Dalam banyak ajaran spiritual dan agama-agama kuno seperti Hindu, Kejawen, dan Kapitayan, karma dapat menurun hingga ke anak cucu, bahkan hingga belasan generasi setelahnya. Biasanya, hal ini dapat ditandai dengan pola-pola berulang yang terjadi dalam keluarga. Misalnya, jika sebuah keluarga banyak mengalami perceraian, perselingkuhan, atau KDRT yang sudah ada sejak zaman kakek nenek atau bahkan sebelumnya, maka bisa dipastikan bahwa keluarga tersebut menanggung karma leluhur. Karma leluhur ini harus dihentikan; jika tidak, ia akan menurun ke generasi-generasi selanjutnya dan bisa merusak kualitas keluarga tersebut.
Karma leluhur ini baru bisa diputus jika dalam keluarga tersebut ada yang ditakdirkan sebagai pemikul karma leluhur. Pemikul karma leluhur biasanya akan menyadari bahwa ada pola-pola hidup yang salah dalam keluarganya dan mendedikasikan diri untuk menghentikan karma tersebut agar tidak berlanjut hingga ke keturunannya. Jika Anda mengalami beberapa atau semua tanda-tanda berikut ini, itu artinya Anda adalah pemikul karma leluhur, dan tugas besar Anda selanjutnya adalah menghentikan karma tersebut agar tidak menurun kepada anak cucu.
Pertama, seumur hidup Anda pernah mengalami sakit keras dan depresi besar. Ini terjadi secara tiba-tiba dan menjadi peristiwa besar dalam hidup Anda. Saking hebatnya depresi yang Anda alami, Anda bahkan merasa seolah-olah seluruh beban dunia ada di pundak Anda. Proses ini juga bisa dinamakan sebagai “Dark Night of the Soul,” di mana Anda mengalami banyak kesakitan dan masalah datang bertubi-tubi hingga membuat Anda depresi dan jatuh ke jurang kehidupan terbawah. Biasanya, setelah mengalami fase ini, Anda akan mengalami kebangkitan spiritual secara alami.
Kedua, Anda adalah anggota keluarga yang paling spiritual, paling sadar, dan paling cerdas. Mungkin Anda heran mengapa dalam keluarga Anda sepertinya hanya Anda yang mengerti spiritual dan memiliki kesadaran yang cukup tinggi. Anda juga bertumbuh menjadi anggota keluarga yang sangat cerdas, bahkan pola pikir Anda melampaui pola pikir anggota keluarga yang lain. Jangan heran, karena bisa jadi Anda menanggung tugas sebagai pemikul karma leluhur dan harus memutus rantai karma ini agar tidak merusak generasi selanjutnya.
Ketiga, Anda adalah anggota keluarga yang paling sering ketiban sial dan kerap terjebak dalam situasi buruk. Dalam keluarga, Anda mungkin merasa kenapa sejak kecil selalu menjadi anak yang paling sengsara, sementara saudara-saudara Anda berkecukupan. Anda kebagian melaratnya, dan saat saudara-saudara Anda tumbuh besar dengan orang tua utuh, Anda malah lahir saat orang tua bercerai. Jika Anda berada di fase ini, jangan terlalu bersedih, karena bisa jadi Anda sedang memikul tugas untuk menyadari karma leluhur dan memutusnya.
Keempat, Anda nampak berbeda dari anggota keluarga yang lain. Contohnya, ketika mayoritas anggota keluarga memilih jadi PNS, Anda malah tidak suka jadi PNS dan memilih kerja sendiri. Anda mungkin juga memiliki pemikiran yang sangat berbeda dengan mayoritas anggota keluarga, sehingga kadang Anda dicap bandel atau aneh. Bahkan, kadang saking jeniusnya, Anda dikira mengalami autisme atau gangguan lainnya.
Kelima, Anda punya beberapa keanehan. Anda merasa bahwa karma leluhur itu benar-benar nyata dan tanpa sadar berusaha mencari jalan keluar untuk memutus karma ini. Anehnya, anggota keluarga Anda yang lain tidak ada yang menyadari karma leluhur ini. Kalaupun ada yang menyadarinya, mereka biasanya tidak seantusias Anda dalam menghentikannya. Anda khawatir karma leluhur ini akan menurun ke generasi selanjutnya dan merugikan keluarga.
Keenam, Anda berpikir bahwa karma leluhur ini akan merugikan Anda, dan Anda takut akan konsekuensinya. Dalam kasus yang saya amati, karma leluhur ini benar-benar merugikan manusia, meskipun kita tidak menyadari bahwa itu adalah karma leluhur. Ini terjadi karena karma leluhur tersimpan dalam DNA kita, yang sebenarnya adalah warisan dari leluhur kita yang merekam karma mereka dalam DNA mereka juga.
Ketujuh, Anda adalah anggota keluarga yang cukup positif dan memiliki vibrasi yang tinggi. Anda sebenarnya adalah anggota keluarga yang baik, bahkan termasuk kategori seorang empati. Namun, karena Anda kerap menjadi korban dari karma leluhur, kebaikan dan potensi Anda kadang tidak kentara dalam keluarga. Bisa jadi, semasa kecil atau muda, Anda termasuk anggota keluarga yang berkali-kali diremehkan.
Kedelapan, Anda terobsesi dengan mitos-mitos seputar karma. Anda ingin mempelajari cara kerja karma lebih lanjut dan berusaha mendedikasikan diri untuk hidup lebih baik.
Kesembilan, Anda merasa bahwa meskipun karma leluhur itu eksis dan merugikan keluarga, karma leluhur ini justru membuat Anda bertumbuh dan meningkatkan harapan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Anda menyadari bahwa dalam keluarga Anda ada karma leluhur yang harus dihentikan. Kini, Anda melatih diri sendiri supaya lebih sadar, eling, waspada, dan mau menyembuhkan diri. Anda juga mempelajari pola-pola dan sifat buruk berulang dalam keluarga serta apa yang menjadi inti atau penyebab permasalahan berulang dalam keluarga. Anda mendedikasikan diri agar tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dilakukan oleh leluhur atau orang tua Anda. Anda memperbaiki sifat-sifat buruk Anda, menyembuhkan luka-luka Anda sendiri, dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.
Karena Anda kini bertumbuh dan berkembang, sebagai konsekuensinya, di masa depan Anda berpeluang untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik daripada leluhur atau orang tua Anda. Bahkan, bisa jadi taraf hidup Anda lebih tinggi dibandingkan anggota keluarga yang lain. Anda juga bisa melahirkan generasi baru dengan DNA yang lebih baik dan berpotensi memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan leluhur-leluhur Anda.
Lalu, bagaimana caranya kita bisa memutus karma leluhur ini? Apakah karma leluhur ini hanya berdampak negatif saja kepada Anda? Apakah ada sisi positif yang bisa Anda petik dari karma leluhur? Mengapa karma leluhur ini harus dihentikan siklusnya? Jika Anda mengalami kebangkitan spiritual dan senang mempelajari psikologi atau pengembangan diri, menghentikan karma leluhur ini akan menjadi lebih mudah. Kita bisa menghentikan karma leluhur sendiri dimulai dari diri kita sendiri dengan cara-cara yang mudah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, asalkan kita mau konsisten mengerjakannya.