Takut adalah permainan pikiran akibat membayangkan sesuatu yang belum terjadi. bila kita cerdas, kita bisa memanfaatkan rasa takut agar menjadi manusia baik dan benar, agar nanti ditanya di akhiratnya menjadi lancar. Apabila kita sudah mencapai tahapan kecerdasan lebih tinggi, semua perbuatan baik kita dan amal ibadah kita, tidak berlandaskan ketakutan seperti ini, akan tetapi berlandaskan “Hanya Karena Allah”. Jadi kita melakukannya dengan ikhlas tanpa takut apapun, tanpa mengharapkan imbalan apapun, tanpa memikirkan syurga dan neraka, karena itu urusan Allah SWT. Kita akan belajar seperti matahari yang selalu memberi sinar pada siapapun dan apapun tanpa mengharapkan timbal balik dari yang diberi sinarnya, sebagimana Allah SWT selalu memberi pada cipaannya, meskipun yang diberinya itu kufur kepada-Nya.
Pos Terkait
-
The Competition Is Destructive Culture
Let’s consider the natural rules that are in us. Starting from the human body, each cell and organ grow together since the fetus. The following are lessons we can take. No fellow blood cells compete with other blood cells and try to defeat other blood cells. There are also no blood cells that try to …
-
Sebuah Pelajaran dari Mang Jonih
Kami mempunyai WhatsApp Group keluarga. Tidak dipungkiri, WhatsApps group merupakan salah satu sarana untuk membangun dan mempererat silaturahmi antar anggota keluarga. Saya pun bisa lebih mengenal anggota keluarga kami yang sehari-hari jarang bertemu. Namun, keindahan silaturhami keluarga begitu mudah ternoda ketika ada salah satu anggotanya mulai memposting isme politik dan keagamaan yang dia yakini, di …
-
Ternyata Takut Itu Diajarkan
Saya mau nanya neh sama pembaca, takut nggak sama kecoa? Jawaban tentu macam-macam…. Ada yang bilang takut “Hiih… gilaaa!”, sambil ambil nginjek-nginjek pake sandal sampai pejet… Ada juga yang bilang “Saya mah nggak takut ih, cuma geli” Tapi ada lho orang yang phobia kecoa, takut setengah mati sampai terkencing-kencing saat nemu kecua lewat di depan …
-
Pembenaran Atas Nama Pembelaan Agama
Akhir-akhir ini, rasanya terlalu banyak pembenaran sekelompok orang yang mengatasnamakan pembelaan agama… Sedangkan gerakan sekarang benar benar sangat jauh dari contoh Rasulullah SAW yang begitu sabar ketika dihina. Rasulullah SAW, jangankan kitab-nya dihina, bahkan ketika Tuhan nya dihina pun, Rasulullah SAW selalu bersabar. Malaikat menawarkan gunung dibalikan, Rasulullah SAW melarang. Jadi sebetulnya….siapa sih yang dicontoh …
-
Filosofi Gula dan Kopi
Jika kopi terlalu pahit, siapa yang disalahkan? Gula, karena terlalu sedikit. Jika kopi terlalu manis, siapa yang disalahkan? Gula, karena terlalu banyak. Jika takaran kopi dan gula seimbang, siapa yang dipuji? Tentu semua akan berkata, “Kopinya mantap.” Di mana gula yang berandil membuat rasa kopi menjadi mantap? Mari ikhlas seperti gula, yang larut tak terlihat …