Benarkah Kencing Unta Berkhasiat Untuk Kesehatan?

Benarkah Kencing Unta Berkhasiat Untuk Kesehatan?

Air Kencing Unta dalam Perspektif Agama, Ilmu Pengetahuan, dan Masyarakat Modern

Bachtiar Nasir dan Kontroversi Air Kencing Unta
Bachtiar Nasir, seorang ulama dan aktivis di Indonesia, pernah menjadi sorotan karena pernyataannya mengenai khasiat air kencing unta. Dalam sebuah video yang beredar saat ia berkunjung ke Arab Saudi, Bachtiar Nasir terlihat meminum campuran air kencing dan susu unta. Ia menyebut bahwa minuman tersebut memiliki manfaat medis, seperti menyembuhkan kanker, memperbaiki pencernaan, serta memiliki efek antibiotik yang dapat mencegah penyakit seperti diare dan tipes. Pernyataan ini didasarkan pada interpretasi hadits tertentu, meskipun klaim tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pandangan Bachtiar Nasir bukanlah pendapat tunggal. Di kalangan ulama Indonesia, ada perbedaan pendapat mengenai status air kencing unta. Sebagian ulama menganggapnya sebagai obat yang diperbolehkan berdasarkan hadits, sementara yang lain menganggapnya najis dan hanya boleh digunakan dalam kondisi darurat ketika tidak ada alternatif lain. Diskusi ini lebih bersifat umum dan tidak terbatas pada individu tertentu.


Hadits tentang Air Kencing Unta

Ada beberapa hadits yang merujuk pada penggunaan air kencing unta sebagai obat. Salah satu hadits yang paling sering dikutip adalah riwayat Anas bin Malik RA, yang diriwayatkan dalam Sahih Bukhari (nomor 5686). Hadits tersebut berbunyi:

“Dari Anas bin Malik RA, bahwa orang-orang dari ‘Ukl mendatangi Nabi Muhammad SAW setelah menderita sakit akibat cuaca di Madinah. Lalu beliau SAW memerintahkan mereka untuk berobat dengan memakai unta, dengan cara meminum air kencing dan air susunya.”

Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menyarankan sekelompok orang yang sakit akibat perubahan iklim untuk meminum air kencing dan susu unta sebagai bagian dari pengobatan. Setelah sembuh, mereka justru melakukan tindakan kriminal dengan membunuh gembala dan mencuri unta. Nabi kemudian menghukum mereka sesuai hukum yang berlaku.

Baca Juga  Kontroversi Pagar Laut di Tangerang: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Hadits lainnya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad (nomor indeks 2545), yang juga menegaskan manfaat air kencing unta untuk kesehatan. Namun, kedua hadits ini tetap menjadi bahan diskusi dan perdebatan di kalangan ulama kontemporer.


Kontroversi: Najis atau Tidak?

Pertanyaan utama yang sering muncul adalah apakah air kencing unta termasuk najis atau tidak. Dalam Islam, status najis suatu benda sangat penting karena menentukan apakah benda tersebut boleh digunakan atau harus dihindari.

Pendapat yang Menganggap Najis

Mayoritas ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’i, dan Zhahiriyah menganggap air kencing hewan, termasuk unta, sebagai najis. Pendapat ini didasarkan pada hadits-hadits seperti:

Hadits Arab Badui yang kencing di masjid: Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar bekas air kencing disiram dengan air, menunjukkan bahwa air kencing dianggap najis.

Hadits siksa kubur: Nabi menyebutkan bahwa salah satu penyebab siksaan kubur adalah tidak menjaga diri dari air kencing.

Hadits istinja’: Nabi melarang menggunakan kotoran atau tulang untuk bersuci, yang menunjukkan bahwa kotoran dianggap najis.

Pendapat yang Menganggap Tidak Najis

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa air kencing hewan yang dagingnya halal dimakan (seperti unta) tidak najis. Pendapat ini didasarkan pada konteks hadits tentang air kencing unta yang digunakan sebagai obat. Namun, pandangan ini masih menjadi perdebatan.


Penelitian Ilmiah tentang Air Kencing Unta

Meskipun ada klaim tradisional tentang manfaat air kencing unta, penelitian ilmiah modern masih terbatas. Beberapa penelitian telah dilakukan, antara lain:

Efek Antibakteri dan Antimikroba

Sebuah studi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya menemukan bahwa urine unta memiliki potensi antibakteri dan antimikroba yang dapat membantu melawan infeksi.

Baca Juga  Apakah bangsa China, Jepang, dan Korea berasal dari Ras yang sama?

Efek Terhadap Penyakit Tertentu

  • Dr. Abdulrahman Al-Qassas dari Universitas Ummul Qura, Mekkah, menyebut bahwa air kencing unta dapat membantu menyembuhkan penyakit seperti hepatitis, diabetes, dan gangguan kulit.
  • Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan bahwa air kencing unta memiliki efek antiplatelet, antidiabetes, dan antiulcer.

Keterbatasan Penelitian

  • Meskipun ada temuan awal yang menjanjikan, penelitian ini masih bersifat eksploratif dan belum cukup untuk mendukung klaim medis secara luas. Menteri Kesehatan Indonesia sebelumnya juga menekankan perlunya penelitian lebih lanjut sebelum membuat kesimpulan definitif.

Pandangan Kritis dan Refleksi

Meskipun ada hadits yang mendukung penggunaan air kencing unta sebagai obat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Keabsahan Hadits
  • Hadits tentang air kencing unta dianggap shahih oleh sebagian ulama. Namun, perlu diingat bahwa hadits-hadits ini ditulis ratusan tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, validitas dan konteksnya perlu dikaji lebih mendalam.
  1. Relevansi dengan Zaman Modern
  • Klaim bahwa air kencing unta dapat menyembuhkan penyakit serius seperti kanker tampak bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Pengobatan tradisional harus dipertimbangkan secara hati-hati dan tidak menggantikan metode medis yang sudah teruji.
  1. Aspek Kebersihan dan Psikologis
  • Bagi banyak orang, konsep meminum air kencing unta mungkin terasa menjijikkan. Hal ini menunjukkan bahwa selain aspek agama dan ilmiah, faktor psikologis dan budaya juga memengaruhi penerimaan suatu praktik.

Kesimpulan

Penggunaan air kencing unta sebagai obat adalah topik yang kompleks dan kontroversial. Sementara ada hadits yang mendukung praktik ini, penelitian ilmiah modern masih terbatas dan belum cukup untuk memverifikasi klaim tersebut. Oleh karena itu, sebelum mempertimbangkan penggunaan air kencing unta untuk tujuan medis, penting untuk:

  1. Berkonsultasi dengan Ahli Kesehatan
    Jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan klaim tradisional tanpa mempertimbangkan bukti ilmiah.
  2. Menghormati Perbedaan Pendapat
    Topik ini tetap menjadi perdebatan di kalangan ulama dan masyarakat. Penting untuk menghormati pandangan yang berbeda tanpa memaksakan keyakinan pribadi.
  3. Menjaga Keseimbangan Antara Tradisi dan Modernitas
    Pengobatan tradisional dapat menjadi pelengkap, tetapi tidak boleh menggantikan metode medis modern yang sudah teruji.
Baca Juga  Manuver Politik di Balik Pembatalan Kenaikan PPN 12%: Strategi, Konspirasi, atau Keberpihakan pada Rakyat?

Akhirnya, sebagai manusia yang berakal, kita memiliki tanggung jawab untuk menelusuri kebenaran setiap informasi yang kita terima. Apakah air kencing unta benar-benar bermanfaat bagi kesehatan? Jawaban pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

 

Copyright © 2025 Belajar... Tumbuh... Berbagi