Mempromosikan Produk Lewat WhatsApp Stories

Mempromosikan Produk Lewat WhatsApp Stories

Banyak ahli Digital Marketing Profesional berpendapat bahwa cara mempromosikan produk yang paling efektif di WhatsApp adalah dengan mengoptimalkan WhatsApp Stories. Alasannya, stories melibatkan ikatan personal yang paling kuat. Stories di WhatsApp hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang sudah saling save nomor kontaknya. Orang-orang di daftar kontak kita pun banyak yang suka saling memperhatikan isi stories. Jika dirasa menarik, mereka tidak sungkan untyuk bertanya dan berkomentar. Promosi via Stories dianggap jauh lebih sopan dan profesional dibandingkan dengan broadcast, apalagi jika kita masih nekad melakukan broadcast pada orang-orang yang tidak berteman dengan kita di kontak WhatsApp.

Kenapa broadcast pada orang-orang yang tidak kita kenal itu, yang prakteknya jauh lebih mudah dibandingkan dengan berbagi stories, justru tidak efektif? Alasan utama, kebanyakan orang tidak suka dijuali, mereka tidak suka menerima penawaran produk atau ajakan bisnis dari orang-orang yang tidak mereka kenal. Mereka menganggap tidak aman untuk berbisnis atau melakukan jual beli dengan orang-orang yang belum dikenalnya. Apalagi saat ini begitu banyak penipuan online yang dilakukan lewat handphone. Kedua, orang juga tidak suka dengan “spamming”.

Karena alasan itulah beberapa platform Social Media menyediakan sarana berbagi dan berpromosi melalui fitur Stories ini. Masalahnya, promosi lewat stories hanya akan efektif jika kita sudah mempunyai jumlah kontak yang cukup. Kalau data kontak kita cuma puluhan orang dari kelarga dan teman-teman terdekat saja sih, promosi via Stories gak bakal efektif. Berapa sih jumlah data kontak minimal supaya produk yang kita promosikan via Stories jadi laris manis? Minimal 2000 kontak tertarget. Wuih, banyak donk? Iya, data statistik realistisnya memang seperti itu. Supaya kontaknya cukup dan tertarget, bagaimana caranya? Kita butuh keluar dari zona nyaman untuk membangun database kontak atau melakukan kegiatan List Building. Itu sebabnya kenapa banyak orang yang malas berusaha menambah data kontak WhatsApp mereka. Mereka lebih suka jalan pintas melalui broadcast yang memaksa ini. Hal ini juga ditunjang dengan banyaknya aplikasi yang pendukung kegiatan broadcast spamming ini. Beberapa jenia aktivitas orang gak mau susah antara lain :

Cara pertama, cara manual, masuk ke group-gorup bisnis, rajin-rajin menyapa dan berusaha kenalan dengan orang-orang yang kita temui agar bisa saling save kontak. Cara ini ternyata diajarkan secara detail dan serius oleh Akademi Bisnis Digital. Meskipun cara ini jauh lebih sopan dari scraping-culik-broadcast, tapi banyak juga moderator group KulWA yang tidak suka kegiatan ini. Mereka gak rela group prospecting mereka digerilya para pelaku WhatsApp Marketing. Udah cape-cape promosi di medsos biar mereka bergabung di group Kulwa yang dia kelola, eh, kayak ada pihak ketiga yang mau ikut ambil keuntungan. Namun sebetulnya, selama orang yang kita japri menerima, saya rasa kegiatan seperti ini sih sah-sah saja, tapi tergantung groupnya juga sih. Kalau moderator group memang tidak mengizinkan japri anggota group, sebaiknya patuhi saja lah. Lain halnya jika anda ikut group bebas yang banyak ditemukan di Google,, atau ada yang memasukkan anda ke sebuah group bisnis dia, apalagi klo yang masukinnya orang yang gak anda kenal atau gak terdaftar di daftar kontak anda. 

Cara kedua yang banyak dilakukan para mastah internet marketing profesional adalah menggunakan teknik “Lead Magnet”. Cara ini jauh lebih elegan dan profesional, juga lebih tertarget sesuai dengan target market anda.

Banyak pelaku bisnis yang gak sabaran membangun database secara profesional ini. Kenapa? Karena susah buat dilakukan para pemula. Mereka lebih suka jalan pintas melakukan jalan pintas yang nyebelin. Seperti apa?

Pertama, mereka masuk ke group-group bisnis dan perdagangan, tanpa basa-basi mereka segera melakukan scraping data kontak dari group-group yang mereka ikuti tersebut. dengan bantuan software khusus.

Kedua, Setelah data-data kontak baru tersebut masuk ke sistem database, ada dua hal yang biasa mereka lakukan, mereka berusaha “menculik” data-data baru tersebut ke group yang mereka buat. Mulailah mereka membroadcast penawaran-penawaran mereka di group tersebut. Cara ini biasa dilakukan oleh para pelaku MLM atau Money Game.

Apakah software khusus untuk scraping dan broadcasting WA otomatis tersebut bagus? Bagus tidaknya tergantung bagaimana cara kita memakainya. Sebetulnya software tersebut manfaatnya akan sangat terasa jika digunakan secara profesional, seperti kegiatan Follow-Up yang dilakukan oleh para pelaku email marketing.

Jika dilakukan dengan cara “spamming”, jangan heran jika anda akan menemukan banyak caci maki, seperti :

“Hadeuh, Ini group apa? siapa yang masukin saya ke sini? Gak sopan amat!”

Atau orang-orang yang anda culik langsung pada keluar dari group sambil ngedumel.

Orang juga banyak gak senang di-broadcast penawaran-penawaran produk dari orang-orang yang gak mereka kenal.

Masalah lain yang bikin anda rugi, WhatsAppa anda dengan mudah terblokir jika banyak di-report oleh orang-orang yang gak suka broadcast anda.

Cara broadcast ini dulu memang dianggap efektif pada saat jaman kejayaan Blackberry Messenger di Indonesia. Ada nperbedaan besar antara broadcast lewat BBM dan lewat WhatsApp. Di BBM pun, kita hanya bisa membroadcast orang-orang yang memang sudah ada di daftar kontak kita, atau sudah berteman melalui proses “invite dan accept”.

Broadcast lewat software khusus ini banyak dilakukan terhadap orang-orang yang belum berteman dengan kita, karena didapat dari hasil “scraping”. Hati-hati saja, ini bisa membuat akun WhatsApp anda terblokir dan terpaksa ganti nomor lagi.

Comments

comments