Perdana Menteri Slovakia Sebut Zelenski Mengemis, Ukraina Marah! Ketegangan Eropa Meningkat
Pernahkah kalian membayangkan bagaimana jadinya jika pemimpin dunia saling serang dengan kata-kata tajam? Seperti yang dilakukan Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, yang baru-baru ini menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenski, sebagai “pemimpin yang mengemis dan memeras” demi mendapatkan bantuan. Ini bukan drama Netflix, loh, tapi kejadian nyata yang tengah menggemparkan Eropa. Beberapa hari lalu, Fico membuat heboh parlemen Slovakia dengan pidato yang terang-terangan menyudutkan Zelenski.
Ketegangan Slovakia-Ukraina: Awal Mula Perseteruan
Latar belakang ketegangan ini cukup kompleks. Pada 1 Januari 2025, Ukraina, melalui keputusan dari Kiev, memutuskan untuk menghentikan transit gas Rusia melalui wilayah mereka. Keputusan ini diambil karena Zelenski percaya bahwa pendapatan Rusia dari hasil transit gas itu nantinya akan digunakan untuk mendanai operasi militernya di Ukraina. Dengan menghentikan aliran gas, Zelenski berharap bisa menekan salah satu sumber pendapatan utama Rusia di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Namun, keputusan ini ternyata membawa dampak besar bagi negara-negara yang bergantung pada pasokan gas dari Rusia, termasuk Slovakia. Sebagai negara yang selama ini mengimpor gas Rusia lewat jalur Ukraina, Slovakia langsung kelabakan karena pasokan energi mereka terancam terganggu. Ekonomi Slovakia, yang sudah menghadapi tantangan besar, semakin terpukul akibat kenaikan harga energi yang tak terelakkan.
Robert Fico: “Zelenski Tidak Punya Malu”
Robert Fico, sebagai pemimpin Slovakia, mengungkapkan kemarahannya. Dalam pidatonya di parlemen, Fico menyebut Zelenski berkeliling Eropa hanya untuk “mengemis” dan “memeras” demi meminta uang dan dukungan. Fico menilai langkah Ukraina ini tidak hanya merugikan ekonomi Slovakia, tetapi juga mengabaikan kepentingan negara-negara tetangga. Menurut Fico, Zelenski mengambil keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi Eropa Tengah dan Timur.
Fico bahkan menyebut Zelenski sebagai dalang dari kerugian yang dialami Slovakia, karena menghentikan perjanjian transit gas antara Rusia dan Azerbaijan, yang seharusnya bisa menguntungkan Slovakia. “Harus dihentikan,” kata Fico dengan nada penuh emosi. Bagi Fico, tindakan Ukraina itu adalah bentuk egoisme yang tak bisa dibiarkan begitu saja. Slovakia, menurutnya, tidak bisa terus-menerus menanggung konsekuensi dari konflik yang seharusnya menjadi tanggung jawab Ukraina.
Solidaritas Eropa yang Retak
Drama ini mengungkapkan betapa rapuhnya solidaritas Eropa dalam menghadapi krisis. Fico bahkan menggambarkan Rusia sebagai mitra energi yang dapat diandalkan. Ini tentu mengundang kehebohan di Eropa, mengingat banyak negara Uni Eropa yang menilai Rusia menggunakan pasokan energi sebagai alat politik untuk menekan negara-negara Eropa Timur dan Tengah.
Fico mengingatkan kembali insiden krisis gas besar-besaran pada tahun 2009, ketika Slovakia juga menghadapi perselisihan antara Rusia dan Ukraina. Pada saat itu, Ukraina menolak untuk memasok gas ke Slovakia meskipun negara ini sangat membutuhkan. Fico menggambarkan tindakan Ukraina tersebut sebagai sikap egois, yang menurutnya mempertegas pandangan Slovakia bahwa Ukraina tidak dapat diandalkan dalam hal kerja sama energi.
Sikap Pro-Rusia Fico Mengundang Kritik
Pernyataan Fico yang memuji Rusia ini membuat Uni Eropa geleng-geleng kepala. Banyak negara seperti Polandia dan negara-negara Baltik yang berusaha keras untuk melawan Rusia, sementara Slovakia di bawah kepemimpinan Fico justru ingin mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia. Sikap ini dipandang sebagai langkah mundur yang bisa merusak upaya bersama Eropa dalam menekan Rusia melalui sanksi ekonomi dan pengurangan ketergantungan energi.
Fico pun berencana untuk menggunakan hak veto Slovakia di Uni Eropa sebagai alat untuk menekan Ukraina, khususnya dalam kebijakan yang dianggap merugikan kepentingan nasional Slovakia. Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari pemimpin Ukraina dan Uni Eropa, yang mengecamnya sebagai langkah tidak bertanggung jawab di tengah krisis yang sedang berlangsung.
Reaksi Dalam Negeri Slovakia: Dukungan dan Kritik
Di dalam negeri Slovakia, banyak pihak yang mendukung langkah Fico, terutama dari kalangan yang merasa negara mereka telah terlalu banyak berkorban untuk Ukraina tanpa mendapatkan manfaat yang sebanding. Mereka berpendapat bahwa sudah waktunya Slovakia memprioritaskan kepentingan rakyatnya sendiri.
Namun, ada juga yang mengkritik kebijakan Fico dengan menyatakan bahwa langkah ini bisa mengisolasi Slovakia di kancah internasional dan merusak hubungan dengan negara-negara tetangga serta Uni Eropa.
Apakah Slovakia Benar-Benar Netral?
Drama ini semakin memanas dengan pertemuan Fico dan Putin di Moskow pada Desember lalu. Banyak yang mempertanyakan apakah Slovakia benar-benar netral dalam konflik ini atau sedang bermain api dengan mendekat ke Rusia.
Jadi, bagaimana menurut kalian? Apakah Fico punya poin yang valid? Atau tindakan ini justru bisa merusak hubungan Slovakia dengan Eropa dan Ukraina? Drama politik internasional ini masih panjang, dan kita tahu, selalu ada kejutan dalam politik global. Apa pendapat kalian?
Banjirin kolom komentar yuk! Kalau kamu suka artikel ini, klik like dan share ke teman-teman biar makin viral. Makasih sudah menyimak!