Pertanyaan ini sangat menarik, tetapi sayangnya kebanyakan orang akan sepakat berkata, “Gak mungkin lah bulan dibuat oleh manusia. Gimana caranya mereka bikin? Dibikin di mana? Cara naikinnya ke langit bagaimana? Dibikinnya dari bahan apa? Kalau dibikin dari bahan-bahan yang ada di planet bumi, jadi kopong dong bagian dalam bumi, bulan kan gede banget”
Memang masuk akal, sebab sampai saat ini, orang-orang yang dianggap ahli sejarah menyatakan, tidak terdapat bukti ilmiah yang mendukung gagasan adanya peradaban super modern di era prasejarah. Berdasarkan teori evolusi dari Charles Darwin, manusia modern merupakan hasil evolusi dari primata kuno, yang telah mengalami transformasi fisik, mental, dan sosial selama jutaan tahun. Kehidupan manusia prasejarah sangat berbeda dari kehidupan modern, tanpa akses ke teknologi maju yang kita nikmati saat ini.
Walaupun manusia prasejarah telah menunjukkan beberapa kemampuan dan inovasi, seperti pemahaman astronomi, pengaturan masyarakat, pembuatan alat dari batu dan logam, serta komunikasi melalui bahasa, namun ini masih dalam bentuk yang sangat dasar dan terbatas. Mereka belum mengenal konsep tulisan, angka, uang, listrik, mesin, internet, dan berbagai penemuan serta pengetahuan lain yang menjadi fondasi dari kehidupan modern. Oleh karena itu, sangatlah tidak mungkin bahwa kehidupan super modern pernah ada di zaman prasejarah, mengingat hal tersebut bertentangan dengan bukti sejarah dan ilmiah yang kita ketahui. Inilah pandangan yang umumnya diajarkan di sekolah dan dalam keluarga.
- Perjalanan Panjang Manusia Modern Sejak Zaman Prasejarah – Ruangguru
- 10 Pengaruh Kehidupan Praaksara dalam Sejarah pada Masa Kini – Tirto.ID
- Kehidupan Masa Perundagian: Kepercayaan, Ekonomi, Teknologi … – detikcom
- Teknologi dan inovasi prasejarah yang mendorong revolusi sejarah … – BBC
***

***
Pemikiran Out of The Box
Sejak misi Apollo pertama kali mendarat di bulan pada tahun 1969 berhasil, rasa penasaran banyak orang terhadap bulan yang awalnya mereka anggap ajaib dan menakjubkan mulai mereda. Di masa lalu, saat festival pertengahan musim gugur, orang-orang berkumpul di rumah sambil menikmati kue bulan sambil memandang bulan yang menggantung tinggi di langit dengan takjub.
Namun, setelah astronot mendarat di bulan, kita jadi tahu bahwa permukaan bulan sangat gersang, seperti gurun yang ditutupi debu kosmik dan sunyi. Yang menarik, setelah mendarat di sana, data-data yang ditemukan oleh astronot malah membuat ilmuwan semakin bingung tentang asal-usul bulan.
Sekarang, pemahaman ilmuwan tentang bulan sudah jauh melampaui apa yang pernah dibayangkan sebelumnya sebelum ada yang mendarat di sana. Temuan-temuan baru ini membuat kita semua berpikir ulang tentang asal-usul kita dan segala hal tentang alam semesta.
Studi Awal
Dari dulu, astronom di seluruh dunia udah ngamati bulan dengan teliti. Bentuk bulan yang bisa bulat sempurna atau sabit itu, selain inspirasi buat penyair, juga penting buat nentuin kapan harus nanem padi; kalender tradisional Tionghoa aja berdasarkan siklus bulan, yang 28 hari itu. Orang-orang jaman dulu udah sadar, bulan itu selalu nunjukkin satu sisi yang sama ke kita.
Kenapa ya? Setelah pengamatan yang lama, mereka sadar kalau bulan itu berputar, dan periode putarannya sama persis sama waktu yang dibutuhin buat mengelilingi bumi. Jadinya kita di bumi ini selalu lihat satu sisi yang sama dari bulan. Malah, bulan sama matahari itu kelihatannya seukuran loh. Pas ada gerhana matahari total, bulan bisa nutupin matahari pas banget. Ini karena jarak matahari ke bumi itu 395 kali jarak bulan ke bumi, dan diameternya juga sama, 395 kali diameter bulan.
Lalu timbul pertanyaan, apa bulan itu terbentuk secara alami? Tebakannya, nggak semua ilmuwan setuju.
***
Bulan sebenarnya berotasi, tetapi sangat lambat. Bulan membutuhkan waktu lebih dari 27 hari untuk melakukan satu putaran penuh pada sumbunya. Ini disebut rotasi sinkron, yang berarti bahwa bulan berotasi dengan kecepatan yang sama dengan gerak orbitnya. Karena itu, kita hanya melihat satu sisi bulan dari Bumi, yang disebut sisi dekat. Sisi lainnya, yang disebut sisi jauh, tidak pernah terlihat oleh kita.
Bulan juga berevolusi mengelilingi Bumi dalam orbit yang hampir melingkar. Bulan membutuhkan waktu sekitar 27 hari untuk menyelesaikan satu revolusi. Bulan berevolusi dengan arah yang sama dengan rotasi Bumi dan Matahari. Karena itu, bulan selalu menunjukkan sisi yang sama terhadap Bumi
- Does the moon rotate? | Space
- The Moon’s Orbit and Rotation – Moon: NASA Science
- Does the moon rotate? | Live Science
Bebatuan Bulan yang Lebih Tua
Nah, ketika misi Apollo mendarat di bulan pada tahun 1969 dan membawa sampel batuan bulan, hasil pengujian membuat orang semakin heran. Batuan bulan itu ternyata lebih tua daripada batu paling kuno di bumi, ada yang usianya hingga 4,6 miliar tahun!
***
Salah satu alasan mengapa di bulan banyak ditemukan batuan yang berusia sangat tua adalah karena bulan tidak memiliki atmosfer yang melindungi permukaannya dari hantaman meteorit. Meteorit-meteorit ini dapat membawa unsur-unsur mineral dari luar angkasa yang bercampur dengan batuan bulan. Selain itu, bulan juga tidak memiliki aktivitas geologis yang signifikan, seperti vulkanisme atau tektonik lempeng, yang dapat mengubah atau menghancurkan batuan lama. Karena itu, batuan bulan cenderung lebih terawetkan daripada batuan bumi.
- Batuan Tertua di Bumi Terbentuk karena Dampak Meteorit – KOMPAS.com
- 5 Fakta tentang Batuan Bulan, Bukti Bahwa Manusia Pernah ke Bulan
- Mengapa Fosil Hanya Ditemukan pada Batuan Sedimen? – Kompas.com
Rongga pada Bulan
Ada fenomena menarik lagi pas astronaut balik ke bumi dan tinggalin pendarat di bulan. Peralatan pengamat gempa yang mereka tinggal itu mencatat getaran di bulan yang berlangsung sampai lebih dari 15 menit. Seperti suara gong yang dipukul! Hal ini bikin sebagian ilmuwan berpikir, apa bulan itu berongga seperti gong itu ya? Kok bunyi getarannya bisa selama itu?
Banyak ilmuwan yang telah membantah hipotesis bahwa bagian dalam bulan itu berongga. Mereka menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hipotesis tersebut. Struktur internal bulan terdiri dari inti, mantel, dan kerak dengan komposisi yang beragam. Inti bulan terdiri dari bagian inti yang padat dan bagian luar yang cair, dengan diameter keseluruhan sekitar 660 km persegi. Mantel dan kerak bulan terbentuk dari magma yang mendingin dan mengkristal. Permukaan bulan ditutupi oleh batuan yang sangat tua, yang bertahan karena tidak adanya atmosfer dan aktivitas geologis yang signifikan untuk mengubah atau menghancurkan batuan tersebut.
Kalau memang benar bulan dibuat oleh manusia prasejarah, wajar kalau dalamnya berongga. Dalam rongga tersebut tentunya terdapat mesin sistem pengendali bulan tersebut.
- Bulan Berongga – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
- Mengenal Struktur Lapisan Bulan – Kompas.com
- 12 Fakta Menarik Tentang Bulan, Apakah Kamu Sudah Tahu? – detikcom
Bulan Berlapiskan Unsur Logam yang Sangat Keras
Terus, saat astronot mencoba untuk melakukan penggalian dan pengeboran di bulan, mereka mengalami kesulitan yang besar! Ternyata ada banyak unsur logam super keras di sana. Para ilmuwan pun mulai berpikir, bagaimana mungkin ada logam-langka yang memerlukan suhu sangat tinggi untuk meleleh di ‘planet dingin yang sunyi’ ini?
Siapa saja astronot yang mencoba melakukan penggalian dan pengeboran di bulan serta menemukan fakta bahwa permukaan bulan sangat keras?
Berdasarkan hasil pencarian web saya, ada beberapa astronot yang mencoba melakukan penggalian dan pengeboran di bulan serta menemukan fakta bahwa permukaan bulan sangat keras. Beberapa di antaranya adalah:
- Alan Shepard (Apollo 14) – komandan Apollo 14 dengan misi untuk menjelajahi permukaan bulan dan mengumpulkan sampel. Ia menggunakan sebuah palu untuk memasukkan sebuah tabung ke dalam tanah bulan, tetapi mengalami kesulitan karena tanahnya sangat padat dan keras. Ia juga membawa sebuah tongkat golf yang ia gunakan untuk memukul dua bola golf di permukaan bulan
- Edgar Mitchell (Apollo 14) – salah satu dari tiga astronot pada misi Apollo 14. Ia juga mencoba untuk mengebor tanah bulan dengan sebuah alat bor, tetapi hanya berhasil menembus sekitar 20 cm, jauh lebih sedikit dari target 2,5 meter. Ia mengatakan bahwa tanah bulan itu “seperti beton”
- David Scott (Apollo 15) – komandan Apollo 15 dengan misi untuk menjelajahi permukaan bulan dan memperoleh sampel tanah dan batuan. Ia menggunakan sebuah palu geologi untuk memecahkan sebuah batu besar yang disebut “Genesis Rock”, yang diduga berasal dari masa pembentukan bulan. Ia mengatakan bahwa batu itu “sangat keras” dan membutuhkan beberapa pukulan untuk memecahnya
Demikian beberapa astronot yang mencoba melakukan penggalian dan pengeboran di bulan dan menemukan fakta bahwa permukaan bulan itu sangat keras.
- 12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
- [Alan Shepard – Wikipedia]
- [Edgar Mitchell – Wikipedia]
- [David Scott – Wikipedia] : [Apollo 15 – Wikipedia]
Dan ada satu teka-teki lagi yang bikin penasaran, banyak kawah di bulan, tapi kok semuanya dangkal-dangkal ya? Kalo di bumi, tabrakan asteroid sebesar itu pasti bikin lubang yang jauh lebih dalam. Mungkin permukaan bulan itu keras banget. Jadi material bulan itu terbuat dari apa? Karena struktur permukaannya beda banget sama tanah dan batuan yang ada di permukaan bumi.
Mungkinkah Bulan itu Buatan Manusia?
Jadi tidak perlu heran jika ada dua ilmuwan dari bekas Uni Soviet yang pastinya menghebohkan dengan teori nyeleneh mereka. Mereka bilang bulan itu seperti spaceship super besar yang sudah dimodifikasi habis-habisan. Menurut mereka, ini menjelaskan semua fenomena aneh yang bulan tinggalkan untuk kita pelajari.
Ilmuwan Soviet yang berpendapat bahwa bulan itu seperti spaceship berukuran super besar adalah Mikhail Vasin dan Alexander Shcherbakov. Mereka adalah dua anggota dari Institut Astronomi Soviet yang pada tahun 1970 menerbitkan sebuah artikel berjudul “Apakah Bulan Penciptaan Alien?” di jurnal Soviet Sputnik. Dalam artikel tersebut, mereka mengemukakan hipotesis bahwa bulan adalah sebuah struktur buatan yang berongga di dalamnya, yang dibuat oleh peradaban luar angkasa yang canggih. Mereka berdasarkan pada beberapa anomali dan fenomena yang terjadi di bulan, seperti kawah yang dangkal, getaran yang berlangsung lama, dan unsur-unsur logam yang jarang. Mereka juga mengklaim bahwa bulan ditempatkan di orbit bumi dengan cara yang sangat presisi, sehingga selalu menunjukkan sisi yang sama ke bumi
Hipotesis Vasin dan Shcherbakov ini sangat kontroversial dan tidak diterima oleh kebanyakan ilmuwan. Banyak kritik dan penjelasan alternatif yang ditawarkan untuk menjelaskan fenomena-fenomena di bulan. Hipotesis yang paling umum diterima adalah teori dampak raksasa, yang menyatakan bahwa bulan terbentuk dari material yang terlempar dari bumi akibat tabrakan dengan sebuah objek seukuran planet Mars pada masa awal pembentukan tata surya. Teori ini dapat menjelaskan komposisi kimia, orbit, dan rotasi bulan.
- Is the Moon the creation of alien intelligence? – PravdaReport
- The Moon is an artificial satellite, and here’s the proof – Ancient Code
- Giant Impact Hypothesis – Wikipedia
- How the Moon Formed
- Wild Lunar Theories | Space
Teori ini gak main-main, dan udah bikin heboh diskusi banyak orang. Tapi, kebanyakan ilmuwan masih belum yakin buat setuju dengan ini.
Apa yang gak jadi pertanyaan lagi sih, itu soal bulan yang terlihat gak alami banget. Kayak ada yang atur, bulan ini selalu nunjukkin muka yang sama ke bumi tiap hari, dan kalo diliat sepintas ukurannya mirip banget sama matahari. Lapisan luarnya keras kayak kulit logam yang bisa tahan benturan bebatuan ruang angkasa. Gak masuk akal kalo ini cuma kebetulan alam.
Lalu, kalo dilihat dari bukti-bukti yang ada, bulan tampaknya kayak planet logam titanium yang besar dan berongga, jadi mungkin aja dulu bulan ini dibikin dan ditempatin di angkasa oleh manusia-manusia prasejarah yang menguasai teknologi yang sangat canggih.
Bayangin kalo dulu sebelum ada bulan, mesti gelap gulita dong ya langit malem di bumi. Mungkin aja manusia jaman dulu susah banget ngapain-apain malem-malem, jadi bikin ‘cermin’ alias bulan buat nyinari langit. Jadi, kalo kita lihat bulan yang asli, mungkin dulunya itu kayak bola metal yang cemerlang, dan mungkin jauh lebih terang daripada sekarang. Dengan waktu yang berlalu, debu kosmik dan batuan menutupinya, jadilah bulan yang sekarang.
Anehnya, ada begitu banyak fenomena tentang bulan yang masih bingungin dan ilmuwan gak berani ngakuin. Tapi, kalo kita buka pikiran dan mikir rasional, bisa ketemu banyak hal yang sebenarnya gampang banget dipahami. Dari semua bukti yang udah ilmuwan temukan, seharusnya udah pasti aja ni bulan adalah hasil karya manusia zaman batu. Tapi, kenapa kita gak langsung nerima aja kesimpulan ini? Mungkin karena ilmuwan takut ini tabrakan dengan teori evolusi.
Tapi, coba deh, evolusi manusia prasejarah yang ternyata canggih itu udah mulai keliatan dari penemuan-penemuan arkeologis. Ambil aja contoh tambang reaktor nuklir di Gabon, Afrika, yang katanya udah ada dari 2 miliar tahun yang lalu dan ternyata lebih maju daripada reaktor nuklir jaman sekarang. Harusnya kan, kebenaran itu yang jadi prioritas utama dalam riset ilmiah. Kalo kita berani lepas dari cara berpikir lama, siapa tau bisa ada breakthrough gedean dalam dunia penelitian ilmiah.