Kenapa banyak orang menyesal migrasi ke Kartu Halo? 

Kenapa banyak orang menyesal migrasi ke Kartu Halo? 

Lucu juga lihat komentar komentar di tiap postingan akun Telkomsel di Facebook. Isinya hampir 100% caci maki dari orang orang yang merasa kecewa dan merasa dikadalin sama Telkomsel. Rata-rata keluhannya hampir sama. Mereka kecewa karena merasa tidak ada benefit apapun yang mereka rasakan setelah migrasi dari simpati dan kartu As ke kartu Halo.

Saya paham kekecewaan mereka, karena saya pun agak menyesal kenapa juga mau terbujuk rayuan telemarketing Telkomsel untuk migrasi dari kartu As yang telah saya pakai lebih dari 10 tahun, ke halo pascabayar. Saat itu saya gak keberatan. Drngan tagihan 110Rb per bulan, toch rata rata pemakaian paket data dan paket telepon juga kurang lebih segitu. Hal lain, saya juga cukup terbantu dengan tambahan 40 menit telepon ke operator lain.

Kenyamanan saya di Kartu Halo mulai terasa saat pandemi melanda negara kita. Di masa pandemi ini banyak yang pasang wifi di rumah untuk keperluan work from home dan pembelajaran jarak jauh. Saya pun begitu. Orang juga banyak yang menghabiskan waktu di rumah daripada di jalan. Pemakaian kuota selular jauh berkurang.

Kenapa sih mereka pada ngomel ngomel? Mungkin ini beberapa alasannya, yang pada intinya sih, jadi lebih mahal dibanding kartu prabayar.

Pertama, skema tarif prabayar tetap dirasa lebih murah dibanding pascabayar. Beda banget dengan dulu di awal tahun 2000-an, saat pascabayar terasa lebih murah bagi orang-orang yang pemakaian pulsanya di atas 200rb. Setelah jaman internet dan smartphone, berapa persen ya pemakai selular yabg tagihannya di atas 200rb?

Kedua, di masa pandemi ini, semakin banyak orang yang pasang internet kabel kapasitas unlimited di rumahnya. Orang-orang juga makin banyak yang melakukan aktivitasnya di rumah. Akibatnya, paket data kartu Halo yang tiap bulan aktif secara otomatis jadi banyak yang gak kepake. Saya pribadi sering ngalamin. Dari kuota 15 GB, rata-rata terpakai gak jauh dari 5 GB. 10 GB sisanya ya hangus. Seandainya saya masih pakai kartu Prabayar, gak kemubaziran ini bisa dicegah. Cukup aktifkan paket minimalis aja, misalnya 2 GB dengan biaya kurang dari 50 ribu. Khan jelas lebih hemat anggaran dibanding bayar kartu Halo Rp. 110.000,- per bulan.

Yang bikin orang ngamuk-ngamuk, Telkomsel gak memberi celah sedikitpun pada pelanggan untuk balik ke kartu prabayar. Yang keberatan dengan tarif kartu Halo, terpaksa ganti kartu dan ganti nomor. Mending kalau nomornya gak istimewa. Banyak orang yang terpaksa bertahan karena nomor yang dia pakai udah lama banget dipakai, udah dipakai di mana-mana.

 

Comments

comments