwa ia tidak melakukan apa-apa kecuali bahwa ia tidak pernah berwudhu kecuali sesudahnya ia melaksanakan shalat (sunah berwudhu). Ini menunjukkan bahwa menjaga wudhu dan melakukan shalat sunnah setelahnya adalah perbuatan yang disukai dan memiliki keutamaan besar dalam Islam.
Semoga kita semua mampu masuk ke dalam golongan dari orang-orang yang bisa menjaga wudhu.