“Irhas” adalah konsep penting dalam Islam yang mengacu pada karunia khusus yang diberikan oleh Allah SWT kepada calon Rasul sebelum mereka diangkat sebagai utusan-Nya. Karunia ini berupa tanda-tanda kenabian atau keajaiban yang diperlihatkan pada seseorang sebelum mereka resmi diangkat menjadi nabi atau rasul. Dengan adanya irhas ini, Allah memberikan pengakuan awal atas kemuliaan dan keteguhan karakter calon Rasul, serta memberikan bukti nyata kepada manusia akan kemurahan-Nya dalam memilih utusan-Nya.
Beberapa contoh irhas yang dikenal dalam Islam memberikan gambaran yang menakjubkan tentang persiapan dan keistimewaan para calon Rasul sebelum mereka diangkat menjadi utusan Allah.
Nabi Muhammad SAW, sebelum menerima panggilan kenabian, mengalami peristiwa yang menggugah, seperti pembelahan dadanya yang dipersiapkan oleh malaikat untuk membersihkan hatinya, menciptakan fondasi yang suci untuk misinya yang besar.
Sejak kecil, tanda perlindungan Allah atasnya terlihat jelas saat ia sering dinaungi oleh awan, memberikan sentuhan ilahi yang melindungi dan memeliharanya dari segala bahaya.
Ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan, pasukan Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah mengalami kekalahan yang mengejutkan, menandakan bahwa dunia akan segera menyambut kedatangan utusan Allah yang agung.
Nabi Isa AS, sejak bayi telah menunjukkan keajaiban dengan kemampuannya berbicara, sebuah tanda yang luar biasa akan keistimewaan dan misi ilahi yang akan diembannya.
Nabi Daud AS, sebelum diangkat menjadi rasul, meneguhkan keberadaannya dengan mengalahkan Jalut, memberikan bukti awal akan kekuatan dan keteguhan yang diberikan Allah kepadanya.
Irhas-irhas ini bukan hanya menakjubkan, tetapi juga mengungkapkan bagaimana Allah secara misterius mempersiapkan dan menandai para calon Rasul sebelum mereka memulai perjalanan suci mereka sebagai utusan-Nya.
Karomah
“Karomah” adalah istilah yang melambangkan keajaiban atau keistimewaan luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang terpilih, seperti para wali atau orang-orang saleh. Keistimewaan ini bukanlah hasil dari kemampuan manusia biasa, tetapi merupakan tanda nyata dari kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang taat. Karomah berbeda dari mukjizat yang diberikan kepada para nabi dan rasul, karena karomah dapat terjadi pada individu yang menjalani kehidupan yang saleh dan taat kepada perintah Allah.
Sebagai contoh, kisah Maryam binti Imran menunjukkan sebuah karomah yang luar biasa, di mana ia selalu mendapati makanan di mihrabnya tanpa diketahui asal-usulnya, sebagaimana yang diceritakan dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 37. Karomah tidak hanya merupakan kejadian luar biasa, tetapi juga bisa menjadi ujian atau karunia tergantung pada respons dan sikap orang yang menerimanya. Karomah mengilhami kita untuk memahami bahwa kekuasaan Allah tidak terbatas, dan keajaiban-Nya bisa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari sebagai tanda kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang taat.
Maunah
“Maunah” dalam Islam merujuk pada bantuan atau kemampuan luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang sedang menghadapi kesulitan atau situasi yang sulit. Karunia ini dapat diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah, baik itu nabi, wali, atau mukmin biasa. Contohnya dapat dilihat dalam kisah ketika Nabi Ibrahim AS dibantu keluar dari api oleh Malaikat Jibril, sebuah tindakan luar biasa yang merupakan manifestasi dari kekuatan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang taat.
Maunah sering kali terjadi dalam situasi yang sangat mendesak, ketika seseorang tidak memiliki jalan keluar yang jelas atau saat keputusasaan menghampiri. Di saat itulah, Allah memperlihatkan keajaiban-Nya dan memberikan pertolongan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang memohon dan bertawakal kepada-Nya. Dengan Maunah ini, Allah menegaskan bahwa kekuasaan dan rahmat-Nya tidak terbatas, dan bahwa Dia senantiasa siap membantu dan melindungi hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
Mukjizat
“Mukjizat” adalah kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada para Nabi atau Rasul sebagai bukti kenabian dan kerasulan mereka. Mukjizat ini memiliki sifat istimewa yang berada di luar batas kemampuan akal manusia, dan tujuannya adalah untuk memperkuat keyakinan akan utusan Allah serta untuk melemahkan argumen orang-orang kafir. Selain itu, mukjizat juga dapat menjadi jalan keluar dari berbagai permasalahan bagi kaum muslimin.
Mukjizat dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
- Mukjizat Kauniyah: Jenis mukjizat ini tampak dan dapat diterima oleh panca indera manusia. Contohnya adalah ketika tongkat Nabi Musa AS berubah menjadi ular, sebuah kejadian luar biasa yang menyaksikan intervensi langsung dari Allah SWT dalam dunia fana ini.
- Mukjizat Aqliyah: Mukjizat jenis ini berkaitan dengan akal dan pengetahuan, dan sering kali berupa wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi-Nabi. Salah satu contohnya adalah Al-Quran, yang merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW. Keindahan dan ketidakmampuan manusia untuk menandingi keunggulan Al-Quran menjadi bukti konkret akan kebenaran kenabian Muhammad SAW.
Mukjizat berbeda dengan karomah, yang merupakan keistimewaan yang diberikan kepada perseorangan yang tidak memiliki status kenabian atau kerasulan. Mukjizat adalah tanda kekuasaan Allah yang luar biasa dan merupakan bukti nyata akan kebenaran risalah para Nabi dan Rasul.