Murajaah

Murajaah adalah metode belajar dalam Islam yang berarti mengulang kembali hafalan Al-Qur’an yang telah dipelajari sebelumnya. Istilah ini berasal dari kata Arab “rojaa yarji’u” yang artinya “kembali”. Dalam konteks menghafal Al-Qur’an, murajaah adalah proses pengecekan dan pengulangan hafalan untuk memastikan bahwa ayat-ayat yang telah dihafal tetap terjaga dan dapat dibaca dengan baik dan lancar.

Murajaah dilakukan dengan membaca atau menghafal kembali ayat-ayat Al-Qur’an, baik dengan membuka mushaf atau tanpa melihat mushaf, meskipun membaca dengan melihat mushaf juga dianjurkan untuk tadabbur (merenungkan) terjemah dan tulisan. Metode ini sangat penting bagi para hafiz dan hafizah untuk menjaga hafalan mereka agar tidak lupa dan untuk memperbaiki kesalahan bacaan jika ada.

Secara umum, murajaah adalah bagian penting dari proses tahfidz (menghafal) Al-Qur’an, yang membantu memperkuat hafalan dan memastikan kualitas bacaan Al-Qur’an yang dihafal.

Apakah Murajaah Bisa Menjawab Tantangan Zaman?

Murajaah, sebagai metode mengulang hafalan Al-Qur’an, memiliki peran penting dalam menjaga kualitas hafalan dan memastikan pemahaman yang mendalam terhadap teks suci. Dalam konteks modern, murajaah dapat dianggap sebagai alat yang membantu umat Islam untuk tetap terhubung dengan nilai-nilai agama mereka, terutama di tengah tantangan zaman yang serba cepat dan penuh distraksi.

Dengan melakukan murajaah secara rutin, seorang Muslim dapat mempertahankan kekuatan hafalan mereka dan meningkatkan kemampuan mengingat, yang bermanfaat tidak hanya dalam ibadah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, murajaah juga dapat menjadi sarana introspeksi dan refleksi diri, yang sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Dalam era digital saat ini, murajaah juga bisa didukung dengan penggunaan teknologi, seperti aplikasi pengingat hafalan, rekaman audio, dan grup belajar online, yang semuanya dapat membantu memudahkan proses murajaah dan menjadikannya lebih interaktif dan menarik.

Jadi, meskipun murajaah adalah metode tradisional, ia tetap relevan dan dapat diadaptasi untuk menjawab tantangan zaman, dengan memanfaatkan alat-alat modern untuk mendukung proses belajar dan menghafal Al-Qur’an.

Apa sih manfaat membaca Al Qur’an jika kita tetap tidak tahu artinya?

Membaca Al-Qur’an memiliki manfaat spiritual dan mental, bahkan jika seseorang tidak sepenuhnya memahami artinya. Beberapa manfaat tersebut meliputi:

  1. Pahala: Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an memberikan pahala kepada pembacanya, yang dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.
  2. Ketenangan Jiwa: Membaca Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan jiwa dan menghilangkan stres.
  3. Mendekatkan Diri kepada Allah: Meskipun tidak memahami artinya, membaca Al-Qur’an dapat membantu seseorang merasa lebih dekat dengan Allah SWT.
  4. Meningkatkan Konsentrasi: Proses membaca Al-Qur’an dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus2.
  5. Keberkahan Hidup: Membaca Al-Qur’an secara rutin diyakini dapat menambah keberkahan dalam kehidupan seseorang.

Meskipun demikian, memahami arti dan mentadabburinya sangat dianjurkan karena Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia, dan memahami maknanya dapat membantu seseorang mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Catatan:

Pahala dalam bahasa Arab adalah ajrun, yang berarti ganjaran untuk hamba Allah SWT yang mengerjakan amalan shaleh dan perkara-perkara yang makruf. Dalam konteks Islam, pahala adalah balasan baik dari Allah SWT atas amal baik yang dilakukan seseorang. Pahala ini menjadi tolak ukur bagi makhluk Allah SWT apakah mereka akan masuk surga atau neraka, tergantung pada timbangan amal baik yang lebih berat dari dosa yang dilakukan selama hidup di dunia. Pahala merupakan rahasia Allah, dan kita tidak bisa mengetahui seberapa besar pahala dari setiap kebaikan yang kita lakukan. Kewajiban kita adalah beriman dan bertakwa untuk meraih ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahala berarti balasan baik yang diperoleh karena perbuatan baik. Ini mencakup perbuatan baik yang termanifestasi lewat perbuatan jasmani, ucapan, maupun pikiran.

Makruf adalah istilah dalam ajaran Islam yang memiliki arti dan makna penting dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Secara etimologis, kata “maʻrūf” berasal dari akar kata Arab “ʻarafa,” yang berarti “mengetahui” atau “mengakui.” Dalam konteks Islam, makruf merujuk pada tindakan-tindakan yang dikenal secara umum sebagai baik, bermoral, dan sesuai dengan ajaran Islam.

Makruf sering digunakan untuk merujuk pada perbuatan baik yang diperintahkan atau dianjurkan dalam ajaran agama. Dalam Al-Qur’an, istilah ini muncul dalam beberapa ayat yang menekankan pentingnya melakukan perbuatan baik dan bermanfaat1. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Baqarah (2:83), Allah berfirman tentang pentingnya berbuat kebaikan kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makruf juga memiliki arti sebagai perbuatan baik atau jasa, dan dalam penggunaan lain, dapat berarti terkenal atau masyhur.

Comments

comments