Bangsa LEMURIAN dan NIRRANTHEA

Bangsa LEMURIAN dan NIRRANTHEA

The Dark Side of The Moon

Dongeng ini saya mulai dari The dark side of the moon, sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut sisi bulan yang tidak pernah terlihat dari bumi, karena bulan selalu menghadap bumi dengan sisi yang sama. Banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa Istilah ini sebenarnya tidak tepat, karena sisi bulan yang tidak terlihat itu tetap menerima cahaya matahari, juga hanya saja tidak pada saat bulan purnama. Istilah yang lebih akurat menurut mereka bukanlah sisi gelap bulan, melainkan sisi jauh bulan

Ada juga orang yang mengatakan bahwa pada The Dark Side of The Moon, terdapat stasiun ruang angkasa alien. Masalah seperti ini tidak mungkin diungkap oleh NASA ke publik, karena pasti akan menumbulkan banyak kontroversi. Cara teraman agar masalah ini tidak menjadi polemik di masyarakat, adalah tanamkan di masyarakat bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan stasiun ruang angkasa milik alien di sisi gelap bulan.

Sebuah objek yang disebut “mysterious hut” sempat menarik perhatian karena penampakannya yang tidak biasa di sisi jauh bulan, namun setelah penyelidikan lebih lanjut, objek tersebut kemungkinan besar adalah sebuah batu besar yang terangkat dari permukaan bulan akibat dampak dari suatu peristiwa. Penjelajahan dan penelitian lebih lanjut oleh rover Yutu 2 dari China telah membantu memetakan struktur di bawah permukaan bulan dan mengungkap sejarah geologisnya, tetapi tidak ada temuan yang menunjukkan adanya aktivitas alien atau struktur buatan mereka.

Pihak yang pertama kali menemukan bahwa bulan bukan benda alam adalah bangsa Rusia. Memang ada cerita yang beredar di masyarakat, bahwa bulan adalah sebuah teknologi yang dibuat oleh manusia prasejarah.

Dongeng Pembuatan Bulan

Bangsa Lemurian, nenek moyang bangsa nusantara yang hidup di bumi puluhan ribu tahun yang lalu, menyebut bulan dengan istilah NIRRAN. Nama itu diambil dari nama satu bangsa, NIRRANTHEA. Dahulu kala, lebih dari 50 ribu tahun yang lalu, bulan belum ada. Saat itu planet bumi atau Ardh Grumma masih dihuni oleh bangsa Lemurian 40%. Bangsa Lemurian 40% itu adalah bangsa Lemurian dengan penguasaan energi tubuh 40%, jauh lebih tinggi dari manusia bumi jaman sekarang yang rata-rata penguasaan energinya dibatas hingga maksimal 2 setengah persen aja. Bukan saja penguasaan energi tubuhnya yang jauh lebih besar dari kita, mereka juga menguasai teknologi tinggi yang sudah jauh lebih maju dan modern dari bangsa-bangsa yang hidup jaman sekarang. Simak dongeng saya yang lain tentang bangsa Lemurian dan Bangsa Atlantis. Kisah lebih detail mengenai manusia super, manusia dewa, bangsa kloning, serta asal-usul semua bangsa yang hidup di semesta saya ceritakan dalam dongeng lain yang membahas tentang Teori Manusia 2,5% dan Mitologi Para Dewa.

Bangsa Lemurian hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain, salah satunya adalah bangsa Nirranthea, sebuah bangsa dengan penguasaan energi 30%. Bangsa ini memiliki keahlian dalam membuat cahaya. Bangsa NIRRANTHEA sangat pandai sekali membuat penerangan dengan bahan apapun di planet bumi. Arti NIRRANTHEA sendiri adalah pembuat cahaya. Bangsa NIRRANTHEA sendiri hidup sejajar dengan bangsa LEMURIAN. Mereka hidup berdampingan dengan damai dan suka sekali bergaul juga. Jadi, selain pandai membuat cahaya, mereka juga punya rasa ingin tahu yang tinggi, dan kadang-kadang suka sekali kalau dipuji. Bangsa LEMURIAN atau MU tahu persis hal ini. Mereka coba mengatakan satu hal kepada mereka, yaitu bagaimana membuat cahaya pada waktu malam hari, tidak perlu seperti siang yang penting terang seperti lampu malam yang besar.

Lalu berlangsunglah proyek Nirranthea, atau proyek pembuatan bulan. Proyek NIRRANTHEA dibuat sekitar 2-3 tahun. akhirnya dibuatlah sebuah pemantul sinar matahari yang letaknya benar-benar presisi dengan ukuran matahari dan planet bumi tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Lalu benda bulat yang diberi nama NIRRANTHEA juga, ditempatkan pada posisi yang tepat di angkasa. Fungsinya menyerap sinar matahari agar menjadi sumber tenaga juga untuk menjadi pemantul cahaya yang baik. Benda itu dibuat dari logam bernama NIRRANTHIUM, yaitu sebuah logam yang jauh lebih kuat dari titanium, untuk menjaga agar kuat dibentur oileh meteor dan asteroid sekalipun. Dan berhasil! Bangsa NIRRANTHEA mampu membuat malam menjadi terang, bahkan mereka membuat pangkalan dan stasiun pengendali NIRRANTHEA di bagian gelapnya.

Semua memuji bangsa ini dan mereka sangat bangga dengan pujian pujian itu. Tetapi ada saja bangsa yang iri, yaitu angsa ATLANTIS. Mereka membuat opini-opini yang mempengaruhi masyarakat. Mereka mengatakan bahwa benda yang dibuat bangsa NIRRANTHEA adalah benda sesat yang menyaingi sang pencipta, tidak mungkin manusia bisa membuat benda langit seperti, dan itu terus didengungkan selama bertahun tahun.

Karena NIRRANTHEA termasuk bangsa yang suka dipuji dan kalau dicela malah jadi “pundung”, ngambek, alias baper. Sejak saat itu mereka tidak mau lagi membersihkan debu kosmik yang akhirnya menyelimuti permukaan NIRRANTHEA, hal ini terus berlangsung selama ribuan tahun. Jadi bulan yang terlihat di langit jaman sekarang, sudah tertutup lapisan debu kosmis. Awalnya, saat bulan bersinar terang, kondisi malam nampak dan terasa seperti sore hari jaman sekarang. Lama-lama jadi makin gelap hingga seperti yang kita lihat di zaman sekarang.

Akhirnya, bangsa NIRRANTHEA pergi ke planet NIRRANTHEA di gugusan bintang lain. Sedangakan NIRRANTHEA yang di garis edar planet bumi dibiarkan terkatung katung tanpa kendali, dengan hanya satu arah yang menghadap ke planet bumi, sampai sekarang. Cerita mengenai bangsa NIRRANTHEA menjadi legenda turun temurun, hingga akhirnya dikenal dengan sebutan NINI ANTEH. Cerita tentang Nini Anteh saat ini sendiri sudah sangat jauh dari cerita aslinya. Saat ini, masih ada stasiun kendali mereka di sana. Kadang-kadang merek, bangsa Nirranthe tersebut, juga suka pergi ke sana, dan membentuk visual manusia.

NIRRANTHEA dan Kisah Membelah Bulan

Benarkah Bulan pernah terbelah?

Pertanyaan banyak orang tentang apakah bulan pernah terbelah adalah topik yang menarik dan kontroversial. Ada beberapa pendapat yang berbeda tentang hal ini, baik dari sudut pandang ilmiah maupun agama.

Dari sudut pandang ilmiah, ada beberapa bukti geologis yang menunjukkan bahwa bulan memiliki sistem sesar atau retakan di permukaannya, yang mungkin disebabkan oleh benturan asteroid atau pengerutan kerak bulan. Namun, bukti ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa bulan pernah terbelah menjadi dua bagian atau lebih, karena tidak ada jejak pengelasan atau penyatuan kembali. NASA juga telah membantah klaim bahwa bulan pernah terbelah, dan mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal itu.

Dari sudut pandang agama, terutama Islam, ada ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan bahwa bulan pernah terbelah menjadi dua sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Ayat ini adalah Surah Al Qamar ayat 1 hingga 3, yang berbunyi:

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah Bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: ‘ (Ini adalah) sihir yang terus menerus’. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.

Beberapa ulama dan penafsir mengatakan bahwa ayat ini bersifat literal, yaitu bahwa bulan benar-benar terbelah menjadi dua bagian yang terpisah, dan kemudian menyatu kembali, sebagai bukti kebenaran kenabian Nabi Muhammad SAW. Beberapa lainnya mengatakan bahwa ayat ini bersifat metaforis, yaitu bahwa bulan tampak terbelah karena adanya gerhana bulan, atau karena adanya cahaya yang memantul dari benda lain, atau karena adanya ilusi optik, sebagai tanda akan datangnya hari kiamat.

Jadi, jawaban atas pertanyaan teman-teman tergantung pada sudut pandang dan keyakinan akang-teteh-sendiri. Apakah kalian lebih percaya pada penjelasan ilmiah atau penjelasan Pak Ustadz? Apakah kalian menganggap ayat Al-Quran sebagai literal atau metaforis? Apakah kalian memiliki bukti atau sumber lain yang mendukung pendapat kalian? Saya tidak bisa memberikan jawaban pasti, karena ini adalah masalah yang masih diperdebatkan oleh banyak orang. Yang bisa saya lakukan adalah memberikan informasi dan referensi yang relevan, dan membiarkan Anda menarik kesimpulan sendiri.

Penjelasan lain tentang peristiwa terbelahnya bulan

Seandainya benar bulan bulat dan dibuat bangsa prasejarah berteknologi tinggi seperti Nirrathea, maka wajar kalau Nirran bisa dibuka seperti sebuah bola raksasa yang dibelah dua, dengan sebuah engsel kokoh di sisi penahannya. Jadi maksud terbelah di sini bukan dipotong dua secara simetris lalu terpisah. Jika penjelasan ini benar, itu sebabnya di debu kosmik ada retakan yang memanjang. Dulu bangsa NIRRANTHEA di dalam proses maintenance NIRRAN suka membuat seperti terbelah terbuka ke pinggir. Jadi, bukan terbelah terpisah, tapi ada satu bagian yang masih menempel. Nirran bisa dibuka tutup dengan sejenis remote control untuk keperluan maintenance bagian dalam mesinnya.

Sebagai mesin atau pesawat raksasa buatan NIRRANTHEA, sudah tentu ada mesin di bagian dalamnya. Kalau ada alat kontrol berarti bulan harus punya sistem gravitasi sendiri agar tempatnya tidak bergeser dan terus disana. Sehingga, otomatis harus membuat gravitasi seperenam sampai seperdelapan planet bumi dan itu yang mengatur adalah mesin yang di dalamnya karena NIRRAN itu berongga. Karena NIRRAN juga berupa mesin, wajar jika NIRRAN berbeda dengan benda alami yang lain yang selalu berputar berlawanan arah dengan jarum jam. NIRRAN seolah tidak berputar, dan hanya satu sisi yang mengarah ke planet bumi. Pada saat posisi presisi lurus terhadap bumi, alias full NIRRAN, atau bulan purnama, maka ada gaya tarikan penyeimbang dengan planet bumi, yang sangat dipengaruhi adalah air laut. Juga kalau di tubuh manusia yang sangat terpengaruh adalah pheniletamin, dimana kalau itu terpengaruh libido jadi naik , makanya wajar kalau di sunnah kan puasa.

Penjelasan yang paling logis, seandainya bulan itu benar buatan bangsa Nirranthea ya, Rasul hanya menggunakan energi tubuhnya untuk mengaksis pembuka nirran dengan frekuensi tertentu yang tepat, seolah menggunakan remote control untuk membuat bulan menjadi terbelah atau terbuka. Sang Utusan atau Rasulullah tentunya punya energi yang cukup untuk mengakses teknologi bangsa NIRRANTHEA. Bahkan Rasulullah pun dengan mudah bisa mengakses bangsa Nirranthea, seperti orang bertelepati, seoleh berkata, “hai bangsa Nirranthea, minta izin ya untuk buka bulan, sebentar saja.. boleh ya,?”

Bangsa Nirranthea pun mengizinkan Sang utusan untuk membuka bulan. begitu kira-kira dongeng sederhananya.

Rasulullah SAW itu memiliki kitab Rahmatan Lil alamin, dan Rasulullah SAW sendiri merupakan rahmat Allah SWT yang luar biasa, jadi wajar kalau beliau mampu melakukan banyak hal karena energinya cukup.

BURAQ & NIRRANTHEA

Penjelasan arti Buraq versi awam

Entah kenapa dan entah sejah kapan, buraq dianggap hewan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai kendaraan saat peristiwa Isra Mi’raj. Bahkan banyak orang yang punya imajinasi yang aneh-aneh. Buraq kok malah digambarkan berkepala manusia perempuan cantik segala. Aneh,. Isra Mi’raj adaah perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian ke langit ketujuh. Orang jaman dulu menggambarkan uraq berbentuk seperti kuda, berwarna putih, bersayap, dan memiliki kecepatan seperti kilat. Buraq juga merupakan nama yang berasal dari kata Arab yang berarti kilat atau cahaya.

Banyak riwayat mengatakan bahwa Buraq didatangkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW setelah hati beliau disucikan. Nabi Muhammad SAW menunggangi buraq hingga sampai di Masjidil Aqsa, lalu mengikatnya di tempat yang biasa digunakan para nabi sebelumnya. Di sana, beliau bertemu dengan para nabi lainnya dan menjadi imam shalat untuk mereka. Kemudian, beliau melanjutkan perjalanan ke langit ketujuh bersama Malaikat Jibril, dan menerima perintah shalat lima waktu dari Allah SWT.

Buraq adalah salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kebenaran risalahnya. Buraq juga menunjukkan keagungan dan kemuliaan Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu di langit dan bumi.

Apakah ada penjelasan lain soal Buraq?

Penjelasan lain soal BURAQ

BURAQ adalah sebuah sistem pembuka portal untuk membuat shortcut antar ruang dan waktu, tetapi harus disesuaikan dengan DNA penggunanya. Dengan kata lain, harus disusun dulu DNAnya agar tidak berantakan waktu di wormhole. Di Al-Qur’an dikatakan di salah satu ayat, “wa samaa’i dzatil hubuuk” atau dan langit yang memiliki jalan-jalan. Ada satu riwayat bahwa Rasulullah SAW di belah dadanya oleh malaikat untuk di modifikasi. Disinilah kuncinya. Jadi, yang namanya BURAQ itu adalah sebuah sistem pembuka portal yang hanya Rasulullah SAW mampu membukanya karena energinya cukup dan badannya memenuhi syarat.

Karena NIRRANTHEA letak sangat presisi dan tidak kemana-mana, maka kalau benda alami akan sangat terpengaruh oleh alam jadi bisa berubah ubah sesuai dengan kondisi alam, namun kalau NIRRANTHEA tetap pada tempatnya dan tidak berputar-putar lagi. Kalau hubungannya dengan hijrah, adalah karena menurut pendapat Ali bin Abi Thalib itu adalah moment perpindahan yang harus diabadikan. Oleh karena itu, setelah rapat dengan yang lain, barulah hitungan di dasarkan pada NIRRANTHEA.

Sudah disebutkan di awal bahwa NIRRANTHEA ada mesinnya. Kalau ada alat kontrol berarti bulan harus punya sistem gravitasi sendiri agar tempatnya tidak bergeser dan terus disana. Sehingga, otomatis harus membuat gravitasi seperenam sampai seperdelapan planet bumi dan itu yang mengatur adalah mesin yang di dalamnya karena NIRRANTHEA itu berongga. Wajar kalau pada posisi presisi lurus alias full NIRRANTHEA, maka ada gaya tarikan penyeimbang dengan planet bumi, yang sangat dipengaruhi adalah air laut. Juga kalau di tubuh manusia yang sangat terpengaruh adalah pheniletamin, dimana kalau itu terpengaruh libido jadi naik , makanya wajar kalau di sunnah kan puasa.

Di luar angkasa tidak ada NIRRANTHEA lain yg memantulkan cahaya matahari. Peninggalan bangsa NIRRANTHEA sudah banyak yang dihilangkan oleh ATLANTEAN.

Comments

comments