Dropa Stone dianggap sebagai salah satu bukti keberadaan Bangsa BROPA, salah satu dari 4 bangsa besar yang hidup di semesta di luar bangsa MOSRRAM, TARX, dan ZNEZNELLA.
Dropa Stones, juga dikenal sebagai cakram granit Dropa, adalah objek yang terkenal dalam pseudoarkeologi. Disebutkan bahwa objek ini terdiri dari serangkaian cakram granit yang usianya diperkirakan 12.000 tahun. Cakram-cakram ini diyakini memiliki tanda-tanda terukir yang mengisahkan tentang kedatangan makhluk luar angkasa di Bumi.
Cerita mengenai Dropa Stones muncul pada Juli 1962 di majalah Jerman bernama Das vegetarische Universum. Cerita ini berdasarkan sebuah ekspedisi arkeologi yang dilakukan di pegunungan Bayan Har pada tahun 1937. Ekspedisi ini dipimpin oleh seorang arkeolog bernama Chi Pu Tei. Dalam ekspedisi tersebut, ditemukan sekitar 716 cakram granit yang memiliki hieroglif kecil yang diperkirakan berasal dari 12.000 tahun yang lalu. Selain itu, juga ditemukan peta bintang dan sisa-sisa tubuh makhluk yang memiliki kepala yang tidak biasa besar.
Setelah lebih dari dua dekade bekerja di “Akademi Prasejarah” di Beijing, para ahli arkeologi dan bahasa China konon berhasil menerjemahkan tanda-tanda yang terdapat pada cakram-cakram tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa cakram-cakram ini diukir oleh makhluk luar angkasa setelah kecelakaan mereka di wilayah perbatasan Sino-Tibet. Namun, kesimpulan ini ditanggapi dengan ejekan oleh banyak pihak. Salah satu ahli yang terlibat dalam hal ini, yaitu Tsum Um Nui, bahkan harus pergi ke Jepang dalam pengasingan diri dan sayangnya meninggal tidak lama setelahnya.
Cakram-cakram tersebut diklaim memiliki diameter hingga 1 kaki (sekitar 30 cm) dan memiliki dua alur spiral ganda yang berasal dari lubang di tengahnya. Di dalam alur tersebut, terdapat hieroglif yang dapat terlihat dengan menggunakan kaca pembesar. Namun, banyak sumber menganggap kisah mengenai Dropa Stones sebagai lelucon atau hoax.
Salah satu tokoh ufologi, Jacques Vallée dari Prancis, menganggap cerita ini sebagai kebohongan. Selain itu, tidak ada catatan resmi mengenai batu-batu tersebut dipamerkan di museum manapun di dunia. Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan keberadaan orang-orang yang diduga terlibat dalam penemuan dan terjemahan cakram-cakram tersebut. Semua hal ini turut menambah keraguan mengenai keaslian cerita mengenai Dropa Stones.
Benar, kisah Dropa Stones memang sangat menarik dan telah memancing imajinasi banyak orang. Namun, kebenaran di balik cerita ini masih menjadi topik perdebatan dan hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat yang dapat mendukung klaim tersebut. Banyak ahli sepakat bahwa cerita ini lebih cenderung merupakan fiksi daripada fakta. Oleh karena itu, penting untuk menyikapi kisah Dropa Stones dengan sikap skeptis dan kritis, serta melakukan penelitian lebih lanjut sebelum mengambil kesimpulan.