Jika kita sering menelurusi data-data internet yang berhubungan dengan sejarah peradaban manusia, kita seringkali menemukan batu-batuan bulat seperti bola dengan ukuran besar. Seperti yang saya tampilkan pada ilustrasi di atas. Gambar tersebut di atas adalah batu-batu bulat berukuran besar yang banyak ditemukan di Costa Rica.
Batu bulat raksasa tersebut, ternyata mengandung logam,. Setelah diteliti lebih lanjut, benda tersebut ternyata terbuat dari paduan logam dan batuan. Sebetulnya cukup banyak ilmuwan barat yang membahas dan meneliti benda-benda tersebut. Tapi nampaknya benda-benda tersebut masih menyimpan banyak misteri yang belum bisa terjawab dengan tepat.
Di Jalan Asia Afrika Bandung juga banyak ditempatkan batu-batu bulat besar yang bentuknya mirip dengan yang ada di Kosta Rika. Jumlahnya ada 109 buah. Tapi tentu saja sangat berbeda, dan gak ada istimewanya, jika dibandingkan dengan batu bulat besar yang masih menyimpan banyak misteri di berbagai belahan dunia, yang kita tampilkan di awal konten ini.




Banyak sejarawan yang masih bertanya-tanya, sebetulnya itu batu apa? Dengan cara apa dibuatnya? kok bisa bulat sempurna?
Seorang budayawan Indonesia, Kang Dicky Zainal Arifin, mengatakan bahwa batuan bulat di Kosta Rika tersebut adalah “Cangkang Dorphall”. Istilah Dorphal memang belum pernah diajarkan di sekolah.
Saya menemukan istilah Dorphal dari diskusi-diskusi peradaban nusantara di kalangan komunitas Lanterha. Meskipun demikian, bukti-bukti keberadaan Dorphall terdeteksi dengan alat-alat geolistrik yang digunakan para ahli Geologi yang terlibat dalam penelitian Gunung Padang. Para ilmuwan yang melihat dorphall menyebutnya dengan istilah “dragon ball”.

Dophal sendiri banyak ditemukan di berbagai negara, hanya saja apa istilah yang mereka berikan tidak pernah terekspos dalam literatur.
DORPHALL (baca : dorfal) merupakan sebuah relay ancient technology buatan nenek moyang bangsa Indonesia puluhan tahun yang lalu. Prinsip kerja Dorphal adalah memancarkan gelombang yang dinamakan ERSELNA yang berfungsi untuk memadatkan atau merapatkan molekular tanah. DORPHAL berisi nanotechnology dan rata-rata berbentuk bulat sempurna supaya bisa memancarkan gelombang ERSELNA ke segala arah dan mampu mendeteksi apapun yang terjadi di permukaan Planet dan membuat antisipasi yang dibutuhkan oleh Planet tersebut.
Apakah fungsi DORPHALL hanya untuk memadatkan molekular tanah saja? Banyak juga DORPHALL yang dibuat secara spesifik untuk kebutuhan tubuh manusia. DORPHALL juga bermanfaat untuk membantu akselerasi sel-sel tubuh manusia yang berlatih di sekitarnya dengan metoda yang tepat dan sesuai dengan karakteristik DORPHALL di tempat tersebut. Ada DROPHALL yang berfungsi untuk mempercepat regenari sel, untuk membantu proses pengobatan alami tubuh yang membuat mereka yang bisa memanfaatkannya dengan baik mempunyai tubuh dan kondisi kesehatan yang lebh baik. Ada juga DORPHALL yang berfungsi sebagai akselerator Mithokondria. Mungkin kita pernah mendengar orang-orang jaman dahulu sering berlatih di tempat-tempat tertentu agar lebih “sakti”? Sebetulnya mereka itu berlatih diu tempat-tempat yang beranomali magnetilk yang besar, yaitu di tempat-tempat yang banyak terdapat DORPHALL nya.
Kapan DORPHALL dibuat? Siapa Pembuatnya?
Ada kisah yang mengatakan bahwa DORPHAL tersebut dibuat oleh Bangsa LEMURIAN 40% pasca meledaknya Gunung ZHUNNDA. Salah satu fungsi DORPHAL memang untuk menahan dan meredam gempa-gempa besar yang terjadi akibat letusan gunung-gunung berapi, agar tidak terlalu besar.
DORPHALL dibuat dengan menggunakan teknologi ELLEMANPHATERA, yaitu teknoloigi untuk encampurkan unsur logam KRAIMAN dengan unsur batuan agar tidak menjadi karat dan rusak oleh korosi.
Molekular dari DORPHAL itu dibuat satu baris dan searah sehingga bisa menimbulkan gelombang magnetik sangat tinggi apabila terkena simulus dari gelombang lain, contohnya Radar. Setiap pemancar pasti ada DORPHAL sebagai akselerator untuk me-relay atau memancarkan sinyal.



Prinsip kerja DORPHAL adalah dengan cara melawan gelombang dengan gelombang. Contohnya jika terjadi gempa bumi maka gelombang ERSELNA pada DORPHAL akan memberikan reaksi secara otomatis untuk melawan gelombang gempa tersebut dengan cara memadatkan molekular tanah sehingga radius yang melewati gelombang ERSELNA tersebut menjadi mental kembali.
Molekular DORPHAL dibuat satu baris dan searah sehingga bisa menimbulkan gelombang magnetik sangat tinggi apabila terkena stimulus dari gelombang lain. Contohnya Radar, yang mengeluarkan atau menembakkan semacam gelombang dan akan direspon oleh DORPHAL, sebagai serangan maka akan terjadi counter attack yang menyebabkan semua mekanisme pesawat jadi mati kecuali pesawat tanpa Radar. Untuk pesawat yang memakai radar, diatas 8000 kaki masih tetap aman, tetapi disekitar 6000 kaki dan jika terperangkap jalur DORPHAL, maka akan terjadi serangan. Dibawah jalur itu juga aman. Inilah yang terjadi terhadap beberapa kasus kecelakaan pesawat terbang, seperti yang terjadi di Gunung Salak beberapa waktu yang lalu misalnya. Kejadian jatuhnya pesawat terbang yang sering terjadi di Gunung Salak dikarenakan adanya anomali magnetik. Hal itu bisa terjadi apabila jarak & ketinggian pesawat berada dalam radius pengaruh dari Anomali Magnetik tersebut. Para pakar tidak pernah tertarik menyelidiki jatuhnya pesawat terbang di wilayah tersebut dari tahun ke tahun, & menganggap hal itu adalah mistis. Anomali Magnetik tersebut mempengaruhi sistem pelontar radar sehingga menjadi distorsi bahkan kadang menjadi mati. Bahkan tidak menutup kemungkinan pesawat yang masuk dalam radius anomali tersebut kesulitan keluar yang akhirnya menabrak tebing. Korbannya sudah banyak, tapi tidak pernah diselidiki.
DORPHAL dibuat melalui sebuah teknologi bernama teknologi ELLEMANPHATERA yaitu sebuah teknologi untuk mencampurkan unsur logam KRAIMAN dengan unsur batuan agar tidak menjadi karat dan rusak oleh korosi. Casing DORPHAL tersebut diproduksi di daerah Costa Rica oleh Bangsa INCA pada waktu itu. Sedangkan mesin nanotechnology-nya di-implan-kan di NUSANTARA dan hasilnya dipasang diseluruh dunia di setiap gunung-gunung yang besar sebagai relay dan pasak atau penyeimbang ARDH GRUMMA (Planet Bumi) yang sebetulnya sangat mudah sakit-sakitan.

DORPHAL rata-rata terdapat di gunung yang besar dan tidak hanya terdapat di gunung yang aktif dan tidak aktif, namun efek DORPHAL juga ada di laut, bahkan DORPHAL di segitiga bermuda sangat kuat karena mampu membentuk wormhole.
Berkat adanya Dorphall-dorphall yang sudah terpasang di tempatnya, letusan gunung berapi pada masa sekarang tidak lagi sedahsyat letusan Guntung Tambora, atau gunung-gunung yang letusannya besar.
Gunung yang letusannya sangat dahsyat di masa dahulu terjadi karena Bangsa LEMURIA saat itu belum memasang DORPHAL, contohnya letusan Gunung ZHUNNDA.
Gunung yang memiliki DORPHAL diantaranya Gunung Gede, Gunung Ciremai, Gunung Merapi, Gunung Salak, Gunung PADRANG.
Di empat piramida bawah laut juga terdapat DORPHAL, yaitu di piramida tempat ARKHYTIREMA, GLABHINNARA, GHRIBADAR, RHINGGAMANA.
DORPHAL yang masih aktif masih banyak sekali terkubur di Nusantara namun banyak pula DORPHAL yang digali untuk diambil inti teknologinya sebagai sumber energi besar dan aman juga mahal.
Di Nusantara isi DORPHAL banyak dicuri oleh kaum penjajah seperti Jepang dan Belanda, karena mereka mengetahui keberadaan DORPHALL tersebut dari manuskrip-manuskrip yang mereka pelajari. Itu sebabnya dibeberapa tempat di Nusantara terdapat cangkang-cangkang DORPHAL yang sudah diambil teknologinya.
Kalau teman-teman pembaca pernah berkunjung ke Gua Jepang dan Gua Belanda yang berada di daerah Tahura Djuanda, Gunung Kunci Sumedang, dan lain-lain, gua tersebut digali mereka yang sedang berburu Ancient Technology. Jadi bukan gua tempat persembunyaian jaman perang ya.
Sumber :
- Glosarium Novel Arkhytirema
- Catatan-catatan pribadi hasil diskusi dan Open Dialog di Komunitas Hikmatul Iman / Lanterha
[…] Mengapa saat itu pilih Bali? Karena di Bali banyak terdapat Ancient Technology. Ada yang namanya Dorphal. Dorphal itu sudah terbukti mampu mengakselerasi sel tubuh kita. Dorphal adalah teknologi kaum […]