Teman–teman tentu pernah dengan kisah Jaka Tarub. Dongeng rakyat yang sangat terkenal tentang manusia yang menikah dengan bidadari. Saya gak tahu persis, berapa jumlah bidadari yang diintip Jaka Tarub saat turun ke bumi. Waktu itu saya khan gak ikutan ngintip bareng dia. Dongeng-dongeng yang beredar menyebutkan angka 7. Ini pasti beneran 7? Bisa benar bisa gak. Tapi khan yang namanya dongeng itu bebas, toch pembaca dan pendengar dongeng juga gak ada yang protes. Kalau menurut kaidah kebiasaan bangsa Arab sih, 7 itu bisa diartikan sangat banyak. Gak masalah khan kalau pendongeng lain nyebutin jumlahnya 72? Kan sama-sama banyak.
Terlepas dari ini cuma dongeng, meski tetap aja banyak orang yang percaya bahwa kisah ini memang dulu pernah beneran terjadi, meskipun sifatnya memang cocoklogi dengan apa yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa pertanyaan yang ada di pikiran saya.
Pertama, Jaka Tarub itu siapa? Dia itu tokoh fiktif atau beneran pernah ada? Tinggal di mana? Siapa orang tuanya? Apa pekerjaannya? Hidup di jaman kapan? Orang Indonesia atau bukan?
Jaka Tarub adalah tokoh dalam cerita rakyat Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Dia adalah tokoh fiktif dalam cerita tersebut dan tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Jaka Tarub adalah sosok nyata.
Dalam cerita Jaka Tarub, tidak ada informasi yang spesifik mengenai orang tua Jaka Tarub. Namun, dalam beberapa versi cerita, disebutkan bahwa Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang hidup sendiri dan tidak memiliki keluarga.
Pekerjaan Jaka Tarub juga tidak dijelaskan secara rinci dalam cerita. Namun, dalam beberapa versi cerita, Jaka Tarub digambarkan sebagai seorang petani atau seorang pria biasa yang hidup dari pekerjaan sehari-hari.
Cerita Jaka Tarub diyakini berasal dari zaman kerajaan Mataram Kuno, yang berarti bahwa cerita ini dapat dikaitkan dengan sekitar abad ke-8 hingga ke-10. Namun, perlu diingat bahwa cerita rakyat sering kali memiliki aspek mitos dan legenda, sehingga tidak ada tanggal pasti yang dapat dikaitkan dengan kehidupan Jaka Tarub.
Kedua, para bidadari yang diintip Jaka Tarub itu siapa? Apakah mereka adalah para bidadari yang dirindukan oleh para pemburu syurga saat ini? Para wanita cantik yang kelak, konon katanya, disediakan bagi lelaki para penghuni syurga kelak? Ataukah bidadarinya Jaka Tarub itu cuma golongan bangsa jin, siluman, atau bangsa peri?
Dalam cerita Jaka Tarub, para bidadari yang diintip oleh Jaka Tarub adalah makhluk surgawi yang sering dihubungkan dengan dunia mitologi atau kepercayaan lokal. Mereka tidak secara spesifik dikaitkan dengan konsep bidadari yang dirindukan oleh para pemburu syurga atau sebagai wanita cantik yang disediakan bagi penghuni surga di masa depan.
Dalam konteks cerita Jaka Tarub, para bidadari tersebut lebih sering dihubungkan dengan mitologi Jawa daripada dengan konsep bidadari dalam agama atau kepercayaan tertentu. Mereka sering digambarkan sebagai makhluk surgawi yang memiliki kecantikan dan kekuatan magis.
Meskipun tidak ada penjelasan yang spesifik mengenai asal-usul para bidadari dalam cerita Jaka Tarub, mereka lebih sering dihubungkan dengan dunia mitos dan legenda, bukan sebagai golongan bangsa jin, siluman, atau bangsa peri.
Penting untuk diingat bahwa cerita rakyat sering kali memiliki unsur magis, mistis, dan fantasi yang tidak selalu memiliki penjelasan logis atau ilmiah. Dalam konteks cerita ini, para bidadari dianggap sebagai makhluk surgawi yang memiliki kecantikan dan kekuatan magis, tetapi tidak ada keterkaitan langsung dengan konsep bidadari dalam agama atau kepercayaan tertentu.
Berapa jumlah bidadari yang turun dan mandi di sungai bersama Nawang Wulan?
Dalam cerita Jaka Tarub, jumlah bidadari yang ikut mandi di sungai tidak secara spesifik disebutkan. Namun, dalam beberapa versi cerita, disebutkan bahwa terdapat sekelompok bidadari yang sedang mandi di danau atau sungai.
Meskipun jumlahnya tidak dijelaskan secara pasti, biasanya disebutkan bahwa ada beberapa bidadari yang turun ke dunia manusia untuk mandi. Salah satu bidadari yang paling terkenal dalam cerita ini adalah Nawang Wulan. Ia adalah bidadari yang menarik perhatian Jaka Tarub dan menjadi istri Jaka Tarub dalam cerita tersebut.
Jumlah bidadari yang ikut mandi dapat bervariasi tergantung pada versi cerita yang diceritakan. Namun, yang pasti adalah bahwa Nawang Wulan adalah salah satu dari mereka dan menjadi tokoh utama dalam cerita Jaka Tarub.
***
Mungkinkah para bidadari tersebut adalah alien yang turun dari planet lain?
Ini sih namanya imajinasi yang lebih liar lagi. Dalam konteks cerita Jaka Tarub, tidak ada indikasi atau keterangan yang menyebutkan bahwa para bidadari tersebut adalah alien yang berasal dari planet lain. Cerita Jaka Tarub adalah cerita rakyat Indonesia yang memiliki latar belakang mitos dan legenda dalam budaya Jawa.
Alien, dalam konteks umum, merujuk pada makhluk atau entitas yang berasal dari luar Bumi atau planet lain. Namun, dalam cerita Jaka Tarub, para bidadari tersebut lebih dikaitkan dengan dunia surgawi atau mitologi Jawa daripada dengan konsep alien.
Penting untuk diingat bahwa cerita rakyat sering kali memiliki unsur magis, mistis, dan fantasi yang tidak selalu memiliki penjelasan logis atau ilmiah. Dalam konteks cerita ini, para bidadari dianggap sebagai makhluk surgawi yang memiliki kecantikan dan kekuatan magis.
Jadi, dalam cerita Jaka Tarub, para bidadari lebih sering dihubungkan dengan mitologi dan kepercayaan lokal daripada dengan konsep alien dari planet lain.
Saya sih cenderung beranggapan bidadari tersebut adalah manusia dari planet lain atau bangsa alien. Seru Khan? Jadi mirip cerita PK yang diperankan oleh Aamir Khan. Pesawatnya dikamuflasekan dalam bentuk awan yang biasa dilihat manusia bumi. Tapi di sini bedanya, para aliennya cewek semua dan parasnya cantik cantik. Mereka turun dari pesawat untuk misi tertentu. Selendang mereka itu semacam teknologi untuk memanggil pesawat yang bisa membawa mereka pulang.
Bidadari bernama Nawangwulan yang diperistri oleh Jaka Tarub bisa menanak sebutir nasi jadi banyak karena kesaktian atau teknologi?
Yang namanya dongeng mah semuanya serba mungkin. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa jaman Jaka Tarub hidup itu satu bulir padi itu besar-besar. Jadi kecil-kecil kayak sekarang itu lantaran ulah Jaka Tarub. Ada juga dongeng yang bilang, butir padinya sudah berukuran kecil seperti sekarang, tapi dengan kesaktian Nawang Wulang, dia cukup memasak 1 butir per hari untuk memenuhi kebutuhan makan satu keluarga. Itu sebabnya Jaka Tarub gak perlu kerja keras di sawah dan ladang. lumbung padinya selalu penuh karena beras-berasnya sangat awet.