Menurut ajaran Islam, manusia pertama yang diturunkan ke bumi adalah Nabi Adam. Dia dianggap sebagai nabi pertama dalam Islam dan dikenal sebagai bapak umat manusia. Kisah penciptaan Adam menurut Islam menggambarkan bahwa dia diciptakan oleh Allah dari tanah, dan setelah itu, roh dihembuskan ke dalamnya. Setelah Adam dan istrinya, Hawa, melakukan kesalahan dengan memakan buah terlarang, mereka diusir dari surga dan diturunkan ke bumi, di mana mereka bertobat dan menjadi leluhur umat manusia.
Adam itu Nabi? atau manusia pertama? memangnya definisi nabi itu apa? Apakah Adam berdakwah kepada anak cucunya sendiri?
Dalam doktrin Islam, Adam dianggap sebagai manusia pertama dan juga nabi pertama. Sebagai nabi, Adam menerima wahyu dari Allah dan memiliki peran untuk menyampaikan ajaran-ajaran tersebut kepada umat manusia, termasuk anak cucunya. Definisi “nabi” dalam doktrin Islam adalah seseorang yang dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu dan menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia. Meskipun tidak ada detail spesifik dalam sumber-sumber utama Islam yang menjelaskan secara rinci tentang dakwah Adam kepada anak cucunya, para nabi umumnya memiliki peran untuk mengajarkan dan membimbing komunitas mereka, yang tentunya mencakup keluarga mereka sendiri.
***
Menurut doktrin Kristen dan Yahudi, manusia pertama yang diturunkan di bumi adalah Adam. Dalam Kitab Kejadian dari Alkitab, Adam diciptakan oleh Tuhan dari debu tanah dan ditempatkan di Taman Eden. Bersama dengan istrinya, Hawa, mereka merupakan pasangan pertama dan leluhur umat manusia. Kisah Adam dan Hawa, termasuk penciptaan mereka dan pengusiran dari Taman Eden setelah melanggar perintah Tuhan, adalah bagian penting dari tradisi kedua agama tersebut.
Taman Eden itu ada di mana?
Taman Eden, menurut narasi dalam Kitab Kejadian di Alkitab, adalah tempat yang diciptakan oleh Tuhan sebagai hunian pertama untuk Adam dan Hawa. Lokasi geografis Taman Eden tidak dapat ditentukan secara pasti, namun beberapa teori menyebutkan bahwa ia mungkin terletak di dekat sumber-sumber sungai Tigris dan Eufrat, yang kini berada di wilayah Timur Tengah. Ada juga pandangan yang menempatkan Taman Eden di dekat Teluk Persia berdasarkan interpretasi dari teks-teks kuno.
Ada juga yang berpendapat bahwa Taman Eden itu ada di Nusantara.
Buku “Eden in The East” oleh Stephen Oppenheimer, yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai “Surga di Timur”, menawarkan pandangan baru tentang prasejarah Asia Tenggara. Buku ini mengemukakan bahwa pada akhir Zaman Es, banjir besar yang sering disebutkan dalam kitab suci benar-benar terjadi dan menyebabkan tenggelamnya benua Asia Tenggara. Oppenheimer berargumen bahwa peristiwa ini memicu penyebaran populasi dan perkembangan berbagai budaya Neolitikum di wilayah seperti Cina, India, Mesopotamia, Mesir, dan Mediterania timur.
Buku ini juga mengeksplorasi ide bahwa Polinesia berasal dari Asia Tenggara, bukan dari Cina, dan bahwa penanaman beras pertama kali terjadi di Semenanjung Malaya, bukan di Cina atau India. Selain itu, buku ini mengungkapkan bahwa suku-suku di Indonesia timur mungkin memegang kunci untuk memahami siklus agama-agama Barat yang tertua.
“Eden in The East” merupakan karya yang menantang pemahaman konvensional dan memberikan perspektif yang unik tentang asal-usul peradaban dan budaya di Asia Tenggara serta pengaruhnya terhadap peradaban dunia2.
***
Menurut Hinduisme, manusia pertama yang diturunkan ke bumi adalah Manu. Dalam teks-teks Hindu, Manu sering dianggap sebagai manusia arketipal atau leluhur umat manusia. Istilah Sanskerta untuk ‘manusia’, ‘मनुष्य’ (manuṣya) atau ‘मानव’ (mānava), berarti ‘dari Manu’ atau ‘anak-anak Manu’. Ada beberapa Manu yang berbeda yang muncul dalam siklus waktu yang berbeda, dengan setiap Manu memimpin selama satu Manvantara, yang merupakan periode waktu dalam kosmologi Hindu. Kisah Manu sering kali mencakup tema-tema seperti banjir besar dan penyelamatan kebijaksanaan dunia dari kehancuran, mirip dengan kisah banjir dalam tradisi lain seperti kisah Nuh dalam agama Abrahamik.
Dalam mitologi Hindu, Manu, yang dianggap sebagai manusia pertama atau leluhur umat manusia, diciptakan oleh Brahma. Manu sering disebut sebagai putra spiritual Brahma dan merupakan tokoh penting dalam teks-teks Hindu, termasuk Manusmriti, yang merupakan kode hukum penting. Ada beberapa versi Manu yang muncul dalam siklus waktu yang berbeda, dan setiap versi memimpin selama satu Manvantara, yang merupakan periode waktu dalam kosmologi Hindu. Kisah Manu juga terkait dengan kisah banjir besar, di mana ia diselamatkan oleh avatar ikan Vishnu, Matsya, yang membantunya membawa pengetahuan Veda, keluarganya, dan tujuh orang bijak ke tempat yang aman selama banjir.
Siapa yang menciptakan Dewa Brahma?
Dalam Hinduisme, Dewa Brahma dianggap sebagai dewa pencipta dan merupakan bagian dari Trimurti, yang juga mencakup Dewa Vishnu dan Dewa Shiva. Brahma dikaitkan dengan Prajapati, dewa pencipta Veda, dan menurut beberapa mitos, Brahma lahir dari telur emas atau muncul dari teratai yang tumbuh dari pusar Vishnu. Tidak ada satu pencipta tunggal yang diakui dalam Hinduisme karena berbagai tradisi dan teks memiliki penjelasan yang berbeda tentang asal usul Brahma dan alam semesta. Dalam beberapa narasi, Brahma dianggap sebagai putra dari Brahman, yang merupakan realitas tertinggi atau keberadaan tertinggi dalam Hinduisme.
Kapan pertama kali Manu turun ke bumi?
Dalam Hinduisme, tidak ada tanggal pasti yang disebutkan untuk kapan Manu pertama kali turun ke dunia. Menurut teks-teks Hindu, ada beberapa Manu yang muncul dalam siklus waktu yang berbeda, dan setiap Manu memimpin selama satu Manvantara, yang merupakan periode waktu dalam kosmologi Hindu. Manu pertama, yang dikenal sebagai Svayambhuva Manu, dianggap sebagai putra spiritual Brahma dan merupakan leluhur umat manusia. Setiap kalpa, atau hari Brahma, terdiri dari empat belas Manvantara, dan setiap Manvantara dipimpin oleh Manu yang berbeda. Oleh karena itu, konsep waktu dalam Hinduisme sangat luas dan siklikal, dan tidak terbatas pada kronologi linier seperti dalam sejarah modern.
***
Siapa Manusia Pertama yang turun di Bumi Menurut Buddha?
Dalam ajaran Buddha, tidak ada konsep manusia pertama yang diturunkan ke bumi seperti dalam agama-agama Abrahamik atau Hindu. Sebaliknya, Buddhisme mengajarkan bahwa alam semesta dan kehidupan tidak memiliki awal yang pasti dan terus menerus muncul dan lenyap dalam siklus yang tak terbatas yang dikenal sebagai samsara. Buddhisme menekankan pada konsep bahwa segala sesuatu adalah sementara dan terus berubah, dan tidak ada penciptaan atau keberadaan yang tetap. Oleh karena itu, pertanyaan tentang siapa manusia pertama tidak relevan dalam konteks ajaran Buddha karena tidak ada titik awal yang spesifik untuk kehidupan atau alam semesta.
***
Dalam ajaran Konfusianisme, tidak ada narasi khusus tentang siapa manusia pertama di bumi seperti dalam agama-agama Abrahamik atau Hindu. Konfusianisme, yang didirikan oleh Kongzi (Confucius), lebih berfokus pada etika, moral, dan peran manusia dalam masyarakat daripada asal usul manusia itu sendiri. Mengzi, seorang filsuf Konfusianisme yang penting, mengembangkan teori tentang sifat manusia yang baik secara alami dan menekankan pentingnya pengembangan diri untuk mencapai potensi tertinggi sebagai manusia. Oleh karena itu, pertanyaan tentang siapa manusia pertama tidak terlalu relevan dalam konteks ajaran Konfusius karena fokus utamanya adalah pada bagaimana manusia harus hidup dan berinteraksi dengan sesama.
Konfusianisme adalah sebuah sistem filsafat dan etika yang dikembangkan oleh filsuf Cina, Konfusius. Ini bukan hanya sekadar agama, tetapi juga pandangan hidup yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan di Asia Timur, termasuk moralitas, etika, dan tata krama. Konfusianisme menekankan pentingnya pendidikan, keluarga, keharmonisan sosial, dan kebajikan individu. Di Indonesia, Konfusianisme diakui sebagai salah satu dari enam kepercayaan resmi dan memiliki pengaruh dalam kehidupan beragama dan sosial masyarakat.
***
Menurut Zoroastrianisme, Gayōmart dianggap sebagai manusia pertama dan nenek moyang umat manusia. Dalam literatur penciptaan Zoroastrian yang lebih baru, Gayōmart adalah manusia pertama yang rohnya, bersama dengan roh lembu primordial, hidup selama 3.000 tahun selama periode di mana penciptaan hanya bersifat spiritual. Kisah Gayōmart sering dikaitkan dengan tema penciptaan dan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan.
Zoroastrianisme, atau Mazdayasna, adalah agama yang berasal dari Iran Raya dan merupakan salah satu agama tertua yang masih terus dianut hingga saat ini. Ajaran Zoroastrianisme didasarkan pada ajaran seorang Nabi Iran, Zoroaster (juga dikenal sebagai Zarathustra dalam Bahasa Avesta atau Zartosht dalam Bahasa Persia). Agama ini dipercaya sebagai agama monoteistik pertama di dunia dan menjadi agama negara dari tiga dinasti Persia sampai penaklukan Muslim atas Persia pada abad ketujuh Masehi.
Penganut Zoroastrianisme menyembah dewa tunggal bernama Ahura Mazda dan mengikuti prinsip-prinsip etika yang diajarkan oleh Zoroaster. Api memiliki peran penting dalam ritual Zoroastrianisme dan dipandang sebagai lambang kemurnian. Kuil-kuil api Zoroastrianisme berisi altar dengan nyala api abadi yang tidak padam, yang merupakan simbol dari kehadiran dan kekuatan Ahura Mazda.
Ahura Mazda adalah dewa tertinggi dalam agama Zoroastrianisme. Ia dianggap sebagai pencipta alam semesta, simbol kebijaksanaan dan kebaikan, serta berperan sebagai pelindung kebenaran dan keadilan. Dalam Avesta, kitab suci Zoroastrianisme, Ahura Mazda digambarkan sebagai lawan dari Angra Mainyu atau Ahriman, roh jahat yang mewakili kebohongan dan kegelapan.
***
Menurut ajaran dan mitologi nenek moyang Nusantara, tidak ada satu narasi tunggal yang menjelaskan tentang manusia pertama yang turun ke bumi. Berbagai suku dan masyarakat di Nusantara memiliki cerita dan legenda sendiri mengenai asal-usul manusia dan penciptaan dunia. Misalnya, masyarakat Sunda memiliki kisah Batara Cikal yang merupakan manusia pertama, sedangkan masyarakat Jawa memiliki kisah Adam dan Hawa yang mirip dengan versi Abrahamic.
Batara Cikal, atau Batara Tunggal, adalah dewa utama dalam kepercayaan suku Badui dan Sunda penganut ajaran Sunda Wiwitan. Menurut kepercayaan mereka, Batara Cikal merupakan nenek moyang pertama yang turun ke Bumi di sebuah tempat yang disebut Arca Domas. Di tempat ini, mereka percaya bahwa dunia diciptakan. Suku Badui juga meyakini bahwa roh-roh orang yang sudah meninggal akan bersatu dengan Batara Tunggal di tempat yang disebut Sasaka Domas.