Dongengnya sih begini:
Suatu ketika, Abdul Muthalib ‘pasrah’ dan lebih memilih menyingkir ketika mendapatkan informasi pasukan Raja Abrahah dari Habsyi (Ethiopia) yang perkasa hendak meng-agresi Makkah dan menghancurkan Ka’bah. Dia yakin, Allah sendiri yang akan menjaga rumahNya, Baitullah… Dan benarlah, Allah mengirimkan pasukan burung Ababil, yang merontokkan pasukan Abrahah yang ‘nggegirisi’ menjadi laksana dedaunan yang diserbu ulat grayak!
Qur’an menyebut peristiwa yang menewaskan Abrahah dan pasukannya dalam Surat Al-Fil. “Dan Dia mengirimkan kepada mereka “Toiron Ababil”, yang melempari mereka dengan batu-batu cadas yang terbakar, maka Dia jadikan mereka bagai daun dimakan ulat”.
Pendapat umum menyebut “Toiron Ababil” sebagai “Burung Ababil” atau “Burung yang berbondong-bondong”.
Buku “Sejarah Hidup Muhammad” yang ditulis Muhammad Husain Haekal mengemukakannya sebagai wabah kuman cacar (mungkin maksudnya wabah Sampar atau Anthrax – penyakit serupa yang menewaskan sepertiga warga Eropa dan Timur Tengah di abad 14).
Namun ada pula analisa yang menyebut pada tahun-tahun itu memang terjadi hujan meteor, hujan batu panas yang berjatuhan atau ‘terbang’ dari langit. Wallahua’lam.
***
***
Ternyata cerita tentang mistik atau klenik bertebaran dalam sejarah bangsa Arab tempo dulu. Ini bukan dongeng atau tahayyul belaka. Seandainya bangsa Arab tidak melihat burung Ababil menghancurkan Abrahah dan bala tentaranya atas izin Allah SWT, dengan kerikil panas dari neraka yang membara. Maka ketika ada seseorang menceritakan persitiwa itu kepada mereka, pasti mereka akan mengatakan Anda gila. Mereka akan mengejek, sebagimana mereka mengejek Muhammad, ketika beliau menceritakan bahwa dirinya telah isra’ dan mi’raj.
Kita semua tahu bahwa surat Al Fil bercerita tentang pasukan gajah Abrahah yang ingin menghancurkan Baitullah. Nah dalam hal ini, saya kira tidak ada salahnya bila kita coba lihat dari sisi Sains. Kebanyakan dari sisi SAINS, banyak yang mempertanyakan tentang hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Hilangnya batu yang dibawa oleh burung Ababil jatuh ke Bumi dan belum ada penelitian tentang itu; Jumlah burung Ababil yang terbang.Batu yang dipakai untuk menghanguskan pasukan gajah berasal dari neraka atau luar angkasa? Seandainya dari Neraka pasti Bumi sudah berlubang karena panasnya. Seandainya dari luar angkasa ,dari mana asal muasalnya?
Soal Gajah Abrahah
Tahun gajah adalah nama yang diberikan untuk tahun yang kira-kira sama dengan 570-571 Masehi. Tahun ini disebut demikian karena terjadi peristiwa penyerangan pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, seorang jenderal dari Kerajaan Aksum di Yaman, yang ingin menghancurkan Ka’bah di Makkah. Namun, pasukan gajah tersebut dihancurkan oleh burung-burung ababil yang dilepaskan oleh Allah SWT. Tahun gajah juga merupakan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang menjadi utusan Allah SWT dan pendiri agama Islam.
Ya, kerajaan Aksum di Yaman itu punya pasukan gajah. Kerajaan Aksum adalah sebuah kekaisaran yang berpusat di Ethiopia dan Eritrea, yang pernah menguasai sebagian wilayah Yaman pada abad ke-6 Masehi. Salah satu penguasa Aksum di Yaman adalah Abrahah, yang terkenal karena menyerang Mekah dengan pasukan gajah pada tahun 570 Masehi, yang disebut sebagai Tahun Gajah.
Gajah-gajah tersebut didatangkan dari Afrika Timur, tempat asal kerajaan Aksum. Gajah adalah salah satu simbol kekuasaan dan kemegahan kerajaan Aksum, yang sering digunakan dalam perang maupun upacara-upacara. Gajah-gajah yang dibawa ke Yaman adalah gajah Afrika, yang berbeda dengan gajah Asia yang lebih kecil dan jinak.
Gajah bisa hidup di jazirah Arab yang beriklim gurun, asalkan ada sumber air dan makanan yang cukup. Gajah adalah hewan yang membutuhkan banyak air dan makanan setiap hari, sekitar 150-300 liter air dan 200-600 kg makanan. Gajah juga bisa beradaptasi dengan berbagai jenis habitat, termasuk padang rumput, hutan, dan gurun. Namun, gajah juga rentan terhadap perubahan iklim dan ancaman manusia, yang bisa mengurangi populasi dan kesehatan mereka.
Gajah Robotik?
Ditinjau dari sisi science-fiction, ini bisa dihubungkan dengan Teori Ancient Aliens di History Chanel. Apakah pasukan gajah penyerbu kabah saat itu merupakan gajah biasa? gajah mutant? ataukah gajah robotic? Bisa jadi gajah pasukan Abrahah adalah robot-robot raksasa berukuran besar yang bentuknya menyerupai gajah. Kalau gajah beneran, alangkah repotnya membawa pasukan gajah dari kerajaan Aksum di Yaman ke Mekah yang jaraknya lebih dari 1000 km. Tentu harus disiapkan makan yang banyak.
Makanan pokok binatang gajah adalah tumbuhan, terutama rumput. Gajah juga memakan bunga, daun, buah-buahan liar, ranting, kulit pohon, dan akar. Gajah menyukai kalsium dan serat yang membantu pencernaan mereka. Gading gajah dimanfaatkan dengan baik dengan cara menusuk ke dalam batang dan merobek potongan kulit kayu.
Gajah adalah hewan herbivora yang membutuhkan banyak makanan dan air setiap hari. Gajah Afrika bisa mengonsumsi sekitar 250 kg makanan dan 60 liter air, sedangkan gajah Asia bisa mengonsumsi sekitar 150-200 kg makanan dan 40 liter air. Gajah juga menggali tanah untuk mendapatkan garam dan mineral yang dibutuhkan tubuh mereka.
Memangnya sepanjang perjalanan dari Aksum ke Mekah sejauh lebih dari 1000 km itu tersedia makanan gajah di sepanjang jalan? Berapa lama waktu perjalanan pasukan gajah dari Aksum ke Mekah? Berapa banyak makanan dan minuman yang harus disiapkan untuk gajahnya saja? Belum lagi soal iklim yang tandus dan panas sepanjang perjalanan tersebut.
Burung Ababil Itu apa?
Apakah burung Ababil itu? Apakah ia burung yang nyata? Atau hanya sebuah kiasan untuk menunjukkan adanya penyakit yang menyerbu Pasukan Gajah Abrahah?
Pendapat 1
Untuk orang-orang yang berpikir sederhana, peristiwa ini tidak bisa dipikirkan dengan logika, cukup imani saja. Burung ababil tersebut langsung diturunkan oleh Allah SWT dengan membawa batu-batu pijar dari neraka. Jadi nggak heran kalau pasukan gajah penyerbu pimpinan Raja Abrahah tersebut langsung hancur luluh lantah.
Burung ababil adalah burung yang disebutkan dalam Al Quran surat Al Fil ayat 3 sebagai burung yang diutus oleh Allah SWT untuk membinasahkan tentara bergajah yang hendak menghancurkan Ka’bah. Kata ababil berasal dari kata ‘ibalah’ yang berarti kelompok atau gerombolan besar. Jadi, burung ababil adalah burung-burung yang datang secara berkelompok atau berbondong-bondong.
Burung ababil memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda menurut beberapa riwayat. Ada yang mengatakan bahwa burung ababil memiliki paruh seperti kebanyakan burung lainnya, namun telapak kakinya lebih mirip dengan telapak anjing. Ada juga yang mengatakan bahwa burung ababil menetas dan bersarang di sebuah tempat antara langit dan bumi. Burung ababil membawa batu-batu yang panas dari tanah yang terbakar untuk dilemparkan kepada tentara bergajah.
Pendapat 2
Pertama kita lihat kutipan artikel Ma’rufin (Maspri, Supriyono”supriyono, maspri). Yang mengatakan. Secara garis besar saja, peristiwa ababil kemungkinan besar disebabkan oleh jatuhnya asteroid/meteoroid Besi (diameter 10 m) yang dihentakkan keluar dari orbitnya semula oleh gravitasi Jupiter ketika melewati Kirkwood gap di Main Belt Asteroids. Ia jatuh ke Bumi dengan kecepatan 17,5 km/detik, dari azimuth 315º dan ketinggian 20º bila dilihat dari Wadi Muhassir. Asteroid ini berubah menjadi bolide yang sama terangnya dengan Bulan purnama, untuk kemudian terpecah belah di ketinggian 12-an km dan terfragmentasi secara serempak di ketinggian 8-an km sehingga melepaskan energi kinetiknya sebagai ledakan berkekuatan ‘hanya’ 0,06 kiloton TNT. Ledakan ini kecil (hanya setara 60 kg dinamit saja), sehingga tidak memproduksi radiasi panas ataupun gelombang kejut yang berdampak serius terhadap grund zero dibawahnya, ataupun terhadap Makkah.
Fragmentasi serempak ini memproduksi butiran2 kerikil, sedikitnya 3 juta butir, yang kemudian jatuh menghantam wadi Muhassir pada area seluas 1,4 km persegi berbentuk ellips. Dengan asumsi hanya 80 % anggota pasukan yang terkena kerikil (dari jumlah keseluruhan 60.000 orang), maka tiap orang (rata-rata) dihantam 62 butir kerikil berdiameter 2,5 cm yang melesat secepat 300 m/detik. Padahal 1 kerikil yang secepat peluru itu saja sudah mematikan.
Pendapat 3
Pendapat lain yang menarik dikemukakan oleh Ir. H. Bambang Pranggono, MBA, IAI, seorang Dosen ITB yang merujuk pada tafsir Majmau’ul karya Ibnul Hasan At-Tabrisi yang menyebutkan bahwa burung Ababil itu datang berbondong-bondong dari laut, warnanya ada yang hitam, putih dan hijau. Dijelaskan bahwa setiap burung membawa tiga batu, satu digigit dengan paruhnya, dua digenggam dengan masing-masing kakinya. Mereka melempari pasukan gajah yang mau meruntuhkan Ka’bah. Yang terkena batu akan tertembus sampai kebelakangnya yang membuat tubuh gajah dan pasukan tersebut berlubang seperti daun yang dimakan ulat. Lubang itu bukankah mirip dengan luka-luka akibat tembakan peluru yang menembus dan membuat tubuh berlubang?
Hal yang menarik adalah penjelasan tentang cara burung membawa batu mengingatkan pada bentuk pesawat tempur yang aerodinamis mirip dengan pesawat F-15 atau Sukhoi SU-20. Pesawat itu membawa beberapa peluru kendali dibawah sayap dan moncong senapang mesin dibawah cockpit. Mungkin orang Arab tahun 570 M melihat pesawat tempur itu dengan mengatakannya burung karena keterbatasan pengetahuan mereka saat itu. Mungkin saja itu makhluk luar angkasa yang membawa pesawat tempur untuk menghacurkan pasukan gajah Abrahah.
Kemungkinan lain adalah berkaitan dengan teori lompatan waktu. Dimana suatu Skuadron Tempur dari negara Islam Abad 21 melakukan patroli diatas Laut Merah kemudian terjebak pada arus putaran waktu dan kemudian terbang diatas Ka’bah dan melihat ada pasukan gajah yang ingin menghancurkan Ka’bah kemudian mencegahnya dengan menjatuhkan peluru ke pasukan gajah tersebut. Apakah mereka bisa kembali lagi ke abad sekarang?, kemungkinannya tidak. Mereka terjebak pada masa lalu, kehabisan bahan bakar dan hilang dalam pusaran sejarah.
Kita berharap apabila suatu saat telah ditemukan teknologi mesin pemutar waktu hal ini akan terjawab termasuk dengan misteri para pemuda di gua seperti yang tertera dalam Surah Al-Kahfi dan misteri Atlantik semoga bisa terkuak.
Apakah menurut pembaca, Pak Bambang Pranggono berpikiran janggal? Tergantung kepada siapa kita bertanya. Penafsiran seperti science-fiction ini akan terasa masuk akal bagi orang-orang yang pernah mempelajari Fisika Modern mengenai Teori Relativitas hingga Fisika Kuantum. Tentu juga akan terasa aneh dan janggal bagi orang-orang yang membatasi pikirannya dengan pendapat para ulama terdahulu yang hidup lebih dari 10 abad yang lalu di mana pesawat terbang belum dibuat dan terlihat di jaman tersebut. Bagi saya, ini merupakan tafsir yang sangat menarik dan sangat out-of-the-box…
Pendapat 4 :
Ada sebuah kisah yang mengatakan bahwa Ababyl merupakan burung mutan yang bisa menembakkan bola-bola energi. Sebagian orang mengatakan bahwa ini adalah burung Phoenix. Burung yang mempunyai bulu-bulu yang indah tersebut juga punya kemampuan meregenerasi sel yang sangat cepat. Kalau benar burung ababil ini pernah ada, mungkin dianggap sudah punah, karena kita yang hidup di abad ke-21 ini tidak pernah menemukan burung ababil ini di manapun di planet bumi.
Teori ini juga mengatakan bahwa burung ababil tersebut tidak punah, melainkan dibawa ke Planet Lemurian bersamaan dengan pindahnya bangsa ini ke planet baru pasca pertempuran dengan Bangsa Atlantis. Ada yang mengatakan bahwa saat terjadi penyerangan pasukan Abrahah, ada intervensi dari Bangsa Lemurian yang saat itu sudah tinggal di Planet Lemurian untuk mencegah penghancuran Kabah. Mereka membuka portal dari planetnya ke planet bumi untuk mengerahkan pasukan Ababyl. Pasukan ababyl inilah melontarkan bola-bola api energi yang meluluh lantakan pasukan gajah tersebut.
Apakah kisah ini juga merupakan hasil buah pikiran dari orang yang berpikiran janggal juga? Mungkin iya mungkin tidak, tergantung anda pembaca golongan yang mana?