Apakah manusia bisa melihat jin dalam bentuk aslinya? Pertanyaan ini memang sudah banyak dibahas orang. Pada saat tanya sama Om Google pun, ternyata memang banyak sekali bermunculan berbagai blog dan postingan di Facebook yang membahas masalah ini.
Tapi terus terang saja, saya pribadi kurang puas dengan bahasan-bahasan di sana, karena kebanyakan hanya berteori berdasarkan tafsiran si pembahasnya. Dia memang mengutip dalil dari kutipan ayat Al Qur’an, hadits, dan penjelasan para ulama, namun tanpa bukti nyata yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, masuk akal, dan didukung dengan penelitian-penelitian yang menggunakan teknologi. Lho? Apa perlu dukungan teknologi? Ya iya lah, gan… Al Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, isi kandungannya tentu saja akan selalu sesuai dengan perkembangan jaman, karena memang didesain oleh Sang Maha Pencipta untuk menjadi pedoman hidup hingga akhir zaman. Kalau sudah merasa tidak sesuai, kita yang harus upgrade pengetahuan kita, jangan-jangan tafsirnya sudah tidak tepat. Tolong koreksi saya juga jika pemikiran saya kurang tepat. Namanya juga masih belajar. Lagipula, saya khan bukan Ustadz lulusan pesantren manapun.
Banyak orang, terutama para praktisi Ruqyah yang aktivitas sehari-harinya melakukan ritual permbersihan jin, berpendapat bahwa manusia tidak bisa melihat jin. Ada juga yang berpendapat bahwa jin bisa dilihat, tapi manusia tetap tidak bisa melihat jin dalam wujud aslinya.
Dalil Pertama, QS Al A’raf:27 :
[7:27] Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.
Terus terang, saya kurang setuju jika ayat di atas dijadikan pembenaran mengenai ketidakmampuan manusia untuk melihat jin. Ayat di atas jelas menjelaskan bahwa syaitan melihat kita dari tempat yang kita tidak bisa melihat mereka.
Pertanyaan dasar, apakah Jin sama dengan Syaitan? Kenapa banyak yang mensinonimkan Jin dengan Syaitan? Jin dan Syaitan adalah dua hal yang berbeda. Jin adalah makhluk. Sedangkan Syaitan adalah sifat. Sifat syaitan itu ada pada diri jin dan manusia. Jadi tentu saja Jin dan Syaitan itu berbeda.
Selama ini mungkin kita terbiaskan karena kutipan berbagai dalil-dalil berikut :
Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah. Karena mereka sedang melihat apa yang tidak kalian lihat.” (HR. Abu Daud, no. 5103).
Pertanyaan : apa yang dimaksud dengan “apa yang tidak kalian lihat?” Syaitan kah? ataukah cuma jin?
Rasulullah bersabda, “Apabila kalian mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari (kejahatan) syetan. Karena ia telah melihat syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pertanyaan, dalam hadits di atas, syetan yang dimaksud adalah syetan dari golongan jin atau golongan manusia? Pahami konsepnya yang benar, jin bukanlah sinonim dari syetan. Jin adalah makhluk, sedangkan syetan adalah sifat!
Perlu penjelasan lebih lanjut. Sebetulnya yang dilihat oleh itu syaitan atau jin? Terjemahan di atas memang syaitan. Tapi apakah faktanya memang demikian?
Dalil lain yang sering dipakai sebagai pembenaran ketidakmampuan manusia untuk melihat jin :
Imam Syafi’i rahimahulloh berkata, “Barangsiapa yang mengaku dirinya bisa melihat jin (dalam bentuk aslinya), maka kami tolak kesaksiannya kecuali dia seorang nabi.” (Kitab Fathul Bari: 4/ 489).
Penjelasan di atas bukanlah ayat Al Qur’an maupun Hadits, itu adalah pendapat ulama yang masih perlu banyak dikaji secara ilmiah. Faktanya, banyak kok teman-teman saya yang bisa melihat jin, lagipula keberadaan jin bisa dideteksi dengan mudah dengan bantuan teknologi.
Demikianlah berbagai dalilnya. Sekarang bagaimana dengan faktanya?
Berbicara masalah penampakan hantu, ada banyak pendapat yang menyatakan itu hanyalah tahayul dan tidak sedikit juga yang memprcayai hal tersebut. Namun yang pasti parapsikolog di Amerika yang mempelajari mahluk astral ini sudah sedikit banyak mengetahui bagaimana tahapan mahluk kasat mata dengan sifat elektromagnetik ini muncul di alam nyata (manusia). Berikut tahapannya.
Tahap Pertama: Orbs
Tahap ini ditandai dengan kemunculan Orbs
Orbs adalah pemunculan pertama dari Jin. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Jin terbuat dari Api yang sangat panas, maka apabila terjadi aktivitas mahluk tersebut dan cukup energi untuk mempengaruhi kelembaban udara, maka akan muncul titik-titik seperti air di atas. Untuk level orbs seperti ini, bisa dikatakan kekuatan mereka ( jin ) tidak begitu kuat. Tetapi mereka sudah cukup kuat untuk memberikan halusinasi pada manusia, berupa bayangan apapun yang manusia takuti.
Memang ada bantahan dari kalangan fotografi tentang Orbs ini. Tapi silahkan buktikan saja, apakah keberadaan Orbs yang tertangkap kamera anda selalu konsisten dengan kondisi tempat? Orbs ternyata banyak tertangkap kamera di tempat-tempat yang dianggap angker dan menakutkan oleh manusia.
Tahap Kedua: Ectoplasma
Tahap ini ditandai dengan kemunculan Ectoplasma
Ectoplasma adalah tahapan kedua pemunculan Jin. Kekuatan mereka sudah cukup untuk memadatkan dan menyatukan uap air di udara sehingga cukup untuk membuat bayangan asap dan memanjang seperti gambar di atas. Kekuatan mereka berasal dari ketakutan manusia dan dari manusia yang menyembah mereka seperti tukang minta-minta nomor pada setan atau dari mereka yang suka meberikan persembahan berupa suguhan suguhan kepada mereka. Tetapi sesungguhnya, bukanlah pengaruh dari suguhan yang manusia beri tetapi pengaruh dari energy manusia itu sendiri yang memohon pertolongan dan perlindungan dari mereka itu.
Tahapan pemunculan kedua dari Jin ini sudah memiliki kekuatan lebih besar dari Orbs. Pernahkah anda melihat hasil dari foto anda terlihat asap putih? Nah, asap putih itulah yang disebut Ectoplasma. Kekuatan dari Ectoplasma ini lebih besar dari Orbs. Ectoplasma sudah cukup untuk menggerak-gerakkan benda-benda ringan dan kecil.
Tahapan Ketiga: Vortex
Pada tahap ini ditandai dengan kemunculan vortex atau sering disebut penampakan.
Vortex atau Penampakan adalah tahap ketiga pemunculan Jin. Mereka memiliki kekuatan dengan level energy seperti ini dikarenakan kerjasama dengan manusia dalam bentuk sihir. Manusia yang mempelajari ilmu sihir, baik itu teluh, santet, ilmu kutuk, guna-guna, menyilap pandangan mata, susuk, ilmu ilusi seperti tali berubah menjadi ular dan sebagainya, pesugihan ( karena terus disembah oleh manusia ), itu memerlukan kerjasama yang sangat mendalam dengan mahluk Jin seperti ini.
Setiap hari energy manusia yang bersekutu dengan mereka akan mereka serap, sehingga cukup untuk membuat mereka mampu memasuki dimensi manusia secara nyata. Tidak perlu lagi mereka mengirimkan sinyal ke otak manusia, karena mereka bisa mewujudkan diri kapan saja dan dimana saja dalam waktu tidak terbatas siang atau malam.
Semakin mereka mempunyai energi yang kuat dari persekutuan mereka dengan manusia, maka dengan sangat mudah mereka masuk ke alam manusia dan tidak mengherankan apabila ada foto penampakan hantu yang sangat nyata (tidak samar) bahkan di siang hari, selain itu mereka mampu menggerakan benda benda yang lebih besar dan lebih berat, mampu mengapungkannya, tertangkap kamera dan melakukan kegiatan-kegiatan horor lain yang benar benar menyeramkan dan menakutkan.
Bagaimana Cara Kita Menyikapi Hal Ini?
Tanamkanlah keyakinan dalam diri kita, hantu dalam bentuk penampakan jin bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Ingatlah bahwa Sang Maha Pencipta telah menciptakan manusia dilebihkan atas makhluk-makhluk-Nya yang lain. Jangan pernah ajarkan anak-anak didik kita untuk takut pada hantu yang ada di film-film dan tayangan televisi. Faktanya belum pernah ada Jin yang bisa membunuh manusia. Apakah manusia dapat membunuh jin? Sebenarnya amat sangat mudah. Gangguan jin dapat kita musnahkan dengan menggunakan energi tubuh manusia itu sendiri, maupun dengan aplikasi teknologi buatan manusia. Gangguan jin dapat kita singkirkan dengan terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita pada Sang Maha Pencipta karena sesungguhnya dalam keimanan dan ketakwaan terdapat kekuatan.